VOTE & KOMEN [200]
*****
Reynal membuka pintu kamarnya, dia menunduk saat melihat satu dus pocky rasa stroberi. Reynal berjongkok dihadapan kotak itu, dia menelitinya dengan baik "Kenapa ada disini?" Tanyanya
Tidak ada nama pengirim, Reynal tidak tau itu dari siapa "Apa Papa yang beli?" Tanyanya
"Tapi kalau Papa yang beli kenapa gak langsung ngasih ke gue aja?" Pikirnya
Reynal membawa masuk satu dus pocky itu, dia kembali keluar kamar untuk berangkat kuliah. Reynal berjalan menuruni anak tangga
Reynal melihat pintu kamar Galih, dia masuk kedalam. Nuansa dari kamar itu menjadi berbeda dimata Reynal, "Gue pengen tidur disini" ucapnya
Reynal melihat sesuatu dibawah meja belajar Galih. Dia mengambil toples berisi permen "Boleh kan?" Reynal mengambil beberapa permen itu
Reynal berdiri dan melihat laptop Galih "Gal, sekarang gue bisa kuliah sendiri. Gue gak nungguin lo buat berangkat bareng" Reynal menggerakkan kakinya untuk merasakan sepatu yang Galih belikan
"Gue suka jadi saudara lo" tutur Reynal. Dia kemudian keluar dari kamar Galih
"Rey. Sarapan dulu" Reynal menoleh kearah meja makan. Santi dan beberapa maid ada disana
Reynal menggeleng, dia melewati ruang makan. Setidaknya dia sudah menjawab pertanyaan Santi kan? "Kalau duduk disana pasti langsung nangis" Reynal berjalan keluar rumah
"Rumah jadi sesepi ini?" Santi melihat semua makanan yang ada dimeja. Reza tidak ingin sarapan, Hafiz kembali seperti dulu, pemuda itu lebih memilih tinggal di apartemen, dan Reynal juga tidak ingin sarapan
"Selamat pagi Mas" Supirnya membuka pintu mobil. Reynal masuk kedalam mobilnya
"Ke jembatan" tutur Reynal
"Baik Mas" Mobil Reynal melaju meninggalkan rumah. Reynal menoleh kebelakang, sama seperti sebelumnya. Mobil bodyguardnya tetap mengawasi
Reynal mengeluarkan sesuatu yang ada didalam saku jaketnya "Hari ke 7" Reynal menatap perahu kertas ditangannya
Reynal keluar dari mobilnya setelah sampai dipinggiran jembatan. Reynal melihat seseorang yang duduk dipinggiran sungai
"Hafiz?" Reynal melihat Hafiz duduk termenung sambil melihat aliran sungai
"Impian lo Gal... lo seneng?" Reynal menatap perahu kertas ditangannya
'Lo tau gak? Gue pengen mati ditangan Mas Hafiz biar dia nyesel seumur hidup. Pasti seru'
Galih mengatakannya tanpa beban, dia bahkan tersenyum. Reynal masih bisa mengingat senyuman pemuda itu saat tidur bersamanya
Reynal berjalan kearah tangga batu untuk menuju kebawah, dia berdiri dibelakang Hafiz. Reynal menghela nafas begitu panjang, dia melewati Hafiz dan melepas perahu kertas yang dia buat
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR PART (Start Chapter 33) END
Novela Juvenil📌START FROM CHAPTER 33 AFTER BANNED tidak akan pernah menerimanya. "Bertingkah aja semau lo, gue gak perduli" ucapnya pada Reynal Reynal mengangguk, semua orang di keluarga itu tampak begitu kasar dan sulit dikendalikan "Lo sering dipukul?" Reynal...