Please vote and leave a comment! Thank you 💐
***
Keduanya menggelar meeting di atas balkon gedung kantor. Meja bulat hadir di tengah berantara dua kursi minimalis. Serupa meeting biasanya, di atas meja bulat marmer terdapat perangkat keras yakni dua laptop, sebuah tablet serta pena digital. Railing kaca di balkon menembus matahari pagi.
Klarybel baru mengetahui Sanjaya terpecat semenit setelah menduduki kursi. Manakala Albar spontan mengatakan tatkala Klarybel belum membuka diskusi meeting. Tentu ia mengalami keterkejutan, mengingat pasal Sanjaya merupakan Chief Marketing Officer.
"Kamu memecat Sanjaya karena dia gak menghargaiku?"
"Ya."
"Menurutmu perbuatan Sanjaya bukan hal sepele?"
"Hal yang tidak wajar." Jelas Albar.
"Walaupun aku suka alasanmu, aku kurang bisa terima untuk sekarang."
"Why?"
"Kita sedang masuk di strategi pemasaran. Bagaimana kita bisa melalui masa ini dengan penuh kalau Sanjaya kamu pecat?" Klarybel bernada rendah. "Harusnya memecatnya setelah pemasaran Moon Rainbow selesai." Ia menghela napas lelah. "Aku sangka semua bakal lancar sampai akhir."
Albar menganjurkan tubuh lantas membuka laptop. "Kamu kira saya membuat keputusan dengan asal-asalan?" Tanyanya sembari memandang layar laptop.
"So, what's your plan?"
"Banyak. Membahas bersamamu saja sudah cukup. Peluncuran Moon Rainbow kali ini, tidak perlu berlebih menggunakan jasa iklan."
Klarybel tercengang sekaligus tersipu. Pipi merah merona mendominasi ketimbang blush on berwarna peach. "Without Sanjaya?"
"Ya." Jawab Albar seraya menegapkan tubuh lantas melipat kedua tangan di atas meja.
Gaya rambut kuncir tinggi di bagian belakang sempat ia pindahkan ke depan akibat kikuk. Lantas memindahkan lagi ke tempat semula. "Baik, kita awali meeting dengan pembukaan dulu." Klarybel menarik napas yang membikin mulut menganga sedikit. "Materi meeting mengenai pengiklanan. Mudah-mudahan hal berdasar hingga teratas bisa kita selesaikan dalam pertemuan meeting ini. Pembahasan pertama, memilih publik figure. Kedua, menentukan jumlah anggaran. Dan ketiga, bagaimana pola sasaran untuk strategi pemasaran."
"Publik figure. Seperti saat meeting sebelumnya. Aku sudah mengantongi 2 pilihan. Aktris atau Model. Dari Aktris bernama Ayu. Model yaitu Hana. Ayu Aktris yang sedang naik daun. Kalau Hana tidak tapi mereka sama-sama populer di kalangan target pasar kita."
"Siapa yang kamu inginkan di antara keduanya?"
"Ayu. Aku mendapat info baru kalau Ayu sudah syuting sinetron 3 bulan lalu yang selama ini dirahasiakan. Dan lusa, sinetronnya akan tayang. Sebelum meeting denganmu saat kau ke luar Negeri, aku sudah meeting dengan karyawan Moon di bagian pemasaran. Sambil memberi bukti, karyawan kita mengatakan jika setiap Aktris yang bermain sinetron selalu bertambah fans dan mengalami kenaikan jumlah pengikut di sosial media mereka."
"Perbandingan yang tidak proporsional, bukan? Jika kita berkolaborasi dengan Ayu, besar kemungkinan bahwa Moon Rainbow dapat dikenal luas secara umum. Omong-omong, ini adalah sinetron perdananya. Ayu juga didapuk menjadi pemeran utama. Sinetron Ayu bertema romansa dan kekeluargaan. Adaptasi dari novel best seller." Terang Klarybel kemudian memangku tablet.
"Untuk penghargaan, kemenangan saja yang ku sampaikan. Masuk nominasi tidak. Nah, Ayu pernah menjadi pemenang sebagai Actress of The Year Indonesian Choice Awards, Indonesian Movie Actors Award untuk Pemeran Pendukung Wanita Terfavorit, Festival Film Bandung untuk Pemeran Utama Wanita Terpuji Film Indonesia. Dan, Piala Maya untuk Aktris Pendukung Terpilih."
KAMU SEDANG MEMBACA
Marriage For Business Purposes [On Going]
RomanceDemi terstrukturnya perusahaan keluarga yang berdiri di bidang smartphone, Albar dan Klarybel bersedia menerima perjodohan yang diselenggarakan oleh kedua orang tua mereka. Baik Albar dan Klarybel tidak pernah berat hati serta santai akan pernikahan...