Chapter 02 🔞

19.3K 851 1
                                    

"Berisik." bisik Aike dengan suaranya yang rendah tepat ditelinga Cyrus.

Cyrus bergidik sesaat mendengar bisikan dari Aike. Beberapa detik kemudian ia lanjut mengoceh dan meronta mencoba untuk melepaskan tangannya dari jeratan Aike.

"Lepaskan sialan, kalian mau bawa aku kemana? aku juga tidak punya apa-apa bahkan dompetku tidak ada isinya. Setidaknya kalau kalian ingin merampok seseorang kalian culik saja tuan muda-tuan muda kaya yang ada diluar sana." Pekik Cyrus

"Aku tidak ingin uangmu, aku hanya ingin tubuhmu." Jawab Aike dengan raut wajah menggodanya.

Akhirnya Cyrus terdiam. Melihat Cyrus yang sudah kembali tenang Aike melepaskan tangannya.
"Kau tau apa alasan kami membawamu?" tanya Aike

Cyrus menjawab dengan suara lantangnya ia berkata apa dengan raut wajah pura-pura tidak penasarannya.

"Ayahmu berhutang sebanyak 55 juta denganku, karena tidak mampu membayarnya ia berkata bahwa ia mempunyai seorang anak laki-laki tidak berguna dirumah. Jadi ia memohon padaku untuk menukar dirimu dengan hutangnya. Ia juga bilang terserah padaku untuk memperlakukanmu seperti apa dan memintaku untuk membawamu secara diam-diam karena temperamenmu yang buruk."

Aike sudah menjelaskan panjang dan lebar namun tidak ada tanggapan sama sekali dari Cyrus.

Sedangkan Cyrus ia entah harus merasa senang atau sedih setelah lepas dari ayahnya. Selama ia berada di rumah ia tidak pernah mendapat perlakuan yang baik sedikitpun darinya. Setelah ia pulang bekerja ia harus menghadapi ayahnya yang mabuk alkohol. Gaji yang ia dapatkan harus ia setorkan untuk membayar hutang ayahnya sedikit demi sedikit. Dan kalau tidak kena marah ia juga akan kena pukul dirumah. Sekarang ia dijual karena ingin melunaskan hutangnya.

"Egois, betapa egoisnya." batinnya berkata.

Melihat Cyrus terdiam cukup lama Aike menimpali "Kau menangis?" tanyanya.

"HaHa" Suara Cyrus tertawa.

"Aku menangis? aku bahkan tidak tahu apa itu menangis." Meskipun ia berkata begitu, suaranya terdengar serak dan sedikit gemetar. Karena gelap gulita mungkin tidak ada satupun yang menyadarinya, tetapi tidak dengan Aike.

Perjalanan mereka cukup panjang sekali, awalnya langitnya gelap gulita sekarang Cyrus bahkan bisa melihat matahari yang mulai menampakkan dirinya disebelah timur.

Ia tertidur cukup lama dan nyenyak, bahkan sudah terbangun beberapa menit pun ia masih tidak sadar bahwa ia sedang tertidur di bahu milik Aike. Karena Cyrus masih terpana dengan matahari terbit melalui kaca mobil Aike.

"Heh" colek orang yang duduk dibelakang mereka.

Cyrus sontak menoleh kearahnya.

"Apa yang sedang kau lakukan? beraninya kau tidur dibahu milik tuan." ujar pria tersebut pelan-pelan. Ia takut akan membangunkan Aike yang masih tertidur pulas.

Cyrus refleks mengganti posisi duduknya menjadi tegak. Ia bahkan tidak sadar sejak kapan ia tertidur di bahunya. Merasa ada yang bergerak Aike langsung terbangun dari tidurnya.

Ia mengucek matanya berkali-kali dan menatap kearah jam tangannya. Setelah ia bangun ia tidak mengatakan sepatah katapun. Ia malah sibuk memainkan IPAD yang ada di tangannya.

Sedangkan Cyrus ia tidak berani menoleh sedikitpun kearah Aike setelah sadar apa yang telah ia lakukan.

Setelah perjalanan yang cukup lama, akhirnya mereka berhenti disebuah rumah yang mewah dan luas sekali. Baru dilihat dari kaca mobil saja Cyrus sudah tertegun dan takjub.

Ia masih bertanya-tanya rumah siapakah yang mereka kunjungi sekarang. Apakah rumah Aike? Sepertinya jawabannya iya, pagar rumahnya bahkan terbuka otomatis begitu mobil mereka hendak masuk kedalamnya.

Si sopir memarkirkan mobilnya dengan mantap layaknya seorang profesional. Oleh karena mobil dapat terparkir hanya beberapa detik saja.

Aike dan lainnya turun dari mobil.

Seseorang menarik paksa keluar Cyrus dan menahan tangannya seolah-olah takut Cyrus hendak melarikan diri.

"Lepaskan, dia tidak mungkin melarikan diri, tempat ini jauh dari tempat tinggalnya." pinta Aike

"Baiklah tuan." Pria itu melepaskan tangan Cyrus dengan segera begitu mendapat perintah dari tuannya.

"Kalian pulang saja dan beristirahatlah, untuk uangnya sudah aku transfer ke atm kalian masing-masing." Ujar Aike

"Baik, terima kasih tuan." Jawab mereka bertiga serentak.

Mereka pergi dengan mobil yang berbeda dari yang mereka gunakan sebelumnya.

Mulut Cyrus hanya terdiam disepanjang pembicaraan mereka, tetapi tidak dengan matanya, ia sibuk menoleh kearah kanan dan kiri.

Matanya terdiam begitu melihat kearah parkiran. Ia takjub dengan banyaknya mobil mewah dengan merek terkenal yang berjejer dan dengan warna yang berbeda-beda pula.

"Lihat apa? kau tidak mau masuk?" tanya Aike

Cyrus tidak menjawab, ia hanya berlari kecil menyusul Aike.

"Aku akan menunjukkan dimana kamarmu, jadi ikut aku." pinta Aike

Cyrus hanya mengikuti tanpa menaruh sedikitpun kecurigaan pada Aike. Saat ini ia hanya ingin berbaring dan beristirahat. Ia merasa lelahnya mungkin sudah mencapai puncaknya dan sekarang jantungnya terasa sedikit nyeri.

"Masuklah." Aike membukakan pintu untuknya

Cyrus melangkahkan kakinya dengan cepat dan dengan cepat ia merebahkan dirinya keatas kasur yang empuk dan sangat luas. Luasnya bahkan dua kali lipat dari luas kasur yang ada di rumah lamanya.

"Nyaman sekali." batinnya berkata

Ia masih lupa dengan kehadiran Aike yang masih ada dikamarnya. Begitu ia tersadar Aike sudah berada diatasnya dan pintu sudah tertutup dengan rapat.

"Ternyata kau lebih siap dari yang aku duga, apakah kau pernah melakukannya dengan pria sebelumnya?" tanya Aike masih mengunci Cyrus dengan kedua tangannya.

"Sialan, aku straight" Cyrus meronta-ronta, namun tenaganya tidak berhasil menggerakkan Aike sedikitpun. Mungkin karena ia sedang kelelahan, kalaupun ia dalam kondisi primanya ia juga tidak mungkin bisa mengalahkan Aike.

"Baiklah, bagaimanapun kita harus mencoba barang yang baru kita beli bukan?"

Aike mulai menjelajahkan tangannya dimana-mana mulai dari perut dan paha Cyrus. Cyrus terkejut setengah mati ketika Aike melahap bibirnya, ia bahkan sudah tidak punya tenaga lagi untuk menolak. Pandangannya kabur dan ia melihat sekeliling ruangan seolah-olah ruangan tersebut berputar-putar.

"Sial, hangat sekali." Bisik Aike

Dengan gampangnya Aike membalikkan tubuh Cyrus. Ia melepaskan satu persatu pakaian dan celana yang dikenakan olehnya. Ia mulai menyentuh kebagian sensitif seperti puting dan kelamin untuk membangkitkan hasrat terpendam Cyrus.

Aike mengambil pelumas diatas mejanya yang sudah ia siapkan sebelumnya lalu mengoleskannya ke lubang belakang Cyrus sebagai pemanasan agar kelak Cyrus tidak merasa kesakitan apalagi ini adalah pertama kalinya.

Saat melonggarkannya Aike tidak merasakan ada reaksi penolakan sedikitpun dari Cyrus. Ia melepaskan celananya dan hendak menancapkan senjatanya yang sudah berdiri tegak dan tegang kedalam lubang Cyrus yang telah dilonggarkan. Namun, lagi-lagi ia tidak mendapat reaksi penolakan. Merasa ada yang tidak beres ia membalikkan tubuh Cyrus agar menghadap kearahnya, dan benar saja ia telah jatuh pingsan.

"HAH, SIALAN"


Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang