26

141 21 10
                                    

Tidak ada perlawanan dari mereka, seolah begitu sukarela untuk lenyap tanpa jejak seperti saudaranya yang lain.

"Kak Hali, maafkan aku!" Monolog Gempa ketika sudah menyerah dan memilih untuk lenyap, begitu juga kedua adiknya.

Bbbssshhhh

...

Semua nya.. berhenti.

Tidak ada yang bergerak setelah itu, semua nya diam dan pertarungan berhenti.

Semua robot sudah tidak bergerak..

"Berakhir?" Guman Blaze ketika melihat kearah sekitar.

Tangan Blaze menyingkirkan tangan robot panglima Pyrapi, ia berjalan dengan kaki yang mulai melemah.

Bahkan cara berjalan nya sudah tidak stabil.

"Dimana mereka?!" Heran Blaze ketika melihat sekitar nya sudah rata dengan tanah dan hanya ada sisa sisa pertarungan dan juga darah.

"B- blaze? Itu kau?" Tanya nya dengan suara lirih.

Blaze mencoba untuk berlari menghampiri Ice yang berada di dekat bebatuan. Kaki nya yang lemah membuat Blaze jatuh ketanah.

Bruk!

"Sial!" Desis Blaze.

"Jangan memaksakan diri, aku akan membantumu" Ucap seseorang yang menopang tubuh Blaze.

"Fang?!" Ucap Blaze.

Tanpa menjawab apapun lagi, Fang membantu Blaze berjalan kearah Ice.

"Dimana Gempa?" Tanya Fang dengan pelan.

Kedua elemental itu bahkan tidak tahu dimana kakak nya sekarang.

"Semua nya sudah aman! Kalian tunggu disini saja! Aku yang akan mencari yang lainnya," ujar Fang yang membantu Blaze untuk duduk di sebelah Ice.

"Apa yang terjadi? Bagaimana dengan Pak Pato?" Tanya Blaze.

"Robot pemicu itu sudah hancur, aku menghancurkannya sekaligus bersama dengan dalang nya," jelas Fang tersenyum tipis.

"Darah itu?.."

"Tubuh binatang itu hancur dan darah busuk nya ini mengenai ku," kata Fang dengan kesal sembari mengusap sebagian darah yang terkena wajah nya.

Ice menarik tangan Fang sebelum ia pergi mencari Gempa. "Terimakasih.."

Fang tersenyum dengan tatapan yang sendu, ia memegang tangan Ice dan menjawab ucapan terimakasih itu.

"Sama sama.. aku akan cepat," balas Fang.

Ia berlari meninggalkan kedua elemental itu. Mencari Gempa disekitar tempat yang sudah rata dengan tanah.

"Ice, apa yang akan kita lakukan setelah ini?" Tanya Blaze sembari menatap langit Gurlatan yang menjadi cerah seolah menandakan kemenangan mereka.

Ice hanya termenung menatap wajah Blaze, perlahan Ice menundukkan kepala nya.

"Aku sendiri tidak tahu, Kak," ucap Ice pelan.

Blaze tersenyum tipis mendengar Ice memanggil nya dengan 'Kakak'.

"Tidak apa apa, selama kita bertiga bersama sama. Kita akan baik baik saja, Kak Hali juga pasti akan melihat kita dari sana, mungkin," ujar Blaze yang membuat mata Aqua milik Ice berkaca kaca.

"Ayolah jangan menangis!" Tutur Blaze dengan tersenyum dan mengusap pelan pundak Ice.

Skip

"Gempa?!" Teriak Fang memanggil Gempa.

Kenyataan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang