Please vote and leave a comment! Thank you 💐
***
Bondan tengah bersenandung seraya menyetir ke jalan pulang yang kian mendekat. Ia merupakan Supir pribadi Albar. Klarybel mempunyai jua namun bukan untuk memposisikannya secara pribadi. Sebab Supir Klarybel, turut mengantar ART sewaktu belanja atau semacamnya.
Albar dan Klarybel yang kerap bepergian bersama dalam hal bisnis membuat mereka memperkerjakan dua Supir saja. Urusan ART yang tidak setiap hari keluar rumah pun, tidak pernah merebutkan setir Supir oleh Klarybel dan ART.
Senandungan Bondan mandek seketika kala memandang ada parkiran mobil pick up hitam di samping rumah majikannya. Pria berusia tiga puluh tahun ini memberhentikan mobil lantas menajamkan penglihatannya.
Dua laki-laki bertopeng menggotong tangga panjang untuk kemudian dijadikan penyangga di tembok pagar. Keduanya tampak kesukaran kala tangga yang terlihat berat itu hendak merosot akibat tanah lunak. Sebelumnya, telah turun hujan pada sore hari. Keduanya lantas mencari sesuatu. Dapat dipastikan bahwa mereka mencari batu lebar dan rata guna diletakkan di bawah tangga. Agar dataran tanah tidak melunak.
Menyadari tidak semestinya mencari batu berdua. Pencuri satunya, berjaga memutar kepala. Tentu Bondan sadar mobilnya akan diketahui. Ia lantas menghubungi pengawal di rumah majikannya. Tidak berselang lama, tiga pengawal berotot datang menggarang. Mudahnya menangkap mereka sebab keduanya lama melarikan diri. Bukan kabur kala pengawal menggertak, mereka justru termangu saling bertatap.
Kedua pencuri telah diborgol serta duduk menekuk lutut di pekarangan rumah. Bondan, tiga pengawal dan Satpam di sana berdiri menunduk di belakang pencuri. Penyebabnya karena majikan mereka adalah Klarybel. Dua majikan itu telah diberitahu Bondan sebelumnya bahwasanya ada pencuri.
Keduanya bersedekap. Bedanya, Klarybel bergaya bersama arogannya. "Supir Albar." Panggilnya.
"Iya, Nyonya?"
"Dari mana dan kenapa pulang malam?"
"Saya habis menstok bahan bakar minyak mobil, Nyonya. Kalau saya mengisinya saat sekalian pergi dengan Tuan, Tuan tidak mau menunggu. Jadi, saya disuruh ke pengisian bahan bakar minyak saat tidak menyetirkan mobil untuk Tuan."
"Pengawal."
"Iya, Nyonya."
"Apa yang kalian lakukan seharian ini?"
Ketiganya sempat memandang satu sama lain seakan bertanya siapa yang hendak berbicara. Lantas pengawal yang lebih tua dari satunya menjawab. "Kami melakukan pekerjaan kami seperti biasa, Nyonya. Mengelilingi rumah, mengecek ke luar pagar, menghafal plat kendaraan di sekitar luar pagar, melihat gerak-gerik orang yang mencurigakan dan berkeliling di luar pagar dengan anjing pelacak kita."
"Terus kenapa mereka bisa datang ke sini?!" Setelah Klarybel bertanya ini, Albar melangkah menjauh. Menghubungi Polisi. "Kalian ngopi di jam kerja? tidur? Nonton sepak bola? Berlaga catur? Yang mana? ... kalian makan gaji buta, ya?"
"Tidak, Nyonya." Diukur dari kekuatan tenaga, mereka memilikinya dan Klarybel bagaikan kucing bagi mereka. Namun bila kekuatan itu terukur berupa uang, maka mereka tidak ada apa-apanya.
Klarybel menyipitkan mata seakan-akan memikirkan sesuatu. "Pasti kalian pernah melakukan salah satu yang saya bilang. Karena tidak mungkin pencuri hampir lolos masuk kalau tidak melihat celah kosong." Ia menatap pencuri kemudian. "Eh, pencuri. Kapan kalian mengintai rumah saya?"
"Sebulan lalu." Hanya satu yang menjawab.
"Berapa lama?"
"... kami lupa." Dijawab seseorang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...