58. 70% Dari Ingatannya

354 57 273
                                    

VOTE & KOMEN [200] Rame langsung lanjut

VOTE & KOMEN [200] Rame langsung lanjut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Kenapa?" Galih lekas menggeleng, dia tidak jadi membuka gordennya. Galih menutup gorden kamarnya lagi

Galih meletakkan dua botol air minum, "Gue bisa" Reynal menahan tangan Galih yang akan membuka tutup botol miliknya

Reynal mengambil sesuatu dari dalam tasnya. Benda berwarna pink "Lo beliin ini buat gue" Reynal membuka tutup botolnya menggunakan alat yang sempat Galih belikan

Galih menarik tangan kanan Reynal "Pas jatuh tadi pagi, lo luka?" Tanyanya

"Sedikit" Reynal memperlihatkan telapak tangannya yang memerah

Galih berdiri dan berjalan kearah lacinya, dia mengambil plaster kecil. Galih menempelkan plaster itu ditangan Reynal "Dulu gue sering ngelakuin ini?" Tanyanya

"Em" Reynal mengangguk

Galih langsung melihat Reynal "Terus kenapa lo bilang mau ngelindungin gue? Bukannya dari awal gue yang selalu ngelindungin lo?" Tanyanya

Reynal mengangguk "Ada banyak hal yang gak bisa gue jelasin Gal. Terlalu menyeramkan buat kita berdua" ucapnya. Mendengar itu Galih ingin bertanya lagi namun Bi Ningrum terlanjur datang

"Susu dataaaang" Bi Ningrum membawa dua gelas susu

"Ibu udah makan?" Tanya Galih

"Sudah. Ibu mau liatin kalian makan aja" jawab Bi Ningrum

Reynal melihat Galih dari samping, senyumnya mengembang begitu saja hanya karena melihat Galih mengunyah makanannya

Galih menyadari tatapan Reynal, dia menoleh sejenak lalu kembali fokus dengan makanannya

"Bang Abi gak kesini?" Tanya Galih

"Kan datengnya sering malem. Mungkin jam 8 nanti kesini" jawab Bi Ningrum. Dia senang melihat Galih bisa duduk bersebelahan dengan Reynal. Sama seperti dulu

"Ibu. Rumah Rey dimana? Ayo kerumah Rey" Pinta Galih tanpa melihat Bi Ningrum

"UHUK!" Reynal langsung terbatuk. Dia merasa daging yang dia makan tersangkut ditenggorokannya

Galih memberikan susu milik Reynal "Pelan-pelan" tegurnya. Galih menepuk punggung Reynal

"Ibu- Om Bagas manggil Ibu kayaknya. Jangan-jangan dia minta dikasih makan juga! Ibu keluar dulu ya" Bi Ningrum berdiri dan segera keluar dari kamar Galih

"Lo gak papa?" Reynal mengangguk pelan, dia meminum susunya hingga habis karena tenggorokannya terasa perih

'Kalau Galih minta ke rumah gimana?' Batin Reynal merasa khawatir

"Gal" Reynal menyentuh kepala Galih hingga membuat Galih menatapnya

"Gue bakal sering-sering kesini" ucap Reynal

OUR PART (Start Chapter 33) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang