Please vote and leave a comment! Thank you 💐
Hai readers, eceknya gambar di bawah ini mejanya gak ada apinya yaa tapi di tungkunya yang berapii
***
Jenis pekerjaan yang dapat dikerjakan dari rumah, ia lakoni. Lembaran kertas putih serta beragam map tergeletak di atas meja. Keragaman warna turut menghiasi. Memenuhi permukaan meja. Pena bertinta hitam telah terselip nyaris dua jam. Sebab tiap membaca berkas, pena tersebut laksana cincin yang pelik ia lepas.
Klarybel menghembuskan napas lelah sembari menaruh selembar kertas ke atas meja secara sembarang sehingga terbang entah kemana. Kemudian menyandarkan kepala pada sandaran sofa. Wajahnya menatap plafon. Tidak lama kemudian, nama Egi muncul di pencarian isi pikirannya.
Dengan membekali Egi pesan agar menghubungi dirinya apabila berniat kembali, rupanya tidak ampuh. Klarybel hendak menganjurkan tubuh lamun batal. Sejak belakangan hingga hari itu Egi tidak menghubunginya. Jadi, tidak semestinya ia mengecek gawai.
"Haruskah aku mohon ke Albar supaya merekrut Egi?" Gumam Klarybel. "Andai Egi dan aku kerja di kantor yang sama, kami bakal bertemu diam-diam. Di ruang kerjaku, di toilet.., huft. Seru sekali baru berkhayal ... gimana caranya, ya?"
"Daripada tidak beres, mending jangan bekerja." Albar meletakkan lembar kertas yang terbuang tadi di atas.
Klarybel membuang wajah ke perapian. "Tidak sengaja." Ia merespon singkat sebab berlengah-lengah. Tengah dihampiri kegalauan perkara Egi.
"Itu berkas penting. Kalau terbereskan Maid bagaimana?" Albar marah lamun bernada rendah.
"Kertasnya jatuh di sini. Bukan di kamar mandi, dapur atau halaman rumah." Klarybel pula menanggapinya santai. "Lagian, ruangan bertungku tidak dimasuki Maid. Udah mereka bersihkan sebelum aku masuk."
Sofa kosong di hadapan Klarybel lantas terduduki oleh Albar. Satu per satu kertas mulai tersusun rapi. Kembali ke muasalnya yakni kedalaman map.
"Aku tidak senam sudah 6 hari."
"Coba ganti senam."
"Masalahnya ada di aku. Aku kehilangan selera ngelakukannya."
"Pilih yang paling ringan. Seperti jalan kaki." Himpunan kertas sembari bertegak di atas meja agar sejajar dibuat Albar.
"Pemaksaan." Cibir Klarybel.
Watak Klarybel memang serba dipaksa bila wanita itu embuh berkehendak yang tidak wajar. Albar pun memahami ihwal tersebut.
"Sebenarnya kamu sedang sedih, kan?" Segenap gumaman Klarybel perihal Egi terdengar Albar rupanya.
Klarybel menoleh ke Albar. "Apa iya kesedihan wanita mengandung bisa mempengaruhi kandungan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...