Please vote and leave a comment! Thank you 💐
***
Dibalik tekukan wajahnya, ada satu pertanyaan menggiring ke benak. Mobil yang baru pertama ia lihat di pekarangan rumah. Terparkir larut malam, menghasilkan aroma pria bukannya wanita, serta plat nomor kendaraan bernama pria apabila dirangkai.
Tapak kaki sepatu Albar telah hinggap di teras rumah. Berjalan seraya menggulung kemeja sampai sikut. Ia memang kerap menyambi. Jas beserta rompi terbiasa ia buka kancingnya selagi turun dari mobil menuju kamar tidur.
Lantaran sempitnya waktu. Dan tiba di kamar tidur menyisakan kemeja yang tinggal terlucut. Sebetulnya, waktu untuk melepaskan jas dan rompi ada walau tidak banyak. Tetapi Albar, tipe yang beranggapan; bila kini dapat dilakukan, kenapa harus ditunda?
Kedua kemeja di tangan sukses tergulung kala kakinya di berantara ruang keluarga dan dapur bersih. Bunga tulip putih di atas meja bulat menutupi wajah seseorang di hadapan Klarybel. Tampak nyata dua orang tengah bermesraan di ruang keluarga. Tidak selayak kegiatan yang semestinya dilakukan di atas ranjang. Melainkan bersandar di bahu Klarybel dan Klarybel pula menyentuh pipi seseorang itu.
Melangkah santai namun garang, Albar berdeham kemudian menenggelamkan kedua tangan beruratnya ke saku celana. Mengartikan kepada dua orang yang termangu itu bahwasanya ia tidak berkehendak berkelahi. Berdiri di belakang sofa ruang keluarga.
"Egi, go home." Ujar Klarybel pelan. Tatapan Egi kepada Albar hanya tatkala Albar berdeham. Selain itu bereaksi kaku lantas mengindahkan permintaan Klarybel.
"Why?" Tanya Klarybel kala Egi membalikan badan.
"My wallet." Jawab Egi menuju ke meja seusainya lanjut mengangkat kaki.
"You're breaking the rules." Ujar Albar kala merasakan telah mereka berdua di situ.
Klarybel pun berjalan ke arah Albar. "Cuma 1x."
"Maksudmu wajar?"
Tidak mengiyakan pertanyaan Albar, tidak pula membantah. Namun, tetap berlagak angkuh meskipun ia sadar melakukan kesalahan.
"Tidak boleh membawa laki-laki lain ke dalam rumah. Walau saat saya tidak ada." Tekan Albar.
"Cuma 1x." Ulang Klarybel meleceh.
"Kenapa kamu membawanya kemari? Kamar hotel di seluruh Negara sudah penuh?"
Klarybel memandang marah dari yang semula menatap lain. "Your thinking is incorrect."
"Give me the data if I'm wrong." Mulut Klarybel yang tertutup menghasilkan tambahan sebongkah ujaran yang tidak dapat Albar cegah. "Kamu bebas tidur dengan 1 laki-laki atau 5 sekaligus, tapi jangan di rumah."
Plak.
Klarybel menampar pipi Albar. Bila Albar tidak dapat mencegah ujarannya, Klarybel pula tidak dapat mencegah tangannya. Sebab ia tidak berbohong. Ia bersama Egi mengobrol semata. Tidak melakukan selayak pikiran Albar. Akan tetapi alasan ia bungkam tatkala diminta data lantaran ia pun bingung hendak menyampaikan apa. Sedang orang yang ia tampar barusan tidak mudah percaya pada apapun.
Albar mengembalikan wajahnya ke semula yakni ke depan secara perlahan. Bekas pukulan Klarybel sejurus memerihkan baginya. Namun, tamparan tangan Klarybel malar membikin ia makin percaya pada dugaannya.
"Laki-laki dengan tiga kancing teratas terbuka sedangkan suhu ruangan dingin. Dan wanita dengan pakaian tidurnya yang seksi. Do you think I made a mistake?" Albar menaikkan kedua alis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...