16

183 19 15
                                    

Pintu ruangan terbuka perlahan, mulai lah tampak seseorang yang keluar dari ruangan tersebut.

Secara otomatis pintu tersebut tertutup dengan rapat usai ia keluar dari ruangan itu. Terdengar helaan nafas yang begitu berat, kaki nya melangkah menjauh dari ruangan tersebut.

"Semua nya akan baik baik saja!" Monolog Halilintar meyakinkan diri nya sendiri.

Tubuh nya berbalik arah dan melihat kearah belakang, 4 pintu berjejer dengan rapih. Itulah ruangan tiap adik nya yang saat ini sedang beristirahat.

"Tenanglah! Aku akan menjaga kalian, kalian semua harus pulang kerumah!" Monolog Halilintar ketika mengingat jelas semua perkataan adik adik nya yang terus khawatir dengan kondisi kedepannya.

Tangannya yang berbalut perban itu mulai memegang gagang pintu ruangannya. Tiba tiba saja suara samar mengalihkan pandangannya.

Ia berjalan perlahan menghampiri suara itu berasal, "Fang?" Panggil Halilintar perlahan.

Fang melihat kearah Halilintar, melepas kacamata nya yang menghitam karna terkena sedikit oli.

"Sudah malam, belum tidur?" Tanya Fang sembari tersenyum. Halilintar menggelengkan kepala nya dan berjalan mendekati Fang.

"Kau sendiri? Perlu bantuan?" Tanya Halilintar.

Fang merapihkan alat alat yang di gunakan untuk memperbaiki kapal angkasa, "Tidak perlu, ini sudah hampir selesai," jawab Fang.

"Yang lain? Sudah tidur?"

"Ya.."

"Mau teh hangat?" Tawar Fang pada Halilintar.

Skip

Keduanya berada di tempat santai, duduk sembari menikmati teh hangat begitu juga pemandangan malam planet Gurlatan yang indah dengan langit hitam gelap dan sedikit corak berwarna merah.

(Anggap aja begitu, bayangin dulu😭🤝)

Tangan Fang mengeluarkan sesuatu dan memberikannya kepada Halilintar yang duduk berhadapan dengannya.

"Apa itu?" Tanya Halilintar ketika Fang memberikannya sebuah sapu tangan yang didalamnya terdapat sesuatu.

Fang tersenyum kearah Halilintar, "Aku kagum dengan mu, kau menjadi Kakak yang sempurna, Halilintar," ucap Fang.

Ucapan seperti itu jarang sekali keluar dari mulut Fang yang selalu sulit mengungkapkan perasaannya, sebab itu Halilintar tampak sedikit kebingungan.

"Kau rela mempertaruhkan nyawa mu sendiri demi adik adik mu, jika saja aku tidak terlambat-"

"Kau tepat waktu," kata Halilintar memotong ucapan Fang.

Fang terkekeh dan tiba tiba saja kekehan itu hilang seketika, "Melihat mu tadi seperti melihatnya, serpihan sifat nya sudah berada pada dirimu. Meskipun sebelumnya kau hanya elemental dengan sifat serius"

Tatapan Halilintar menjadi sendu dalam sekejap, ia paham siapa yang saat ini tengah di bahas oleh Fang.

"Boboiboy.."//batin Halilintar.

"Ada apa? Aku benar kan?" Tanya Fang dan tiba tiba ia tertawa setelah melihat Halilintar.

"Apa yang kau tertawakan?" Tanya Halilintar dengan tatapan agak jengkel ketika obrolan serius menjadi sebuah tawa dalam sekejap.

"Tidak ada, aku hanya teringat dengan mu yang selalu bersikap serius dan dingin. Tapi sekarang kau menjadi kakak pertama yang penyayang dan pengertian. Dari mana kau belajar itu semua?" Ucap Fang dan sesekali terdengar suara kekehan.

Kenyataan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang