Please vote and leave a comment! Thank you 💐
***
Menuruni anak tangga yang sedikit lagi tiba di lantai satu, samar-samar Albar menangkap suara dari arah dapur bersih. Banyak kemungkinan dapat terjadi namun bukan di rumahnya. Batin Albar. Pembersihan rutin seluruh sisi rumah serta keamanan tingkat tinggi lingkungan. Jadi, tikus atau pencuri tidak sepantasnya masuk ke dalam rumah mereka, bukan?
Lampu yang kerap hidup pada malam hari menerangkan indra penglihat sejuta kali lipat. Sehingga kala ia hendak menuju dapur bersih, langsung menampakkan situasi. Situasi tersebut ialah, Klarybel yang tengah di depan kulkas. Pintu atas terbuka keduanya. Meja bar dipenuhi buah-buahan berbungkus.
"Yah. Gak ada.." Keluh Klarybel seraya membalikkan tubuh kemudian terkesiap manakala Albar melihatnya.
"What are you doing?"
"Aku cari mangga manis."
"Close the refrigerator door." Titah Albar. Klarybel yang terlupa pun mengindahkan. "Harus mangga?"
"Aku mengidam." Jawab Klarybel malu-malu. Menggigit ujung bibir bawah.
"Kapan kamu tahu hamil? Kenapa tidak memberi tahu saya?"
"Tadi siang. Menurutku lebih baik memberi tahu langsung daripada lewat handphone."
"Sudah berapa minggu?"
"3 minggu."
"Inikah alasanmu pulang kerja lebih cepat?"
"Yeah." Wadah berisi anggur yang sedari tadi terpegang Klarybel hantar menuju meja bar.
"Yaudah. Saya akan keluar cari mangga." Ujar Albar kemudian melenggang pergi.
Albar sampai melupakan dahaga keringnya yang tidak lagi terasakan. Ia yang baru saja melepas jas di kamar hendak pergi lagi perihal mengidam. Tetapi baginya, ini bukan masalah. Arloji di tangan ia tatap dan menunjukkan pukul satu malam.
Momen itu Albar mengendara seorang diri tanpa Supir. Alasan sederhananya ialah, mengundang kerumitan apabila Klarybel berkicau pada jam malam yang semestinya beristirahat. Semisal mangga yang terbeli sedikit atau bukan rasa manis sebab penjual berbohong atau keliru. Maka dari itu, biarlah ia semata yang mengkonsumsi kicauan Klarybel.
Daerah rumah mereka terletak di pusat kota. Pusat berbelanjaan tidak sulit ditemukan kecuali jauh malam. Jarang terdapat toko yang buka dua puluh empat jam. Adapun itu, bukan toko buah sebagaimana yang ia cari. Selama mencari toko buah atau pasar apapun yang menjual buah, ia melajukan mobil secara pelan dan akhirnya menemukan apa yang ia cari.
Bergegas dari rumah pukul satu malam dan kembali pukul satu lewat empat puluh menit. Penyebabnya memakan durasi padahal yang ia beli mangga belaka ialah, buah tersebut tidak berjenis satu. Bermacam-macam Albar beli agar menghindari tiga hal sebelumnya. Albar menenteng enam plastik tebal nan besar pada tangan perkasa yang masing-masing tiga. Satuan ukuran kilogram tidak terbeli Albar sama rata. Ada yang ia beli dua kilogram serta tiga kilogram.
"You bought a lot. Are you planning to sell them?" Kelakar Klarybel bergaya jenuh menunggu di meja bar.
"Ini mangga arumanis, apel,"
Penjelasan Albar dipangkas Klarybel. "Itu mangga bukan apel."
"Saya sedang menamai jenisnya." Mendapati respon anggukan Klarybel, Albar pun melanjutkan sembari tangan mengeluarkan bungkusan mangga satu per satu dari plastik. "Mangga golek, malibu sama madu. Semua jenis saya beli rasa manis seperti keinginanmu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...