8

223 31 2
                                    

"Belum tidur, Kak?"

Manik Ruby yang awal nya melihat kearah luar, teralihkan kearah adik nya.

"Belum, kau sendiri?"

"Tidak, aku masih kesal dengan situasi sekarang," jawab Thorn dengan tersenyum.

Halilintar tersenyum simpul, ia memegang tangan Thorn yang terasa cukup dingin karna suhu ruangan.

"Kembalilah seperti sebelumnya, jangan tampilkan sifat seperti ini!" Ucap Halilintar.

Mimik Thorn yang awalnya kesal, berubah menjadi senyuman yang lebar berkat ucapan Halilintar.

"Aku akan berusaha agar semua nya berakhir baik baik saja, tidurlah!" Ujar Halilintar, Thorn keluar dari ruangan santai dan pergi ke kamar tidur.

Melihat ketiga saudara nya yang lain sudah tertidur, Thorn mematikan lampu dan ikut tertidur di kasur yang sudah di sediakan.

°•°•°

"Sudah lama, ya?"

Suara yang terdengar jelas di telinga itu sampai membangunkannya yang sedang tertidur lelap.

Matanya terbuka dengan cepat karna terkejut, ia mencoba meraih saklar lampu untuk menyalakan lampu.

"Tenanglah, Gempa! Aku rasa hanya dengan suara ku ini kau bisa mengenalinya," ucap nya lagi.

Gempa berusaha untuk tetap tenang, hanya ada suara yang bisa di dengar oleh telinga nya, dan sekelilingnya yang gelap gulita.

"Lama tidak bertemu, aku senang kalian baik baik saja. Seperti yang aku harapkan, meskipun aku tidak tahu sudah berapa lama ini berlalu," ucap nya di selingi kekehan.

Mendengar suara itu lagi, Gempa menjadi benar benar tenang. Bahkan ia sempat tersenyum tipis.

"Kehidupan itu berat ya, maafkan aku-" katanya.

"Tidak ada yang berat jika kita bahagia," balas Gempa ketika seseorang itu belum menyelesaikan ucapannya.

Terdengar suara tawa pelan ketika Gempa mengatakan itu. "Ya, kau benar".

"Aku ingin kalian tetap baik baik saja"

"Sayang nya kita sedang tidak baik baik saja," jawab Gempa.

"Aku tahu itu"

Nnggiinggg~!?

Kepala Gempa tiba tiba saja terasa pusing suara yang begitu nyaring terdengar sangat dekat dengan telinga nya , suara itu menjadi samar terdengar ketika rasa pusing itu terasa di seluruh kepala nya.

Rasa sakit yang begitu kuat, tangannya berkali kali memegang kepala tersebut.

Suara itu menghilang ketika sakit kepala nya hilang, sekelilingnya menjadi lebih terang dari pada sebelum nya.

"H- hey?! Dimana kau?" Panggil Gempa.

"Gempa?!" Suara bisikan yang melintas Telinga nya.

"Siapa?"

"Kak?!"

Suasana bagi Gempa menjadi tidak tenang kembali, setelah beberapa menit ia merasa tenang dengan suara seseorang.

"..."

Manik gold Gempa membulat dengan sempurna ketika mendengar suara yang berbisik jelas di telinga nya.

Samar samar sebuah lokasi muncul di hadapannya dan perlahan menghilang beserta kupu kupu shappier yang berada di hadapannya.

"Tunggu!!"

Kenyataan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang