"Maaf atas perlakuan bokap gue," ucap Shera.
Ia menatap Rendra dari layar ponselnya. Sembari belajar, Shera melakukan video call dengan kekasihnya. Mumpung sang Ayah tengah bermain di rumah temannya.
Yang tidak lain adalah Ayah dari Asher Bagaskara.
Rendra terlihat mengangguk. Cowok itu saat ini memakai kaos putih dengan kalung rantai berlogo bintang.
"It's okay, no problem. I can understand your situation." balas Rendra, membuat Shera tersenyum.
"Sok Inggris, lo." ejek nya.
Terdengar suara Rendra tertawa di sana. Rendra memang suka sekali dengan bahasa Inggris, padahal dia orang Indonesia.
Bagi Rendra, bahasa Inggris itu keren.
"Gue mau nyanyi, nih, diem, ya." ujarnya, langsung mendapat anggukan setuju dari Shera.
Rendra berdehem pelan untuk menstabilkan pita suaranya. Ia pun membawa sebuah gitar yang sudah siap di mainkan.
"Baby take my hand, i want you to be my girlfriend, cause youre my iron man, and i love you three thousand."
Shera mendengarkan lantunan lagu itu, suara Rendra ternyata bisa merdu. Ia kira, Rendra tidak bisa menyanyi.
"Girlfriend, nih? Emang gue Iron Man, lo?" tanya Shera.
"Suka suka gue lah, Shera. Yang penting, kan, nyanyi, gue ungkapin betapa cintanya gue ke elo. Anjay slebeww"
Shera tertawa terbahak-bahak mendengar itu. Begitupun dengan Rendra, cowok itu kembali memetik asal gitar yang ada di pangkuannya.
Sedangkan Shera, sesekali dia membaca buku yang sedang ia pegang.
Prang!
Tiba tiba suara ribut terdengar dari rumah Rendra. Cowok itu menoleh ke belakang, wajahnya terlihat tegang. Tanpa mengucapkan sepatah kata, telepon di matikan secara sepihak oleh Rendra.
Shera mengambil ponselnya, ia langsung membuka room chat nya dengan Rendra. Beberapa kali ia mengirimkan pesan pada cowok itu. Namun, nomor Rendra langsung tidak aktif.
Jantung Shera berdegup kencang. Ia takut terjadi apa apa dengan pacarnya. Sebenarnya, masalah apa yang tengah terjadi pada keluarga Rendra.
Selena merangkul pundak Shera, saat bertemu di depan gerbang SMA GARUDA TERPADU. Shera terlihat cantik dengan rambut di kuncir kuda. Tangan cewek itu memainkan amplop putih.
"Surat apaan tuh? Surat cinta dari pacar lo, ya," goda Selena.
"Surat cinta apaan sih, Sel. Ini surat izin nya Veline." Shera memberikan amplop putih itu kepada Selena.
Selena tentu menerimanya. Dan benar saja, terdapat nama A. Aveline pada amplop itu. Namun, Selena tidak berani untuk membukanya. Rasanya tidak sopan jika membuka surat izin seseorang sebelum guru membukanya.
Ia kemudian memberikan amplop putih itu pada Shera kembali.
"Tumben banget izin. Dia kenapa?"
"Ikut nganterin Bokap nya nikah lagi." jawab Shera melanjutkan langkahnya.
Sedangkan langkah Selena langsung berhenti. Kedua matanya terbelalak. "Nikah lagi? Bukannya orang tua Veline di Jawa, dan artinya mereka udah cerai dong."
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Pemimpin Yang Handal
Novela Juvenil______________ "Seorang pemimpin yang handal tidak akan menghitamkan mawar putihnya." Asher menatap Shera dengan lekat. "Gue tahu itu." *** Shera kira, bersekolah di sekolah yang sejak dulu ia inginkan akan menjadi sebuah kebahagiaan, namun ternyat...