43. Galih Yang Aneh

348 60 283
                                    

VOTE & KOMEN. Karena semalem nyampek 200 komen, artinya chapter ini juga harus nyampek 200 ❤️‍🔥❤️‍🔥

 Karena semalem nyampek 200 komen, artinya chapter ini juga harus nyampek 200 ❤️‍🔥❤️‍🔥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***
"Gimana kalau penyakitnya parah? Atau gue bakalan mati cepet?" Tanya Galih. Dia meremas kertas ditangannya, matanya berkaca-kaca

Galih tidak berani untuk melanjutkan rujukan itu. Galih takut, takut jika faktanya akan membuatnya tidak berani melakukan apapun lagi

Galih lekas memasukkan surat rujukan itu kedalam laci meja belajarnya saat menyadari ada yang akan membuka pintu kamar

"Lo udah pulang?" Reynal masuk kedalam kamar Galih

"Eng" Galih sedikit tersenyum

"Lo baik-baik aja?" Reynal meneliti mimik wajah Galih

"Eng" Galih mengangguk kecil

Reynal merasa ada yang berbeda dari Galih,  "Ada yang lo pikirin?" Tanyanya

Galih memalingkan wajahnya "Enggak. Lo gimana tadi malem? Tidur nyenyak?" Tanya Galih, mengalihkan pembicaraan mereka

Reynal menggeleng "Biasa aja"

Galih menarik tangan kanan Reynal "Kenapa nih? Luka?" Tanyanya sambil melihat telapak tangan Reynal

Reynal mengangguk, "Cuma merah" jawabnya

Galih mendongak, melihat Reynal yaang berdiri didepannya "Jangan ceroboh. Jangan sampai sakit" ucapnya

'Kenapa Galih keliatan mau nangis?' Batin Reynal

"Lo baik-baik aja?" Reynal menepuk puncak kepala Galih. Galih ikut menatap Reynal, tampaknya dia memang khawatir

"Ada masalah?" Reynal bertanya lagi. Galih langsung menunduk

Reynal berjongkok, dia membiarkan Galih tetap duduk dikursi sedangkan dia ada dibawah. "Gue gak tau lo kenapa, tapi kalau lo mau nangis, nangis aja Gal. Jangan ditahan" ucapnya

Galih mengatur nafasnya, "Gue baik-baik aja" Galih menepuk pundak Reynal

"Gue mau mandi bentar" Galih langsung berdiri dan mengambil handuk. Dia lekas masuk kedalam kamar mandi

"Dia kenapa? Keliatannya sedih banget" Reynal menghela nafas

Galih menghidupkan shower power full, membiarkan derasnya air yang keluar itu terdengar berisik agar tangisannya tidak terdengar keluar

Dia terduduk dilantai kamar mandi, "Galih takut Ayah" lirihnya

Reynal menatap pintu kamar mandi, kepekaannya terhadap suara membuatnya mendekati kamar mandi

"Galih mau sama Ayah aja" Reynal membulatkan kedua matanya saat mendengar kalimat itu, dia membuka pintu kamar mandi dengan cepat

"Gal?" Reynal melihat Galih duduk dilantai, pakaiannya juga masih lengkap. Dia basah kuyup bersama dengan pakaiannya

OUR PART (Start Chapter 33) ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang