Tiga mobil ambulance datang secara bersamaan dengan bunyi sirine yang saling bersahutan. Shera juga melihat dua buah mobil Pemadam kebakaran menuju ke arah sekolahnya, padahal beberapa menit yang lalu dia pun melihat empat mobil Damkar menuju ke sana. Sudah hampir satu jam Shera menemani Asher, apakah teman temannya yang menghilang sudah berhasil di temukan?
Shera membalikkan badannya, ia berjalan mendekati Asher. Sejak tadi, cowok itu terus saja mengajaknya berbicara, namun Shera selalu menghiraukannya. Sehingga saat ini cowok itu hanya diam.
Melihat raut wajah Shera yang cemas, tentu menimbulkan banyak pertanyaan di dalam kepala Asher. Sejujurnya, dia pun sangat khawatir dengan keadaan semua teman temannya. Dia tidak menyangka semuanya akan seperti ini.
"Apa mungkin mereka udah selamat? Tadi ada tiga ambulans, gue yakin itu mereka. Tapi, perasaan gue nggak enak." Shera menatap cowok di hadapannya dengan cemas.
Mendengar itu, Asher menggeleng pelan. "Gue juga nggak tahu, semoga aja sih udah ketemu. Coba lo hubungi Rengganis."
Shera mengangguk. Dia mengeluarkan ponselnya dari dalam tas, kemudian langsung menghubungi nomor temannya.
Nomor yang anda tuju tidak dapat dihubungi
Cobalah beberapa saat lagi.Suara decakan dari mulut Shera terdengar jelas. Beberapa kali dia menelepon Rengganis, namun selalu operator yang menjawab. Hal itu, semakin membuat perasaan Shera tidak karuan.
Entah sudah sejak kapan Asher menyalakan televisi, sekarang cowok itu tengah memegang sebuah remote berwarna hitam. Cowok itu berulang kali menggonta ganti saluran televisi. Saluran berhenti pada salah satu siaran berita terbaru saat ini. Shera langsung mengalihkan pandangannya pada televisi. Kedua matanya langsung membulat melihat berita tersebut.
"Kamis, 14 November 2024. Baru baru ini, terjadi kebakaran besar dalam hutan Raya SMA GARUDA TERPADU yang menyebabkan tiga korban."
"Bisa di perlihatkan bagaimana dahsyatnya api melahap seluruh pepohonan yang ada di sana, semuanya telah hangus terbakar oleh api. Di ketahui, kebakaran tersebut terjadi akibat tumpahan bensin. Tiga korban tersebut juga rupanya murid dari SMA GARUDA TERPADU yang menghilang satu minggu yang lalu."
"Untuk mendapatkan informasi lebih lanjut, tetap ikuti berita kami."
Shera tercengang melihat kamera yang mengarahkan pada hutan Raya yang sudah porak poranda. Hutan itu seperti bukan hutan Raya, semuanya berubah. Banyak pepohonan yang tumbang, yang awalnya berwarna hijau berubah menjadi hitam dan menjadi abu.
Lalu, tiga korban? Apakah itu Veline, Rafka, dan juga Selena? Shera mengeratkan genggamannya pada ponsel, Tuhan, tolong lindungi ke tiga temannya, semoga tidak terjadi hal hal yang tidak mengenakkan.
"APA YANG TELAH KAMU LAKUKAN KEPADA ANAK SAYA?! Saya mau dia di hukum seberat mungkin!" sergah Satria di Kantor Polisi.
Dia sekarang berada di sana bersama Andira. Mereka duduk menghadap Rendra dan Tyara, dua anak itu telah di borgol oleh Polisi. Selama perjalanan menuju Rumah Sakit, Satria tidak berhenti menangis, sampai ketika tiba, dia langsung mengurus semua perawatan yang harus di lakukan untuk Veline, dan pergi ke Kantor Polisi.
Dia butuh penjelasan sejelas jelasnya tentang maksud dari Rendra.
"Saya akan jelaskan semuanya." jawab Rendra dengan raut wajah yang datar. Kedua tangannya terkepal, seharusnya saat ini dia tidak ada di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Seorang Pemimpin Yang Handal
Teen Fiction______________ "Seorang pemimpin yang handal tidak akan menghitamkan mawar putihnya." Asher menatap Shera dengan lekat. "Gue tahu itu." *** Shera kira, bersekolah di sekolah yang sejak dulu ia inginkan akan menjadi sebuah kebahagiaan, namun ternyat...