Chapter 09

8.8K 570 6
                                    

Cyrus jatuh kedalam pelukan Aike, baru kali ini setelah sekian lamanya ada seseorang yang memeluknya selain nenek dan kakeknya saat ia masih kecil. Pelukan seperti inilah yang ia dambakan sejak lama, ia dapat merasakan nyaman dan hangatnya secara bersamaan.

Cyrus lupa bahwa ia sedang berada ditempat umum. Ia baru kembali sadar saat melihat seorang gadis melewati mereka dan tersenyum padanya. Melihat itu Cyrus refleks mendorong Aike menjauh, ia hampir saja tenggelam karena terhanyut oleh kenyamanan sementara yang diberikan oleh Aike.

"Apa yang kau lakukan? kita lagi ditempat umum." pekik Cyrus tiba-tiba.

"Tidak peduli." jawab Aike singkat

"Ayo pulang." Aike bangun dan mengambil tiga kantong plastik belanjaan milik mereka.

"Beri aku satu." pinta Cyrus yang sudah menjulurkan tangannya, meskipun ia tau Aike memiliki stamina yang cukup kuat, tapi membawa 3 kantong plastik berat juga cukup melelahkan.

Aike tidak mendengarnya, ia malah berjalan pergi meninggalkan Cyrus dibelakangnya.

Sesampainya dirumah, Aike dan Cyrus menyusun bahan-bahan makanan, sayuran dan daging didalam kulkas. Hari ini Cyrus merasa lelah sekali tidak seperti biasanya, biasanya walaupun ia membawa bawaan yang lumayan berat ia tidak akan merasakan sakit di dadanya. Karena ini ia yakin kondisi jantungnya hari demi hari semakin memburuk.

Setelah selesai menyusun dan membereskannya, Cyrus pergi keruang tamu dan ingin beristirahat sejenak di sofa.

"Kau yakin baik-baik saja?" tanya Aike yang ikut menyusul Cyrus dibelakangnya.

"Aku hanya kelelahan" jawabnya lirih

Begitu Cyrus memejamkan matanya, ia langsung tertidur pulas. Ketika ia bangun ia sudah berada didalam kamarnya. Ia yakin Aike yang memindahkannya jika bukan dia siapa lagi pikir Cyrus.

Cyrus melihat kearah jendela kamarnya, matahari mulai tenggelam sepertinya ia tidur hampir 3 jam lamanya. Begitu bangun tidur ia langsung menuju kearah dapur untuk melakukan rutinitas kesehariannya yaitu memasak untuk dirinya dan Aike.

Selama memasak ia heran mengapa Aike tidak ada, biasanya Aike akan menunggunya didepan meja makan sembari mengolok dan menggodanya atau tidak hanya menatapnya.

Setelah makanan sudah siap dihidangkan, Aike masih tidak muncul didepannya. Cyrus berjalan menuju keruang tamu, ia melihat ada dua orang yang sedang berbincang-bincang disana. Salah satunya yang pasti adalah Aike dan satunya lagi sepertinya adalah sekretarisnya yang bernama Leo. Cyrus merasa sepertinya Aike tengah sibuk lalu ia berbalik meninggalkan mereka.

"Tuan, bagaimana dengan rapat jam 7 malam nanti?" Tanya Leo

"Kau yang menggantikanku, hari ini aku ingin istirahat dirumah." Jawab Aike sambil membalik lembar demi lembaran dokumen-dokumen yang terpangku diatas pahanya.

Leo terkejut, bosnya yang biasanya gila kerja dan sering lembur, hari ini ia mengatakan bahwa ia ingin istirahat dirumah. Leo mencoba mencubit pahanya, namun ia merasakan sakit yang artinya ia bukan lagi mimpi.

Leo juga terheran-heran dengan bosnya, pasalnya sudah seharian ia duduk diam dirumah dan tidak pergi bekerja ia malah mengatakan ingin istirahat dirumah. Tidak hanya itu ia malah memintanya untuk menggantikannya mengikuti rapat yang tanpa persiapan apapun.

Leo melirik kearah jam tangannya, sekarang pukul 05.45 yang berarti masih cukup waktu untuk ia mempelajari bahan rapat nanti malam. Tapi masalahnya sekarang ia bingung ingin memberi alasan apa ke para hadirin rapat bahwa bosnya tidak bisa hadir hari ini. Tidak mungkin ia akan berkata bosnya lagi santai di rumah lalu memintanya untuk menggantikannya, yang ada hilang citra perusahaan mereka.

"Oh iya, besok dan kedepannya aku ingin kau memperhatikannya. Aku akan memberimu bonus tambahan untuk itu." Ujar Aike menunjuk kearah dapur tempat dimana Cyrus kini berada

Leo tersenyum, akhirnya ia tahu alasan mengapa bosnya itu tidak mengajaknya pergi keluar kota kali ini. Aike memutuskan untuk memilih Rize yang merupakan sekretaris barunya yang direkrut beberapa bulan yang lalu. Ia mengira kinerjanya semakin buruk membuat Leo beberapa hari ini harus bekerja lebih keras dari siapapun, ternyata ia memiliki tugas penting yang lain dari bosnya.

Alih-alih marah ia malah merasa sangat senang, ia senang karena tidak perlu lembur dan bekerja keras tetapi ia mendapatkan bonus.

"Baik tuan, aku akan sering-sering berkunjung." Leo menerimanya dengan senang hati

Setelah selesai berbicara empat mata dengan Bosnya, Leo hendak berpamitan dengan Aike. Belum sempat pamit Cyrus memanggil keduanya.

"Kebetulan ada disini kenapa tuan Leo tidak sekalian makan malam disini?" ujar Cyrus dengan raut wajah penuh harapnya, kebetulan ia juga sedang memasak banyak di dapur daripada nanti malam ada lauk yang tersisa lagi.

Ia tidak terlalu berani mengonsumsi banyak daging jadi terkadang hanya Aike yang memakannya, karena masih ada sisa lauk, besoknya Cyrus akan memanaskan daging yang sama membuat ia harus menerima omelan Aike. Meskipun Aike mengomelinya, ujung-ujungnya ia yang akan menghabiskannya juga.

"Ah tidak usah nanti saya beli makan diluar saja." tolak Leo dengan lembut, jujur ia merasa tidak enak dengan bosnya, ia sebenarnya sudah kelaparan tapi tidak mungkin ia akan menerimanya langsung begitu ditawari.

"Begitu ya" timpal Cyrus dengan raut wajah kecewanya, ia hanya ingin membalas budi karena kemarin Leo sudah repot-repot membawa makanan untuknya padahal saat itu masih jam kerja mereka. Karena sudah menolak Cyrus tidak berani memaksa.

Melihat perubahan raut wajah Cyrus, Aike menginjak kaki Leo sekuat tenaga membuat ia berdengis kesakitan.

"Akh.. " teriaknya tiba-tiba

"Ada apa?" tanya Cyrus yang terkejut

"Ah tidak, sepertinya ada serangga yang menggigit kakiku barusan." bohongnya

"Serangga?" Cyrus berjongkok mencoba untuk mencari dimana serangga yang menggigit Leo barusan

"Ah itu.. apa penawaran tadi masih berlaku? perutku ternyata sudah keroncongan dan nanti masih ada rapat di jam 7 mungkin aku tidak sempat beli makanan." ujar Leo berusaha mengalihkan pembicaraan mereka, ia sesekali menatap Aike yang tersenyum puas.

Perubahan raut wajah Cyrus sangat cepat, beberapa detik yang lalu ia cemberut sekarang ia tersenyum lebar.
"Masih, ayo kalian berdua." Ia bahkan melupakan tentang serangga yang ia cari beberapa detik yang lalu.

Cyrus berjalan mendahului mereka, ia menyiapkan piring yang berisi nasi ke masing-masing orang. Mereka makan dengan lahapnya tanpa berbicara apapun. Leo masih terbayang-bayang dengan sikap tuannya diruang tamu tadi. Ia tidak menyangka akan melihat sisi kekanak-kanakkan tuannya hari ini. Pria yang biasanya dingin dan cuek kepada siapapun tanpa terkecuali hari ini harus bersikap kanak-kanak untuk menenangkan kekasihnya.

"Kekasihnya? apa mereka sudah berpacaran?" Batin Leo berkata. Ia sudah menjabat sebagai sekretarisnya Aike selama 2 tahun bahkan ia juga sering mengikuti Aike kemanapun ia pergi baru kali ini ia melihat Aike berkencan. Meskipun Aike kaya dan tampan tapi ia tidak mengencani orang dengan sembarangan, Cyrus kemungkinan adalah yang pertamanya pikir Leo.


Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang