6

201 31 4
                                    

Mereka akhirnya sampai di Tapops-U.

Dan...

Betapa terkejutnya elemental ketika melihat keadaan Tapops-U.

"Apa yang terjadi?" Kaget Halilintar melihat keadaan di hadapannya.

seluruh tanah terbongkar hingga markas Tapops-U terlihat dengan jelas, bahkan kafe utama Halilintar pun ikut hancur dan berantakan.

Semua nya hancur.

"Solar?!" Panik Gempa dan bergegas masuk kedalam Tapops-U yang sudah hancur itu.

Mereka semua masuk kedalam Tapops-U, kondisi nya begitu parah. Seluruh sistem sudah mati, bahkan terdapat percikan api di setiap kabel.

"Apa yang terjadi?" Heran Thorn.

Ice mencoba menghubungi ponsel Solar, namun sama saja seperti sebelumnya. Tidak ada jawaban dari sang pemilik ponsel.

Setiap sudut Tapops-U sudah mereka selidiki, tidak ada apapun disana dan hanya ada kekosongan. Bahkan mereka tidak menemukan Solar dimana pun.

"Solar mengangkat teleponku," ujar Ice, dan detik itu seluruh saudaranya menghampiri Ice.

"Solar?!" Panggil Halilintar.

"M- maaf Tuan, saya sopir Tuan Solar. Dan ponsel nya tertinggal dirumah," ucap sopir itu.

Putus sudah harapan ketika mendengar jawaban dari telepon itu ternyata bukan Solar.

Halilintar memegang kepala nya berkali kali, ia berdecak kesal dengan situasi yang menimpa dirinya beserta adik adiknya.

"Sudah tidak ada yang berfungsi disini?" Tanya Blaze.

"Kak?!" Teriak Thorn yang masih berada di dalam Tapops-U.

Gempa bergegas menemui Thorn yang berada di dalam.

"Ada apa?" Tanya Gempa.

Thorn memegang sesuatu ditangannya, ia menunjukkan nya kepada Gempa yang berada di belakangnya.

"Kacamata milik Solar," ucap Thorn.

Gempa mengambilkan kacamata itu dan keluar dari Tapops-U bersama dengan Thorn yang mengikuti Gempa di belakang.

"Ini kacamata milik Solar," ucap Gempa memberikan itu kepada Halilintar.

Melihat kacamata itu Halilintar hanya bisa diam tanpa sepatah kata apapun. Bercak darah yang terlihat jelas di kacamata itu.

"Solar.." ucap Halilintar dengan perlahan.

"Ayo kita cari Solar, mungkin ia berada di tempat lain!" Ajak Gempa.

Para elemental mencari Solar di setiap tempat, tetap saja hasil nya nihil. Karna waktu yang terus berjalan, hari semakin pagi dan saat ini sudah hampir pukul 5 pagi.

Hingga akhirnya mereka menunggu Solar di rumah Halilintar.

Dan ketika pagi hari tiba, semua kegiatan mereka terhambat. Bahkan Thorn membatalkan wawancara hari ini, begitu juga Halilintar yang meninggalkan rapat kerja nya bersama klien pentingnya.

"Aku sudah menghubungi polisi, mereka akan segera mencari Solar," ujar Thorn setelah mematikan telepon nya.

Halilintar menganggukkan paham, tetapi tetap saja ia tidak bisa diam dan terus berjalan kesana kemari.

"Sudah lah kak, duduk dulu!" Ucap Gempa dengan lembut.

"Jika saja aku ikut bersama nya, lagi lagi aku menjadi kakak yang buruk, ya?" Ujar Halilintar dengan senyuman simpul yang cepat memudar itu.

Kenyataan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang