Hai Readers👋
Happy Reading🥰
Semoga suka, Aamiin🤲
Jangan lupa vote dan komen yaa✨11. Khawatir
Zalfa menggigit kukunya, ia mondar-mandir di dalam kamarnya.
"Gimana ya keadaannya kak Anzel?" Ucap Zalfa khawatir.
Zalfa meraih handphonenya, "Apa gue telpon ya? Atau gue wa aja?"
Zalfa mengacak rambutnya pusing, ia melempar benda persegi panjang ke atas kasurnya, diikuti tubuhnya yang ia banting ke kasur. Ia menatap langit-langit kamarnya dengan perasaan resah.
"Gue khawatir, kak Anzel kabarnya gimana?"
Ia meraih handphonenya kembali, ia memberanikan membuka aplikasi WhatsApp dan mencari nomornya Anzel.
"Apa gue wa aja,"
Zalfa menggeleng-gelengkan kepalanya, "enggak, entar gue dikira caper lagi."
Ia dengan iseng membuka telegram, disana nomor Anzel ternyata juga memiliki telegram, tangannya menekan kontak tersebut.
Jarinya dengan perlahan mengetuk penuh perasaan pada papan pesan itu.
Kak, aku dengar kemarin kak Anzel dibawa kerumah sakit
Kak Anzel sakit apa?
Sekarang, kondisi kak Anzel gimana?
Huruf-huruf rapi yang mewakili perasaan terketik di tempat pesan, Zalfa bimbang, kirim tidak. Jarinya lebih cepat menekan hapus daripada kirim.
Gue khawatir, tapi gue gak tahu gue harus gimana?
Jari telunjuknya dengan lincahnya menekan lama emoji 💪, ia belum tahu saja, jik ditelegram menekan lama emoji akan langsung terkirim pada penerimanya.
Dan ini yang dialami Zalfa, ia kaget sekaligus terkejut emoji itu terkirim pada Anzel. Ia dengan segera menghapusnya kembali, ia sangat malu.
"Arghhh, Zalfa lo gimana sih? Malah ke kirim,"
Ia melemparkan handphonenya pada sebelahnya, ia membalikkan tubuhnya menghadap bawah menutupi wajahnya yang merah padam, "Arghhhh malu-maluin lo Zalfa."
Ia tidak berani memegang handphonenya kembali, hingga tanpa sadar ia sudah terlelap dalam larutnya malam.
**
Mentari menyinari seluruh bumi dihari siswa-siswi libur semesteran yang memilih untuk bermalas-malasan di kamarnya, seperti saat ini Zalfa sedang bergulang-guling diatas kasurnya.
Tangannya hendak meraih benda persegi, namun ia tarik kembali, Ia masih belum berani membuka handphonenya.
"Bangun!" Teriak Ayah dari lantai bawah membangunkan anak gadisnya itu.
Zalfa sontak langsung berdiri dari kasurnya, ia memegang kepalanya yang pusing sebab langsung bangung. Ia segera turun menghampiri ayahnya di ruang makan.
"Aku udah bangun Yah dari tadi," ucap Zalfa duduk didekat kursi ayahnya.
Ayah melirik anaknya sekilas yang masih mengenakan baju tidur Doraemonnya, "Kirain kamu masih tidur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Hai, Kak Anzel! [SELESAI]✔️
Teen Fiction"Kalau ada yang gak bisa, cari aku aja ya...." "Santai aja kalau sama aku!" Ucap seorang laki-laki yang terkenal akan sikap friendlynya dan sekaligus menjadi ketua ekstrakurikuler jurnalistik, ia adalah Anzel Naafi Bimantara. Bagi semua orang mungki...