07 Oktober 2024
Tepat hari ini, SMA GARUDA TERPADU melaksanakan kegiatan pertandingan bola Basket, usai pemilihan ketua OSIS satu Minggu yang lalu. Yang diberi judul "Festival Olahraga SMAGADU!".
Veline dan teman teman satu organisasinya telah siap dengan rompi merah yang melekat di tubuh mereka. SMA GARUDA TERPADU sendiri telah menyiapkan seragam khusus untuk ekstrakurikuler PMR.
Yakini kemeja dan celana putih panjang, di lengan kirinya di sertai lambang palang merah lengkap. Seragam itu hanya digunakan saat mereka tengah aktif, biasanya sering di pakai saat piket pada hari Senin.
Veline berjalan menghampiri sebuah STAN makanan, tidak jauh dari lapangan. Di sana ada dua STAN, yaitu milik OSIS dan PMR. Tampaknya anggota Palang Merah sangat mendesain tempat mereka.
Ia memeriksa setiap makanan yang ada. Terlihat banyak sekali roti tawar tersusun rapi di atas meja, ada juga Sandwich buah, Salad buah, dan juga buah buah segar untuk dijadikan jus buah.
Taplak meja mereka sengaja bermotif kotak kotak berwarna merah putih, dan ada stande chibi chibi palang merah. Hal itu, mereka lakukan agar menarik perhatian pembeli.
Mereka sudah merencanakan ini sejak satu Minggu lalu bersama pembina pembina. Tentunya, hal ini membutuhkan uang yang cukup banyak.
Apalagi, kelas Veline yang baru saja menyewa Jersey. Bulan ini ia menghabiskan cukup banyak uang. Sebetulnya boleh saja menggunakan kaus olahraga, namun, agar terlihat lebih rapi mereka memutuskan untuk menyewa saja. Dikarenakan kelas 10 IPS 1 tidak ada yang mengikuti Ekstrakulikuler Basket.
"Ada perlu yang lain, nggak? Udah beres, kan?" tanya Veline memastikan.
Seorang gadis di depan nya mengangguk, seraya membentuk jari jarinya menjadi huruf o dan k. "Beres, dong."
"Sip. Nanti, sebelum pulang kita kumpul sebentar. Bahas masalah keuangan, ya. Biar Bendahara nggak repot banget." ujarnya.
"Gue, sih, oke aja."
"Ya udah, gue ke sana lagi. Ntar gue suruh beberapa anak buat nemenin lo, biar nggak sendirian."
"Siap, Buuu."
Veline terkekeh. Ia berjalan menjauhi temannya. Terlihat dari kejauhan Selena, Shera, dan yang lain sudah duduk di bangku pengunjung. Sebetulnya Veline pun ingin duduk di sana. Namun, ia harus menyelesaikan tugas nya.
Sudah di pastikan hari ini pasti akan pulang lama. Dan hari ini, kelasnya bertanding dengan kakak kelas, yaitu XI MIPA 5. Pasti semuanya akan terasa menyenangkan.
"Ayo masuk. Shera udah nungguin kalian di kamarnya, Tante buatin sesuatu, loh. Tunggu, ya,"
Selena dan Veline mengangguk. Mereka masih berdiri di tengah ruang tamu, sebelum Shera keluar dari kamarnya.
"Udah sampe? Langsung ke kamar gue aja, deh." perintah Shera, diangguki oleh kedua temannya.
Saat Shera pergi ke dapur, Selena dan Veline menaiki satu persatu anak tangga menuju kamar Shera. Sebelumnya, Veline kembali menoleh ke belakang. Ia merasa tidak asing dengan seseorang yang tengah berbincang bersama Ayah Shera.
Tak berpikir lama, akhirnya Veline menyusul Selena ke atas. Karena Shera belum ke sana, Selena dan Veline berdiri di depan pintu.
"Ngapain di situ coba? Udah masuk aja." ucap Shera membawa satu nampan berisi tiga gelas besar minuman Boba dan kue cokelat buatan Shani.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Pemimpin Yang Handal
Подростковая литература______________ "Seorang pemimpin yang handal tidak akan menghitamkan mawar putihnya." Asher menatap Shera dengan lekat. "Gue tahu itu." *** Shera kira, bersekolah di sekolah yang sejak dulu ia inginkan akan menjadi sebuah kebahagiaan, namun ternyat...