Who did it?

42 6 0
                                    


"Abbeya...,"

Daren menghentikan langkahnya tatkala mendengar suara itu. Ia mengalihkan pandangannya kepada Tirta yang tengah tertidur dengan seragam sekolah. Sudah beberapa kali cowok itu mengucapkan nama Veline.

Ini merupakan hari ke tiga gadis itu menghilang bersama ke tiga temannya. Sampai saat ini, Tim SAR dan pihak sekolah masih belum menemukan Rafka, Agler, Selena, dan Veline.

Pagi tadi, Tirta melanggar perintah Richard untuk tidak ikut campur dalam masa pencarian. Cowok itu bersikukuh untuk mencari Veline bersama teman temannya. Dia memasuki hutan bersama Daren, Asher, dan beberapa orang yang telah di perintah.

Usaha nya hari ini tidak sia sia. Mereka menemukan dua buah senter tergeletak di tengah hutan belantara SMA GARUDA TERPADU.

Daren membalikkan badan saat mendengar suara langkah kaki di belakang.

"Kamu kenapa, Daren?" tanya Neisha pada anak angkatnya.

Anak itu menggaruk tengkuknya. "Enggak, kok, Bun. Tadi, aku cuma denger Tirta sebut sebut nama Veline. Padahal dia lagi tidur."

Perhatian Neisha kini teralih pada putranya yang sedang tidur. Dia tampak kelelahan setelah sampai di rumah. Sejak kemarin, Neisha pun sering kali mendengar Tirta menyebut nyebut nama gadis itu.

"Abbeya, pulang...," lirih Tirta lagi.

Neisha sudah tahu permasalahan yang terjadi di SMA GARUDA TERPADU. Dia merasa iba dengan anak anak yang hilang, terbayang bagaimana keadaan mereka. Apa mereka masih hidup? Sudah makan atau belum? Apa keadaan mereka baik baik saja?

Neisha menepuk pundak kanan Daren. "Bunda mau ngomong sama kamu, ayo kita ke sana."

Daren mengangguk. Ia mengikuti langkah wanita di depannya. Mereka berhenti di ruangan kerja milik Ayah Tirta. Ruangan itu cukup luas, di atas meja, ada sebuah bingkai foto keluarga Cemara.

Terlihat senyum mengembang di dalam foto itu. Ada Neisha, Revano, Tirta, dan juga Daren. Walaupun Daren bukanlah anak kandung Neisha dan Revano, tetapi mereka berusaha untuk menyayangi Daren seperti menyayangi Tirta.

"Bunda mau ngomong apa?" tanya Daren.

"Bunda cuma mau tahu, sebenarnya pihak Sekolah itu sudah mencoba untuk cari teman teman kamu belum? Ini sudah tiga hari, tapi mereka masih belum di temukan. Padahal, dari awal berita itu tersebar, semua wali murid SMA GARUDA TERPADU di mintai uang buat panggil Tim SAR. Bunda cuma kasian sama mereka, mereka pasti kelaparan."

Mendengar itu, Daren terdiam. Dia baru tahu kalau seluruh wali murid di mintai uang. Dia kira, semuanya telah di urus oleh pihak sekolah, seperti yang dikatakan Pak Richard pada semua pengurus OSIS dua hari yang lalu.

"Daren malah nggak tahu kalau wali murid dimintai uang. Tadi pagi, Tirta, Daren, sama yang lain nyoba buat cari mereka dengan masuk hutan. Kita berhasil nemuin dua senter di tengah hutan itu. Setelah itu, semua anggota OSIS di suruh buat kumpul, dan sepakat buat doa bersama nanti malam." jelas Daren.

Neisha menggigit bibir bawahnya. "Kalian semua yakin kalau mereka hilang karena makhluk ghaib?"

"Karena itu, Bun. Kita semua juga sebenernya belum yakin. Tapi, buat memastikan, kita bakal coba buat doa bersama nanti malam. Kalau hasilnya masih sama, mereka nggak kunjung ketemu, udah pasti pelakunya adalah manusia." Daren menghembuskan nafas panjang. "Kalau pelakunya benar benar manusia, Daren sama Tirta yakin, bahwa orang itu adalah pelakunya. Karena, dari awal Daren sama Tirta udah tahu tentang orang itu."

Neisha mengerutkan keningnya. Siapa orang itu? Dia saja bahkan tidak tahu.

Semua barang barang milik Rafka, Agler, Selena, dan Veline di simpan di ruang milik Ricard. Mulai dari seragam sekolah, sepatu, dan juga barang barang yang mereka bawa kemarin.

Seorang Pemimpin Yang HandalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang