49. INI BUKAN AKHIR

354 61 296
                                    

VOTE & KOMEN [200]

VOTE & KOMEN [200]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****
Malam itu

Galih menendang perut Hafiz, dia lekas berdiri. Galih bahkan menabrak Bi Ningrum yang berdiri didepan pintu masuk. Galih masuk kedalam mobilnya dan melaju dengan kencang

"MAS GALIH!" Teriak Bi Ningrum

Brugh

"Rey!" Hafiz menghampiri Reynal yang terduduk dilantai. Bi Ningrum melihat kearah Reynal yang tampak kesulitan bernafas

'Enggak, Mas Galih lebih penting' Bi Ningrum lebih memilih untuk berlari keluar gerbang. Dia melihat mobil yang baru saja berhenti, seorang laki-laki keluar dari mobil itu

"Permisi, berkas- "

"Tolong antar saya! Tolong kejar Mas Galih!" Bi Ningrum memegang kuat tangan laki-laki dihadapannya

"Hah?" Bingungnya. Berkas yang dia pegang langsung kusut

"Tolong! Saya minta tolong!" Mendengar tangisan Bi Ningrum, laki-laki dihadapannya langsung membawa Bi Ningrum masuk kedalam mobil

"Mas Galih dipukuli. Mas Galih disiksa" ucapan Bi Ningrum membuat pengemudinya semakin membawa mobil itu dengan cepat. Mobil Galih sudah tidak terlihat didepannya

'Apa Galih ke RS kemarin buat periksa kesehatan? Bukan buat jenguk temennya?' Dia semakin menginjak pedal gasnya

"Mas Galih pasti ke rumah Mas Hasbi" mobil itu berbelok, sesuai dengan arah yang Bi Ningrum sebutkan

Baru saja mobil itu berhenti di dekat kontrakan Hasbi. Bi Ningrum melihat mobil Galih kembali melaju meninggalkan kontrakan Hasbi

"Ayo Pak kejar!" Bi Ningrum tidak bisa tenang

"Kenapa Mas Galih pergi dari rumah Mas Hasbi?" Bi Ningrum menyatukan tangannya, berdoa agar Galih baik-baik saja

Lampu Merah

"Sial!" Bagas memukul setir mobilnya saat melihat lampu baru saja menunjukkan warna merah

"Apa gak bi-

"Bisa!" Mobil itu menerobos lampu merah, menyalip banyaknya kendaraan dengan kencang

"ITU MOBIL MAS GALIH!" teriak Bi Ningrum. Bi Ningrum melihat mobil Galih dipinggir jalan. Mobil Bagas berhenti, keduanya keluar dan berlari kearah mobil Galih

Pintu mobil Galih terbuka, namun Galih tidak ada didalamnya. Bi Ningrum berteriak memanggil nama Galih, dia mendekati jembatan dan melihat kebawah 

"MAS GALIH LOMPAT KEBAWAH PAK!" Bi Ningrum berteriak dengan panik. Dia melihat almamater Galih yang masih sedikit mengapung di permukaan sungai

Bagas tidak berpikir terlalu lama, pria berusia hampir 40 tahun itu tiba-tiba ikut melompat kebawah jembatan. Bi Ningrum kembali berteriak saat melihat itu

OUR PART (Start Chapter 33) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang