Chapter 17

7.5K 456 2
                                    

Cyrus beristirahat di dalam kamarnya dengan di temani Damian di sebelahnya, Cyrus melihat Damian memainkan puzzle yang di belikan oleh Aike. Anak itu dengan fokusnya menyusun kepingan-kepingan puzzle yang bertaburan di tempat tidurnya, saat serius pun wajah anak itu masih sangat menggemaskan pikir Cyrus.

Pagi ini ia tidak memasak karena di larang oleh Aike, Aike kemudian meminta Leo untuk membawakan mereka beberapa macam makanan yang sehat untuk mereka bertiga karena ia tau Cyrus tidak terlalu menyukai makanan luar yang terutama tidak sehat seperti ayam goreng dan makanan digoreng lainnya.

Aike dengan suka rela membawakan sepiring nasi berselimutkan sayuran diatasnya untuk Cyrus ke dalam kamarnya, begitu melihat Aike masuk Cyrus langsung bangun dan duduk bersender di tempat tidurnya.

Aike berkata Cyrus harus makan jika ia ingin cepat pulih, Cyrus memalingkan mukanya apa hubungannya makan dengan dirinya yang sekarang. Dia tidak merasa tidak enak badan, dan sekarang sudah tidak hujan lagi jadi dia tidak merasa takut. Tapi Aike cukup keras kepala dan memaksanya terus-terusan untuk menghabiskan makanannya, mau tidak mau Cyrus menurutinya.

"eung, kau tidak pergi bekerja?" tanya Cyrus setelah merasa seharusnya sekarang adalah jam Aike pergi bekerja tapi ia masih di dalam kamarnya dan parahnya lagi sedang menyuapinya makan nasi padahal ia merasa sudah baik-baik saja.

"Aku bekerja dirumah hari ini." Jawabnya, Aike meletakkan piring yang ada di tangannya keatas meja samping tempat tidur Cyrus. Ia beralih memeluk Cyrus. Cyrus tidak habis pikir dengan apa yang dilakukan oleh orang itu. Beberapa menit yang lalu ia memaksanya untuk menghabiskan makanannya sekarang ia menyimpannya dan berhenti untuk menyuapinya.

"Berhenti menakuti ku, saat melihat tubuhmu yang dingin dan wajahmu yang pucat aku benar-benar ketakutan malam itu" ujarnya dengan suara yang sengaja dipelankan, setelah mendengar perkataannya Cyrus dapat merasakan kini  jantungnya berdetak dengan sangat cepat.

"Gawat" ia takut Aike dapat merasakannya. Ia mencoba untuk tenang namun tidak bisa, ia sangat menyukai saat dipeluk oleh Aike apalagi saat Aike membisikkan kata-kata yang ambigu padanya.

"Sudah ku bilang jangan khawatir, itu karena aku takut pada hujan dan itu reaksi alami dari tubuhku." bohongnya, Cyrus ingin mengatakan yang sebenarnya semua pada Aike tapi ia tidak bisa, sungguh karena ia terlalu sering memendamnya semuanya sendirian membuat ia sulit sekali untuk terbuka pada seseorang kecuali orang tersebut sudah mengenalnya cukup lama.

"Jangan menyembunyikan apapun padaku, aku ingin.. ingin kau menceritakan apapun padaku saat kau mempunyai masalah jangan memendamnya sendirian kata dokter itu tidak baik untuk kesehatanmu."

Cyrus mengangguk menanggapi perkataan Aike, dia merasa senang akhirnya ia bisa mendengar seseorang mengatakan kata-kata itu lagi padanya. Terakhir ia mendengar kata-kata itu di ucapkan oleh teman Sekolah Dasarnya. Cyrus berteman cukup lama dengannya dari Sekolah Dasar bahkan hingga kuliah. Mereka berdua memiliki tingkat ekonomi yang sama oleh karena itu mereka berdua sering bertemu disekolah yang sama itu karena mereka sengaja mengincar sekolah dan universitas yang sesuai dengan isi dompet mereka.

Cyrus jadi merindukan gadis itu karena tiba-tiba muncul di pikirannya. Mungkin karena Gadis itu adalah orang yang pernah ia sukai dan Aike mengatakan kata-kata yang sama persis dengannya memicu ingatan lama Cyrus kembali.

"Hey, lamunkan apa?" Aike melepaskan pelukannya dan mengguncang pelan tubuh Cyrus. Cyrus tersadar kembali ia hampir saja jatuh tenggelam ke dasar lautan masa lalunya.

Cyrus dengan cepat menggelengkan kepalanya, ia beralih meminta Aike untuk menyudahi makannya. Ia sudah merasa kenyang dan sebenarnya ia memang tidak selera untuk makan tapi apa boleh buat Aike terus memaksanya. Ia tiba-tiba teringat Aike dulu sangat suka mengancamnya dengan mengatakan akan melukai ayahnya jika ia menolak apapun permintaan Aike. Tapi sekarang ia sudah berubah banyak jika Cyrus mengatakan tidak maka ia tidak akan melakukannya, Aike sudah tidak mengancamnya lagi dan bahkan tidak memaksanya.

"Ah iya, bagaimana habis ini kita pergi bermain diluar? sebelum Damian kembali kita harus mengajaknya jalan-jalan. Apa kau mau ikut?" tanya Aike sambil menoleh kearah Cyrus. Damian yang awalnya serius bermain puzzle sontak menoleh kearah Aike. Ia ingin jalan-jalan sudah lama ia tidak pergi apalagi orangtuanya yang sangat sibuk.

Damian dan Aike menunggu tanggapan Cyrus cukup lama mereka berharap akan mendengar jawaban iya dari Cyrus dan kemudian mereka akan pergi bersama-sama.

Cyrus diam sejenak tampaknya ia masih berpikir. Tapi daripada diam dirumah dan tidak melakukan apapun memang sebaiknya ia bermain diluar. Ini juga pertama kalinya ia akan pergi jalan-jalan, dari dulu ia sibuk pergi bekerja bagaimana jika sebaiknya ia juga mencoba untuk pergi keluar dan bermain sekali-kali. Cyrus juga merasa umurnya juga sudah tidak lama lagi apa salahnya ia bersenang-senang sebelum meninggalkan dunia ini.

"Eung baiklah." Damian berteriak Hore begitu juga Aike yang tersenyum lebar begitu mendengar jawaban Cyrus.

Mereka pergi jalan-jalan di sebuah festival pasar bermain yang tidak jauh dari rumahnya, mereka menikmati permainan-permainan yang ada disana tanpa terkecuali.
"Aku merasa tadi aku hanya membawa satu anak kecil, kenapa sekarang jadi dua?" ledek Aike setelah merasa Cyrus tak kalah antusias dari Damian.

Begitu mendengarnya, Cyrus langsung membombastic side eye kearah Aike "Soalnya aku belum pernah pergi ketempat seperti ini."

Setelah mendengar tanggapan Cyrus, Aike merasa bersalah harusnya ia tidak meledeknya tadi, ia juga tidak tahu bahkan ada orang di dunia ini yang bahkan belum pernah pergi ketempat bermain seperti ini.

Aike langsung mengubah topik pembicaraannya ia berkata ia sedang lapar dan ingin pergi makan. Hal itu dengan cepat disetujui oleh Cyrus dan Damian.

Karena mata Cyrus sibuk melihat-lihat di sekitarnya, ia tidak sengaja menabrak seorang gadis membuatnya jatuh dan meringis kesakitan. Cyrus dan gadis itu serentak meminta maaf karena kedua-duanya memang salah, Cyrus yang berjalan tidak melihat-lihat sedangkan gadis itu berjalan sambil memainkan ponselnya.

"Cyrus" panggil gadis itu setelah melihat dengan  jelas wajah orang yang berdiri didepannya. Ia berlari pelan kearah Cyrus dan memeluknya. Cyrus terkejut padahal barusan saja di rumah ia memikirkan gadis itu kini tiba-tiba ia muncul didepannya, dunia memang benar-benar sempit.

Aike maju dan memisahkan mereka berdua, gadis itu mengerutkan keningnya dan sepertinya ia kebingungan dengan apa yang baru saja terjadi. Siapa pria itu dan mengapa ia melakukan ini adalah pertanyaan yang muncul didalam kepalanya namun ia tidak berani untuk mengatakannya.

"Eliana, lama tidak bertemu" sapa Cyrus, tidak lupa ia juga tersenyum manis padanya. Pikiran Eliana teralihkan, sekarang ia malah berpikir mengapa Cyrus tampak berbeda dengan sebelumnya, dia tampak jauh lebih bahagia dan tidak terlihat seperti pria murung lagi.








Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang