37. KECURIGAAN

467 64 181
                                    

VOTE & KOMEN [100]

****Langkah Galih berhenti saat melihat seseorang didepannya, dia mengucek kedua matanya dengan cepat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
Langkah Galih berhenti saat melihat seseorang didepannya, dia mengucek kedua matanya dengan cepat

"Kenapa dia disini? Barusan disana!" Galih bergerak mundur. Orang didepannya mendekati Galih dan agak berlari

Galih berteriak saat tangannya ditarik "Mau kemana?!" Galih bergerak gelisah untuk melepas genggaman tangan itu

"Gal! Ini gue! Lo takut?" Hasbi melepas topinya

Bugh!

Hasbi reflek melepas tangan Galih karena kaki Galih menendang lututnya "Gal!" Hasbi berlari kencang mengejar Galih

Entah bagaimana Galih memiliki kekuatan lebih untuk berlari. Kepala Hasbi langsung menggeleng saat Galih berlari keluar dan mendekati jalan raya yang ada didepan rumah sakit

"GALIH! INI BANG ABI! GAL DENGER!" Hasbi berteriak

Yang tersisa didepan rumah sakit hanya terhitung 3 orang. Mereka tidak bergerak sama sekali karena merasa bingung

TIIIIIN

CIIIT_

Jantung Hasbi seperti akan berhenti saat melihat mobil yang masuk kedalam kawasan rumah sakit hampir menabrak Galih. Untungnya mobil itu mengerem dengan baik

Hasbi menghampiri Galih yang terduduk didepan mobil yang hampir menabraknya. "LO GILA?! JAWAB GUE!" Hasbi berteriak didepan wajah Galih

Plak!

Hasbi menampar pipi Galih dengan keras. "JAWAB GUE!" teriaknya

"Bang Abi" Hasbi menoleh, pemilik mobil itu adalah Gibran

"Anjing jantung gue jatoh!" Gibran ikut terduduk ditanah

Hasbi kembali melihat kearah Galih yang menutup kepalanya dengan kedua lengan. Hasbi lantas memeluk Galih, "Kenapa Gal?" Tanyanya, suaranya menjadi pelan

"Kenapa?" Jelas Gibran khawatir, keduanya merasa Galih mulai menangis karena suara tangisannya terdengar

Hasbi tidak mengatakan apapun lagi, dia mengelus punggung lebar Galih. "Kalau lo kayak gini terus, abang takut Gal" keluhnya

"Al?" Gibran mendongak saat menyadari kehadiran Alea dibelakang Hasbi

Alea berdiri mematung, "Bahkan lengah sedikit, dia bisa hilang Gib" suaranya begitu serak. Dia masih dalam rasa kantuk, dia berlari mencari Galih sepanjang koridor

Gibran mendekatinya, Gibran menarik Alea kedalam pelukannya. "Untungnya gue bisa ngerem cepet" ucapnya

Hasbi menunggu hingga Galih berhenti menangis, dia mengusap wajah Galih yang basah. "Ayo masuk" Hasbi membantu Galih untuk berdiri

OUR PART (Start Chapter 33) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang