Bulu kuas tersebut menorehkan abu tua pada pembuatan mural bagian langit. Sesudahnya, menjangkau warna biru tua ke lapak bagian laksana sebelumnya. Di tengah mewarnai langit, Klarybel menyempatkan matanya guna melirik hasil karya tangannya. Merasa tampilan redup pada bulan, ia lantas memberi sekelumit warna kuning.
Mata Albar serta-merta mampir ke gelang kaki si wanita. Rupanya, suara-suara kecil yang kerap bunyi tatkala Klarybel berpindah kaki berasal dari sana. Raut datar Albar memudar seketika. Tidak pula tersenyum. Wanita berkepang satu itu tampak menjelma menjadi Sulis yang lemah lembut lamun seksi—memperlihatkan punggung agar terekspos.
Klarybel menghentikan kegiatannya yang telah rampung tersebut. Mengambil tiga langkah ke belakang. Bulan purnama bertaburan bintang di langit malam terlukis. Turun ke samping, terdapat ranting-ranting pohon tanpa dedaunan.
"Apakah bagus?" Tanya Klarybel yang sebelumnya telah membalikkan tubuh.
"Seksi." Albar keceplosan.
Klarybel terperanjat. "Kamu melihati tubuhku sejak duduk?!"
"Kamu berharap saya puji?" Tanya Albar tenang.
"Jadi seksi maksudmu apa?!" Klarybel bertutur cepat dan kian beremosi.
"Lukisanmu." Albar menoleh ke belakang Klarybel sekelebat. "Merangsang keanggunan bagi semua usia."
Klarybel tidak bergeming sebab percaya sahaja kemudian memunggungi Albar. Albar lantas bangkit dari duduknya perlahan. Mengayunkan lurus langkah kaki. Diikutkan tatapan lekat dalam menilik si wanita.
"Aku mau menambahkan bulannya mata dan bibir sedang tersenyum. How do you think?" Tanya Klarybel tanpa berbalik.
"Tambahkan."
Kala ia menarik garis lengkungan ke atas, Klarybel memicingkan mata. Lumayan terkejut semasa parfum Albar tercium dekat dan suara langkah kaki menghilang. Yang mana berarti Albar telah berada di belakangnya dan benar adanya.
"Kamu seperti juriku." Ujar Klarybel sembari mencari kuas baru di atas meja kukuh sekaligus tempat Albar duduk bertumpu di tepi meja.
"Why is that?"
Klarybel membalas pandangan Albar. Kemudian meletakkan kuas sebelum berjalan ke arah Albar dan berujar, "Pakaian formalmu ini, buat aku seperti sedang lomba." Ujarnya sembari menuntun tangan ke dasi hendak membuka. Lamun kembali mencari-cari kuas sebab ia baru sadar.
Kecanggungan menjalari Klarybel dan Albar sesudahnya~
Sesuatu yang terlanjur tersebut, terlupakan Klarybel kala ia mengingat hendak memetakan bulan tersenyum dan melantas melakoninya. Akan tetapi Albar, "Ukirkan di tubuh saya gambar."
"Menjadi dinding dulu."
"I'm not joking."
"Cat membuat mural bukan untuk kulit manusia."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...