63. Before the End

491 66 262
                                    

VOTE & KOMEN [200]

Maaf ya malem banget, soalnya aku ketiduran 🥲🥲

Maaf ya malem banget, soalnya aku ketiduran 🥲🥲

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

****

"Gue mimpi buruk!" Tutur Galih

"Gue juga mimpi buruk" Reynal membalasnya

Galih lekas menoleh, "Mimpi apa?" Tanyanya

Reynal melihat kedepan "Orang bilang, mimpi buruk itu gak boleh disebut atau diceritain ke orang lain. Karena bisa jadi kenyataan" jawab Reynal

Galih mengangguk, tidak memaksa agar Reynal mengatakannya. "Sama kayak dulu. Waktu itu gue mimpi lo lompat kebawah, dan gue ceritain mimpinya ke lo. Ternyata lo beneran lompat kebawah" tunjuk Reynal kebawah jembatan

Reynal dan Galih berada dipinggiran jembatan, mereka tidak melakukan apapun. Keduanya hanya duduk disana melihat aliran air dibawah mereka

"Jangan pernah bunuh diri lagi Gal" Galih langsung menoleh, melihat wajah Reynal dari samping

"Lo inget semuanya?" Reynal ikut melihat Galih

Galih mengangguk, dia merasa dibohongi. Namun itu tidak terlalu buruk karena dia tau mereka tidak punya pilihan lain

"Lo inget... Bunda dan Mas Hafiz?" Galih mengangguk lagi

"Lo gak sakit hati? Kalau malam itu gue tau lo akan mutusin buat bunuh diri, gue gak akan-" suara Reynal berhenti karena Galih menutup mulutnya dengan tangan

"Jangan dibahas, itu nyakitin gue" pinta Galih, dia melepas bekapannya dari mulut Reynal

"Lo gak marah sama gue? Lo gak mau mukul gue juga?" Tanya Reynal seperti ingin Galih membalas perlakuannya

"Cuma salah paham" Galih melihat kedepan lagi

"Gue nyakitin lo. Selalu" Reynal menghela nafas

"Maaf ya, gara-gara gue lo selalu dipukul Mas Hafiz. Lo juga harus ngalah, lo jug-

"Sebelum kehadiran lo, gue juga selalu dipukulin. Itu bukan masalah besar buat gue" potong Galih

"Lo mau tau sesuatu?" Galih menoleh kemudian mengangguk

"Dari kecil gue gak punya impian apapun, gue gak punya keinginan apapun kecuali ngelukis. Tapi setelah kenal sama lo, gue jadi tau kalau semua orang berhak punya mimpi yang besar, meskipun gak selamanya terwujud" tutur Reynal

Reynal memegang tangan Galih "Harusnya lo gak ngelepas mimpi lo didunia musik" lanjut Reynal

Galih terpaku sesaat "Tangan lo dingin banget Rey" Galih terkejut

Galih merapatkan tubuhnya dengan Reynal, dia memasukkan tangan Reynal kedalam saku jaketnya "Takdir itu gak seindah rencana kita Rey. Tapi gue bersyukur lo dateng sebagai orang paling lemah yang harus gue lindungin" kata Galih

OUR PART (Start Chapter 33) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang