22. Pisah

554 11 3
                                    

Bangunan desain interior dan eksterior gedung ONE tiada perbedaan alias tetap serupa semacam pertama kali berdiri. Meskipun Direktur Utama telah berganti seiring berlalunya waktu, mereka tidak mengubah seluruh desain beserta furniture kecuali telah mengalami  kerusakan.

"Kenapa dia marah sekali ditimpa berita sejelek ini?"

Klarybel menelaah, bahwa peristiwa masa kini merupakan kala pertama bagi Albar mengecam keras tindakan ONE. Mengapa ONE sebab Perusahaan ponsel pintar itu yang semata bersaing curang. Berpuluh-puluh kali pencemaran nama baik Moon dan pria itu ternodai. Lamun, tiada satu kali pun Albar marah.

Himpunan kecurangan berikut ialah; ONE mengada-ngada bila sang Dirut Moon alias Albar Abrisam merupakan koruptor di Perusahaannya sendiri. Pernah mengirim kesaksian palsu dari seorang wanita yang entah berasal darimana bahwasanya tatkala ia melamar kerja, salah satu bagian terpenting di Moon melecehkan dirinya.

Bukan itu semata, nama-nama Abrisam beserta Pratibha pun tidak lepas dari gangguan ONE. Artikel menulis jikalau posisi Albar yang menjabat sebagai Dirut bersebab hasil dari menggulingkan Abrisam dan Pratibha melalui kudeta tak berdarah.

Perlakuan Moon kepada seluruh buruh pabrik mereka pun disinggung. Moon tidak memperkerjakan seyogianya manusia. Adanya jam kerja tidak manusiawi tiap bulannya beserta upah kecil kerap dibayar dengan tidak tepat waktu. Seakan telah terbiasa, merupakan kelaziman bila ada pekerja yang pingsan atau meninggal kala tengah bekerja.

Semua kecurangan yang berasal dari ONE tersebut acap dibantah oleh Pengacara Moon. Tentu memberikan segala bukti. Semacam wanita yang pernah mengaku dilecehkan itu, terbantahkan oleh Moon bahwa mereka tidak membuka lowongan pekerjaan dalam tahun-tahun itu.

"Senang akan bekerja sama denganmu." Ujar Rasti mengikuti Klarybel yang sedari tadi melipat kedua tangan.

"Kau menantikan ini?"

"Biasa saja."

"Oh.."

"... lumayan."

"Apa maksudnya?"

"Setidaknya kita tidak saling menyiram minuman lagi."

"Aku juga berpikir sama."

"Mmm. Mengapa pertemuan kita dibagi 2?"

Deg. "Albar yang mengatur. Dia bilang ingin lebih terbuka dulu dengan Presiden ONE."

"Albar? Kau memanggil Suamimu hanya nama?"

"Memangnya kenapa? Itu bukan sebutan yang menghina."

"Tapi itu tidak sopan." Rasti sedikit tertawa.

"Ya ya ya. Akan ku simak." Klarybel merapikan uraian rambutnya. Berupaya menghindari raut malas agar tak kentara.

"Aku lihat kau masih menyimpan kemarahan kepadaku." Tatapan Rasti terhadap Klarybel persis mengamati.

"Itu hanya dugaanmu. Aslinya tidak." Semburat senyum tipis Klarybel menyala.

"Apakah Suamimu memaksa bertemuku?" Insting tajam Rasti mengenai Klarybel masih menetap.

"Justru aku yang berinisiatif. Awalnya face to face ini tidak ada, lho."

"Wow." Rasti membuka lebar mulut dan memasang raut takjub. "Hilang sudah firasat burukku tentangmu, Klarybel."

Seadanya Klarybel membalas raut gembira Rasti dan tidak natural. Sepersekian detik kemudian ia pun berujar, "Apa kegiatanmu sehabis rapat denganku?"

"Kenapa? Kau ingin mengajakku ke kelab?"

"Tidak. Hanya basa-basi sebelum memulai inti."

"Oh." Rasti tertawa renyah. "Aku akan mengerjakan pekerjaanku dengan laptop."

Marriage For Business Purposes [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang