26. Roti sobek

299 8 2
                                    

"Aku ingin sarapan perut Albar." Mata Klarybel setengah membulat. "Tidak, maksudku roti sobek. Sediakan rotinya."

Piring kaca berisi nasi goreng kecap yang baru tertuang satu centong, dipindahkan Sulis ke tengah meja. Kemudian, meraih wadah roti sobek ke hadapan Klarybel.

"A-apa-apaan toko roti ini..?" Protes Klarybel menusuk puncak roti satu per satu dengan pisau. "Harusnya diberi tanda isiannya, dong. Biar tahu rasa apa-apa saja di dalamnya, tidak jadi hancur begini, kan.."

Sebetulnya, protes tersebut merupakan nomor ke sekian dari kekesalannya. Sebab asasnya ialah, rasa malu yang menjalar kala spontan menyatakan perut Albar serupa dengan roti sobek.

"Potongkan dua roti isian keju ke piring saya." Titah Klarybel kepada Sulis yang mengangguk sembari berjalan ke arahnya. Klarybel melirik jus jambu merah yang tidak cocok diminum bersama roti. "Ganti minuman saya dengan susu."

"Baik, Nyonya."

"Sulis."

"Ya, Tuan?" Jawab Sulis sembari menuangkan susu putih ke dalam gelas Klarybel.

"Tolong setelahnya, bacakan file yang terbuka di ponsel saya, ya."

"Baik, Tuan." Ujar Sulis yang baru selesai melayani Klarybel. Meraih ponsel termahal di merek Moon tersebut yang sebelumnya sudah mengelap tangan dengan tisu di atas meja. Ia menatap layar gawai sejenak lantas menuturkan, "Jadwal acara Nyonya —" Ia berhenti kala sebelah tangan Albar mengudara.

"Tinggalkan kata sapaannya."

"Oh iya, Tuan. Baik.. Jadwal acara Klarybel. Rabu, 01 Maret 2017. Pukul 07.30 makan sarapan. Pukul 08.30 s/d 09.30 menghadiri rapat umum tahunan di gedung Moon lantai 22. Pukul 09.40 rapat daring. Pukul 11.00-12.00, menemui seorang klien di ruang kerja Klarybel. Pukul 14.00 s/d 15.00 menghadiri rapat dengan Direktur HRD dan Manajer. Pukul 16.30 melaksanakan senam yoga s/d selesai. Pukul 19.10 makan malam di rumah."

"Tumben pria tua ini ingin tahu. Apa yang akan dia lakukan?" Suara hati Klarybel.

Sulis meletakkan sopan gawai Albar ke tempat semula. Berjalan mundur pula menuju tempat para Maid berdiri.

"Jadwalku untuk apamu?" Tanya Klarybel tidak dapat mengubur penasarannya.

"Berapa kali yoga dalam seminggu?" Tanya Albar sembari menatap nasi goreng guna menyantapnya.

"3X."

"Aku tahu kau tidak menyukai senam atau ber-olahraga. Dan baru-baru melakukannya selama hamil." Albar bertutur sembari mengunyah. "Jadi, bertahanlah supaya proses persalinanmu lancar."

"Ck. Aku benci kegiatan yang menguras keringat dan tenaga. Suhu panas apalagi." Decak Klarybel.

Albar meraih gelasnya. "Apa selama ini kau tidak ikhlas?"

"Bicara apa, kau?"

"Aku bertanya." Lugas Albar.

"..."

"Tidak usah senam mulai nanti sore."

Klarybel mengangkat wajah. Menatap tajam pria yang tidak menatapnya balik. Disebabkan tengah makan. "Kau ini gila, ya?" Pertanyaannya tidak digubris dalam durasi lima belas detik. Ia kemudian lekas memetik satu anggur hijau dan melemparkannya ke piring makan yang berisikan nasi goreng tersebut.

Para Maid yang berjumlah empat di sana bergidik panik. Tiada kata yang terlontarkan lamun deru napas terkejut berhembus jelas. Seakan telah tahu aturan bereaksi yang semestinya bagaimana, seluruh Maid kompak menundukkan kepala. Berpura tidak melihat apa yang terjadi kala itu.

Marriage For Business Purposes [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang