31. MENAPAKI JEJAK KENANGAN✔️

10 1 0
                                    


Hai Readers👋
Happy Reading🥰
Semoga suka, Aamiin🤲
Jangan lupa vote dan komen yaa✨

31. Menapaki Jejak Kenangan

Setiap Pojok Lingkungan Sekolah Penuh Kenangan Tentang Lo Kak. Gimana Gue Bisa Melupakan Lo, Jika Bayangan Lo Selalu Menghantui Gue Kak?
-Zalfa Rania Alexander-

Memulai kembali pembelajaran di sekolah setelah kelulusannya hari itu, membuat diri ini berkelana menapaki kembali ingatan disetiap sudut sekolah yang berisi penuh akan cerita tentangnya. Faktanya Zalfa belum lupa tentang dia dan segala kenangannya. Terlalu banyak kenangan yang terlukis indah diingatan manusia ini.

Perlahan namun pasti langkah itu memasuki gerbang sekolah, dan terhenti diparkiran sekolah, tempat biasanya Anzel memarkirkan motor, ia menatap dalam seakan ia melihat putaran kilasan video hari itu.

Di parkiran sekolah, rasanya aku kembali flashback pada kejadian hari itu. Kejadian saat kau melewati ku begitu saja, saat aku memandang mu lama hari itu dan disuguhkan sebuah sisi lainnya darimu serta saat aku menghindar dari mu, batin Zalfa sendu.

Rey dan Javas yang baru datang, terkejut menatap Zalfa yang sedang berdiri merenung didekat parkiran memandang dalam kearah tempat tersebut.

"Rey, zalfaaa?" Javas menunjuk pada Zalfa yang termenung.

Rey tanpa pikir panjang ia menghampiri Zalfa, ia khawatir takut terjadi apa-apa dengan Zalfanya.

"Faa.." Rey menepuk pundak Zalfa untuk menyadarkannya.

Tepukan itu menyadarkannya, jiwanya kembali merasuki raganya pada hari itu. Ia berbalik menatap seseorang yang menepuknya.

"Pagi Zalfa!" Sapa Rey.

"Pagi juga Rey!" Ucap Zalfa.

"Pagi yang indah yaa Rey, pagi tanpanya," canda Zalfa menatap sekeliling yang tampak sepi.

Rey hanya terdiam mendengar penuturan Zalfa yang seakan senang menikmati kepergian Anzel.

Mereka kemudian meneruskan berjalan menuju kelas, tempat yang menjadi tujuan semua siswa-siswi jika datang ke sekolahan.

Perjalanan melalui lorong itu diiringi dengan kilas balik semua memori yang ada.

Harusnya lo melupakan semua itu, katanya lo move on Fa? Kalau lo gini terus lo akan terjebak pada kenangannya, kapan lo mau move on, batin Zalfa dari jiwa yang lain menolak untuk mengingat-ingat kembali tentang hadirnya.

Zalfa menggeleng-geleng kepalanya menyadarkan pikirannya. "Rey ," ucap Zalfa yang berada disampingnya.

Rey menoleh, "Apa Fa?"

"Lo di ruang berapa ujiannya?" Tanya Zalfa. Sedari tadi ia melihat banyaknya teman mereka yang berlalu lalang membawa buku sembari dibacanya, sebab hari ini hari pelaksanaan Penilaian Akhir Tahun.

"Hmm, mungkin di ruang yang sama kayak lo," tutur Rey.

Zalfa memajukan tubuhnya mencari kebenaran dari Rey, "Perasaan gue gak lihat nama lo seruangan sama gue deh kemarin."

"Bercanda Fa, kenapa lo serius banget, gue diruang ini," canda Rey tertawa tipis, ia menghentikan langkahnya di ruang 8.

Zalfa menatap sekilas ruang itu yang sudah ramai, "Kalau gitu duluan ya Rey," Ucapnya.

"Mau gitu anterin gak?" Tawar Rey pada Zalfa.

Zalfa menggelengkan kepalanya, ia menjauh dari ruang ujian Rey dan menuju ke ruang ujiannya.

Hai, Kak Anzel! [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang