22

150 17 1
                                    

Ssrriinng!

"Tidak semudah itu, Halilintar," ujar Kira'na yang menahan pedang Halilintar dengan pedang nya sendiri.

Para pasukan mulai bergerak ketika elemental bergerak menyerang Pak Pato. Meskipun beberapa pasukan robot mudah untuk di kalahkan.

"Pedang tenaga!"

Fang mulai membantu elemental dengan menghancurkan robot robot itu dengan pedang tenaga nya.

"Kalian sungguh tidak sabaran, aku belum menceritakan nasib ketiga adikmu, Halilintar," ucap Pak Pato.

Halilintar tersontak seketika, meskipun begitu, Halilintar harus tetap fokus pada Kira'na yang berada di hadapannya sembari menahan pedang miliknya.

Tidak ada yang biasa ia lakukan jika sudah berhadapan dengan kira'na, tatapan tajam saja yang bisa ia lontarkan kepada makhluk rendahan seperti Pak Pato yang hanya diam menyaksikan pertarungan.

"Kenapa kau diam?! Hancurkan mereka!" Perintah Pak Pato kepada Beliung.

Betapa dahsyat nya angin tersebut, menerjang apapun yang terkena pusaran angin itu.

Wajah Beliung yang datar tanpa sebuah ekspresi apapun, Halilintar hanya bisa menatap adik nya dengan samar, kuat nya angin tersebut menutupi pandangannya.

Tidak kenal lawan atau kawan, banyak pasukan Pak Pato yang masuk kedalam pusaran tersebut.

"Sialan! Hentikan Pak Pato!!" Ketus Thorn.

"Berhenti? Untuk apa? Dengarkan ceritaku sembari bertarung dengan alat alat hebat ku itu," jawab Pak Pato dengan nada sombong nya.

Ia duduk di atas tebing dengan perlindungan dari angin milik Beliung yang bahkan tidak bisa di sentuh sedikitpun.

"SADAR!! Kau di bawah kendali dia!!" Tegas Halilintar kepada Kira'na yang terus menyerangnya dari setiap arah.

"Banyak omong!" Sinis Kira'na dengan tatapan jengkel nya.

Bbwwwooosszzhh

Tatapan mereka terbelalak pada sebuah asap yang tiba tiba terlihat di sekitar mereka.

Tidak salah lagi, para robot penguasa elemental itu mulai bergerak kembali. Robot itu mengincar setiap kuasa yang sesuai dengan mereka.

"Lagi lagi seperti ini," guman Halilintar.

Sring!

"Kau pasti sangat senang, aku bisa membuatmu melihat seperti apa sosok Santriantar.. benarkan, Halilintar?" Kata Pak Pato.

"Tenang saja! Tidak perlu takut, tidak akan sakit sedikitpun. Dan yahh, aku perlu menceritakan keadaan ketiga elemental lainnya," tambah Pak Pato.

Semua itu di abaikan oleh Halilintar dan Thorn yang sibuk dengan lawan mereka masing masing. Walaupun kedua nya merasa cemas dengan keadaan ketiga saudaranya.

Sementara Fang sedang berusaha menghancurkan setiap robot penghalang, dan juga berusaha mendekat pada Pak Pato yang di lindungi dengan lapisan pusaran Beliung.

"Aku rasa mereka sudah selesai dengan jendral Sa'riya, tidak apa apa! Mereka baik baik saja, hanya saja mereka pasti akan terluka berat," ucap Pak Pato dengan tertawa.

===

"Ini balasan untuk kalian! Makhluk biadab!" Desis Jendral Sa'riya menatap marah ketiga elemental tersebut.

Surai merah nya yang bergerak layaknya sebuah ular, langkah berat nya yang mendekat kepada Elemental tersebut, bahkan kacamata modifikasi nya sudah hancur sebagian.

Kenyataan Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang