2

290 28 7
                                    

"Dimana yang lainnya?" Tanya Halilintar kemudian menerima gelas berisikan coklat panas yang diberikan Gempa.

"Kurasa sudah tidur, ini sudah sangat larut juga. Kenapa kak Hali belum tidur?" Ucap Gempa.

"Taufan juga biasa melakukan ini," jawab Halilintar.

Gempa menatap kakak nya itu dengan intens, Halilintar pun menatap langit yang berhiaskan dengan bintang.

"Aku tidak ingin membahas nya, tapi aku juga punya rasa penasaran," kata Gempa yang mengalihkan pandangannya pada langit malam.

Perlahan angin mengenai mereka berdua, surai yang berwarna coklat itu terhempas karna angin tersebut.

"Bagaimana menurut kak Hali?" Tanya Gempa lagi. Kali ini manik gold nya menatap serius Halilintar.

Dan manik Ruby Halilintar pun menatap Gempa yang serius bertanya kepada nya.

"Jujur saja aku bingung. Jika Taufan masih hidup selama ini, dimana dia? Dan jika aku mencari tahu lebih dalam dengan berhubungan kembali pada Tapops, aku takut membahayakan kalian," jelas Halilintar menatap Gempa dan memegang pundak adik nya yang saat ini rapuh karna keadaan yang menarik nya kembali pada masa lalu.

"Kehidupan kita ini rumit, mulai dari permintaan main main Taufan yang meminta kehidupan pada Boboiboy. Kita yang membencinya, begitu juga banyaknya orang. Berkali kali kesempatan datang, tapi itu semua hancur karna ulah kita sendiri," lanjut Halilintar sembari memakaikan Gempa selimut yang sebelumnya ia pakai dipundak nya.

Gempa sendiri pasti paham dengan maksud kakaknya ini. Semua dilakukan untuk menghindari kehancuran yang sama, seperti kejadian sebelumnya.

Penjelasan Halilintar begitu menyentuh perasaan Gempa. Hal itu bahkan membuat sang adik merasakan luas nya kasih sayang Halilintar.

"Kalau aku boleh mengatakan ini, aku berharap jika itu Taufan. Sampai saat ini aku belum merelakan kepergiannya, tapi apa yang bisa ku lakukan," ucap Halilintar tersenyum sambil menatap Gempa yang sejak tadi tidak mengalihkan pandangannya dari Halilintar.

"Kau tahu? Aku sangat menyayangi kalian. Tapi entah sampai kapan aku bisa memberikan rasa sayang ini kepada kalian," ujar Halilintar tersenyum.

Halilintar berjalan kearah pintu untuk masuk kedalam rumah nya.

"Semakin dingin, ayo masuk!" Ajak Halilintar dan Gempa mengikuti di belakang Halilintar.

Gempa masuk ke kamar yang sudah di sediakan Halilintar, begitu juga Halilintar yang masuk kedalam kamar nya sendiri.

===

"Ini kali pertama lagi aku mengucapkan hal semacam ini, haha," monolog Solar sembari terkekeh.

Ia duduk di kursi nya, menatapi powerband milik nya.

"Terakhir kali berbicara dengan Boboiboy adalah 7 tahun yang lalu. Saat ini ia dimana?"

"Aku hanya ingin bercerita sedikit," ucap Solar menatap sendu.

Solar menutupi wajah nya dengan lengan dan melepas kacamata milik nya. Menoleh ke kanan dan ke kiri, menatapi dirinya di cermin dengan manik silver nya yang terlihat jelas.

"Kau tau apa yang sedang terjadi pada kami saat ini? Elemental mu kembali, tapi menurutmu apakah itu benar-benar Kak Ufan?" Ucap Solar saat menatapi cermin itu.

Ia meraba cermin tersebut dengan tangannya, tak lama tersenyum simpul dengan mata nya yang sendu.

"Katakan jika dia kembali dan kemudian sesuatu yang buruk tidak akan datang!" Lanjut nya.

Kenyataan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang