23. Bau

749 60 37
                                    

Please vote and leave a comment! Thank you 💐

***

"Nyonya Klarybel udah hamil." Gumam Riska sembari menyiram tanaman hijau di taman menggunakan slang. Riska merupakan Maid bagian membersihkan pekarangan rumah dari depan hingga belakang. Perawatan terhadap kolam renang jualah tugasnya.

Tak berselang lama, Supir Adit dan Sulis pulang sehabis berbelanja bahan-bahan dapur beserta keperluan rumah lainnya. Pada pagi hari manakala Tuan dan Nyonya mereka berada di kantor. Riska menyaksikan langit biru sekilas seusainya menatapi kedua orang tersebut.

"Dari mana?" Basa-basi Riska yang sepantaran dengan Wati.

"Belanja." Sahut Sulis sembari menutup pintu mobil.

Kala Adit membuka bagasi mobil, Riska mengajukan pertanyaan, "Wah, mau ada apa beli banyak? Gak kayak biasa."

Tangan Adit terhenti dari yang hendak meraih plastik ukuran besar. "Merayakan kehamilan Nyonya."

"Oohh.."

Sulis tertawa renyah. "Adit bohong, Riska. Aku beli banyak karena stok buah-buahan habis total."

Riska berdecak kesal. Menyunggingkan sebelah pipinya ke wajah Adit yang menyengir. "Semoga makin panjang kayak pinokio hidung lu kalok bohong lagi." Ia menyumpah. Sembari menatap kegiatan Sulis serta Adit yang mengangkat masing-masing plastik ke dalam keranjang dorong, Riska pun bersuara, "Kalian penasaran gak kenapa Nyonya Klarybel hamil?"

Sulis memberhentikan kegiatannya. "Emang Nyonya mandul?"

"Gak kayak gitu. Maksudnya, bukannya hubungan Nyonya sama Tuan cuma rekan kerja?"

"Mungkin mereka gak mampu menahan diri." Ceplos Adit.

"Gimana mereka ngelakuinnya, ya? Mereka aja selalu musuhan." Heran Riska yang mengundang Sulis jua.

"Nanti Tuan dan Nyonya begituan ketika sedang mabuk?" Tebak Sulis.

"Ada yang udah pernah mabuk di antara kita? Emang gak sadar sama sekali, ya?" Tanya Riska. Terjawab Adit dengan mengedikkan bahu dan Sulis menggeleng.

"Aish, udahlah. Kenapa jadi bahas mereka?" Protes Sulis sembari menaruh dua plastik ke dalam keranjang.

"Tapi.. benarkah anak yang dikandung adalah anak Tuan?" Curiga Riska.

"Sebagai Supir pribadi Nyonya Klarybel, beliau gak pernah mengunjungi tempat mencurigakan." Ujar Adit.

Sulis terbawa suasana kembali. "Nyonya pernah bawa laki-laki ke rumah, sih. Malam itu, Tuan marah sekali jadinya. Waktu aku melewati ruang keluarga, aku denger Tuan ngomong 'akan membunuh'."

"Berapa kali kamu lihat Nyonya bawa laki-laki ke rumah?" Tanya Riska.

"Cuma sekali."

"Jangan-jangan yang sekali itu mereka..." Riska sengaja menggantungkan kalimatnya. "Kalau iya, berarti Nyonya bukan hamil anak Tuan?"

"Lho, pernikahan mereka aja cuma bisnis. Tentu bagi Tuan Albar hal itu gak masalah." Menurut Adit.

"Memang bukan masalah andai anak yang dikandung Nyonya bukan darah daging Tuan?" Heran Riska.

"Gak tau." Jawab Adit seraya mengedikkan bahu. "Sulis, kamu yakin denger Tuan bakal membunuh saat bertengkar sama Nyonya?"

Sulis mengangguk cepat. "Kenapa kamu tanya itu?"

"Siapa yang Tuan bunuh?"

"Laki-laki yang Nyonya ajak ke rumah."

Adit membelalakkan mata. Menyandarkan tubuh sampingnya pada mobil lantas memaku. "Tuan Albar sungguh serem, ya. Dilihat dari luar sepertinya cuma punya sifat dingin."

Marriage For Business Purposes [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang