Please vote and leave a comment! Thank you 💐
***
***
"Sit down." Titah Albar dengan tangan terlipat di atas perut serta duduk menyilangkan kaki.
Kala itu jarum jam menunjukkan pukul sepuluh malam. Bersuasana pria berbalut baju kantornya dan wanita dengan piyama seksinya. Baju terusan sampai lutut tanpa lengan panjang. Di meja makan yang panjang tetapi tiada hidangan apapun. Telah dipindahkan ke dapur oleh Sulis. Sang pria yang baru pulang kantor itu bukanlah bersebab lembur. Melainkan, memikirkan jalan keluar perihal Reno yang mengundurkan diri.
"Just say it. Apa?"
"Saya bilang duduk."
"Kamu tidak lihat aku sudah berbalut piyama?"
"Dan saya baru pulang karena mencari solusi."
"Ingin membahas Reno?"
"Ya."
"Besok sajalah."
"Now."
Klarybel hanya menggeleng cepat namun raut menantang. Lantam pula. Kemudian Albar berjalan menuju Klarybel seraya lipatan tangan di atas perut enggan terlepas. Kini, ia telah berdiri di belakang Klarybel. Memegang pinggang wanita itu lantas menganjurkan ke kursi. "Apa yang kamu lakukan? Hey, ini namanya pemaksaan!" Protes Klarybel.
Kursi yang masih masuk pada meja ditarik Albar. Selepasnya, menduduki Klarybel di sana dengan caranya sendiri sebab wanita itu sulit diatur. Yakni, kedua tangan di atas pundak Klarybel kemudian sedikit menekan ke bawah agar tak ada ruang untuk menolak.
"Hurry up!" Titah Klarybel kala Albar barusan duduk. "Emang dia aja yang bisa memerintah cepat." Sebetulnya perintah cepat merupakan pembalasan.
"Kalau saya tiada, kamu dan Reno akan menggantikan posisi saya di Moon. Atau saat kita sudah tua, Reno lah yang mengambil alih."
"I haven't forgotten." Respon Klarybel telah serius.
"Menurutmu kita harus melakukan apa saat Reno resign?"
"Gak mudah mendirikan Perusahaan sendiri. Reno pasti akan berhenti mengejar keinginannya lalu kembali ke Moon."
"Kenapa kamu berpikiran pendek? Anggap Reno berhasil lantas saya atau kita tiada. Moon bagaimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...