10. PERASAAN HATI✔️

13 5 0
                                    


Hai Readers👋
Happy Reading🥰
Semoga suka, Aamiin🤲
Jangan lupa vote dan komen yaa✨

10. Perasaan Hati

Malam hari di keluarga Alexander, seperti biasa mereka akan duduk menonton televisi sambil menceritakan kejadian satu hari ini atau yang sudah berlalu.

"Fa, yang kemarin jadi pasangan kamu ikut fashion show itu siapa?" Tanya Ayahnya.

"Rey Yah, Reynaldi Bryan Sadewa," Jawab Zalfa.

"Kenapa Yah?" Tanya Zalfa heran, tak seperti biasanya ayah akan menanyakan hal seperti itu.

"Gapapa," Ucap Ayah.

"Oh iya bun, ada undangan pengambilan raport oleh orang tua. Nanti ayah atau bunda yang datang?" Tanya Zalfa.

"Biar Bundamu aja yang pergi, ayah ada urusan di kantor," Ucap Ayah.

**

Setelah seminggu kemarin pelaksanaan classmeeting, hari ini Senin pada bulan akhir setiap tahun pembagian raport yang diambil oleh perwakilan orangtua. Guru-guru dibantu oleh anak-anak OSIS untuk mengarahkan wali murid ke kelas anaknya masing-masing, dan setiap kelas ada satu panitia OSIS yang siap membantu.

"Gue kelas berapa Fat?" Tanya Anzel pada Fatin.

"10 IPA 1," balas Fatin setelah mengecek.

"Okey," Ucap Anzel.

Anzel meninggalkan ruang OSIS dan menuju ke kelas 10 IPA 1, ternyata didalam kelas sudah ada walimurid yang sudah datang.

Ia keluar sejenak, disana sudah ada Reksa yang menunggu didepan kelas.

"Kapan lo mau ambil raport ke ruang guru?" Tanya Reksa.

"Sekarang, kenapa lo mau sekalian ambil?" Ucap Anzel, Reksa mengangguk mengiyakan.

Mereka berjalan bersama menuju ruang guru mengambil raport di meja wali kelas masing-masing.

Anzel mendekat ke mejanya Bu Lutfi, "Permisi Bu Lutfi," Sapa Anzel.

"Saya mau ambil raport 10 IPA 1," Ucap Anzel meminta izin.

Bu Lutfi menoleh, "Oh kamu yang jaga. ini raportnya, tolong bawakan ya," Ucap Bu Lutfi memberikan setumpuk raport pada Anzel.

"Iya Bu," Ucap Anzel.

Anzel dan Reksa datang hanya membawa tangan kosong, namun keluar membawa raport 10 IPA 1 begitupun Reksa membawa raport 12 IPS 2.

Anzel dan Reksa kemudian berpisah karena beda arah, Anzel menuju kelas 10 IPA 1. Disana sudah banyak walimurid yang berdatangan. Setelah menaruh raport diatas meja guru, ia kemudian membagikan kertas absen satu persatu kepada walimurid dengan ramah.

"Silahkan Bu," Ucap Anzel dengan senyum yang ramah.

"Silahkan Pak," Ucap Anzel tak lupa dengan senyuman ramahnya.

Banyak ibu-ibu walimurid yang menyukai keramahan Anzel apalagi mereka yang memiliki anak perempuan banyak yang berharap Anzel menjadi menantunya, termasuk Bunda Ranti.

Selera kamu persis seperti Bunda dulu Fa, batin Bunda Ranti.

Ini termasuk pertemuan pertama Bunda Ranti dengan Anzel, selama ini ia hanya mendengar dari Zalfa dan Foto yang ditunjukkan Zalfa.

Benar kata kamu Fa, Anzel setampan itu apalagi senyum ramahnya menghanyutkan semua orang, batin Bunda Ranti.

Semoga aja dia jadi menantu Bunda suatu saat nanti, batin Bunda Ranti berharap.

Hai, Kak Anzel! [SELESAI]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang