Chapter 08

8.1K 519 7
                                    

Beberapa hari ini Aike pulang kerumah lebih cepat dibandingkan dengan hari-hari sebelumnya. Begitu pulang ia akan menyantap makanan yang disediakan Cyrus diatas meja. Aike sudah bersikeras meminta Cyrus jangan memasak dan merepotkan dirinya sendiri, tetapi demi menjaga pola makannya ia mau tidak mau harus masak sendiri. Bukan karena ingin tetapi karena penyakit jantungnya, ia memiliki beberapa makanan yang harus ia hindari dan lebih sehat jika masak sendiri.

"Kau sangat suka sayur-sayuran?" tanya Aike setelah melihat di piring Cyrus hanya terdapat sayur dan nasi diatasnya.

"En.. " Cyrus mengangguk, giliran Cyrus yang menoleh kearah Aike dan bertanya padanya "Kau tidak suka sayur?" Cyrus melihat di piring Aike hanya terdapat daging sapi dan nasi yang telah dibasahi oleh kuah sayur, tapi tidak terdapat lembaran sayuran diatasnya.

"Eng.. " jawabnya

"Oh iya mulai besok dan untuk 7 hari kedepannya aku tidak pulang kerumah" ujarnya ditengah-tengah keheningan.

Mendengar itu Cyrus menghentikan aktivitas makannya dan ia bertanya mengapa dengan raut penuh tanda tanyanya.

"HAH?" Aike menatap kearah Cyrus dengan wajah tertegun

"Ternyata kau bisa bertanya mengapa juga, aku kira kau tidak peduli." Ledek Aike, Cyrus langsung mengelak bahwa ia bukannya peduli tapi ia ingin tahu saja kemana pemilik rumah akan pergi meninggalkannya sendirian dirumahnya.

"Aku ada bisnis luar kota, jika ada apa-apa kau bisa menghubungi sekretarisku namanya Leo, dia yang kemarin mengantarkan makanan untukmu."

"Bukannya seharusnya sekretarismu ikut pergi?" tanya Cyrus

"Aku punya 2" jawabnya singkat

Cyrus mengangguk tanda ia mengerti, Aike memberikan Cyrus secarik kertas yang berisi deretan 12 angka yang kemungkinan adalah nomornya Leo.

"Tidak perlu, lagian aku tidak punya HP dan jika ada perlu apa-apa aku akan mengandalkan diriku sendiri." Cyrus mendorong kembali secarik kertas yang ada diatas mejanya.

"Eng? tidak ada?" Pantas saja selama ini Aike tidak pernah melihat Cyrus bermain ponsel, entah pagi, siang ataupun malam hari. Ketika pagi hari ia akan menonton televisi dan pergi memasak didapur, siang hari ia akan tidur siang, sore hari ia akan memasak lagi sedangkan malam hari mereka akan berhubungan sex dan kemudian tertidur karena kelelalahan membuat Aike mengira ia tidak sempat untuk bermain ponsel bukan tidak memilikinya, agak aneh juga menurutnya jika Cyrus tidak memiliki ponsel dizaman yang sudah modern ini.

"Setelah habis makan bersiap-siaplah kita akan pergi membeli beberapa macam barang dapur dan persediaan lainnya."

Cyrus mengangguk tanda ia mengerti. Ia tidak berani menolak karena kedepannya Aike tidak ada dirumah setidaknya ia harus berbelanja juga untuk mengisi kulkas dengan beberapa bahan makanan.

Setelah selesai menghabiskan makanan, meraka pergi keluar untuk berbelanja keperluan dapur. Cyrus mengira mereka akan pergi ke supermarket biasa ternyata Aike mengajaknya berbelanja di Mall. Ia tidak habis pikir, hanya untuk berbelanja beberapa macam sayuran saja mereka harus pergi ke Mall.

Cyrus cemas harus memilih sayuran apa setelah melihat harganya yang benar-benar diluar nalarnya, sudah hampir 10 menit ia berkeliling ia  tidak tau ingin mengambil sayuran apa berakhir  troli nya masih kosong tidak berisi apapun.

Aike daritadi hanya berjalan mengikuti Cyrus dari belakang sambilan memainkan IPAD di tangannya. Cyrus sekali-kali mencoba mencuri pandang dirinya, tampaknya Aike benar-benar sibuk dengan pekerjaannya tapi ia masih ingin menyempatkan diri keluar rumah untuk menemani Cyrus belanja.

"Apa sudah belanjanya?" ujarnya sambil berlari kecil menyusul Cyrus setelah ia merasa hampir tertinggal jauh dibelakang Cyrus.

Cyrus menggeleng-geleng, Aike terkejut setelah 10 menit troli Cyrus masih kosong melompong. Bahkan satu ekor semut pun tidak ada didalamnya.

"Harganya semua ma.. "

"Aku yang akan membayarnya." Aike merebut troli Cyrus dan berganti dia yang mendorongnya. Apa yang Aike lihat itulah yang dia ambil. Aike mengambil semua barang-barang yang ada didepannya tanpa melihat berapa harga barang tersebut. Ia juga mengambil beberapa bungkus daging ayam dan sapi yang sudah bersih dan tinggal diolah. Setelah melihat trolinya yang sudah penuh Aike bertanya pada Cyrus "Cukup? jika tidak kau bisa ambil satu lagi troli yang ada disana dan ambil apa saja yang kau perlukan."

Cyrus terkejut, trolinya sudah penuh dan ia masih bertanya apakah cukup. Hanya satu orang saja dirumah seharusnya ia tidak membeli sebanyak itu. "Gila, itu sudah melebihi cukup." jawabnya

Aike tersenyum, ia mendorong troli kearah kasir. Kasir mengscan satu persatu barang-barang yang di ambil oleh Aike, harga barang terus bertambah dan bertambah. Nominal yang terpampang setelah barang terakhir yang di scan adalah tiga juta dua ratus ribu. Aike mengeluarkan kartu hitamnya dan membayarnya tidak secara cash. Setelah transaksi selesai mereka pergi, Cyrus membawa 2 plastik besar barang belanjaan mereka sedangkan Aike hanya membawa 1 plastik saja.

"Ah, berat membuatku terasa sangat lelah, dan jantungku.. " Setelah berjalan cukup lama Cyrus hampir terjatuh,dengan segera ia menurunkan barang belanjanya kelantai dan ia berjongkok kesakitan.

"Ai... ke.. " panggil Cyrus dengan suaranya yang masih tersisa.

Merasa samar-samar ada yang memanggilnya dibelakang, Aike menoleh. Ia terkejut saat melihat Cyrus sudah berjongkok menahan rasa sakit dibagian dadanya. Aike berlari menghampiri Cyrus dan membantunya untuk duduk dikursi yang ada didekat mereka.

Cyrus menarik nafas dalam-dalam dan kemudian menghembuskannya secara perlahan-lahan untuk menenangkan jantungnya yang masih berdebar hebat.

"Apa yang terjadi?" tanya Aike yang terlihat cemas

"Tidak apa-apa, apa aku boleh minta tolong belikan air minum?" pinta Cyrus yang masih menahan rasa sakitnya.

Jarang Aike ingin menerima perintah dari orang lain, tapi entah mengapa ia sekarang merasa badan dan kakinya bergerak sendiri setelah melihat muka pucat dan badan lemah Cyrus. Ia berlari pergi membeli minuman untuk Cyrus dengan segera, ia bertanya-tanya pada dirinya apakah Cyrus memang selemah itu.

Melihat Aike sudah pergi jauh, Cyrus merogoh saku pakaiannya dan mengambil beberapa butir obat pribadinya. Ia bersyukur karena ia tidak pernah lupa untuk membawa obatnya saat ia hendak berpergian walaupun hanya sebentar.

Tak lama Aike kembali dengan membawa 2 botol air mineral ditangannya. Aike berinisiatif untuk membukakan tutup botolnya membuat Cyrus bertanya-tanya kenapa orang itu menjadi lebih penurut.

Aike lebih diam dari biasanya, ia tidak berkata apa-apa hanya duduk diam disamping Cyrus dan sesekali menatap kearah Cyrus dengan ragu-ragu. Sepertinya ia menunggu penjelasan dari Cyrus dengan apa yang baru saja terjadi.

"Tenang aja aku tidak akan mati dan menyusahkanmu disini, tadi aku hanya kelelahan. Dari kecil tubuhku ini memang rentan terhadap rasa lelah dan.." Aike memeluk erat Cyrus secara tiba-tiba.

Cyrus terbelalak kaget pasalnya ia belum menyelesaikan kalimatnya Aike tiba-tiba memeluknya.

"Beberapa menit yang lalu kau kesakitan sekarang kau tertawa bahagia seolah tidak ada yang terjadi, apa menakuti orang hobimu sekarang?" timpal Aike masih tidak ingin melepaskannya.





Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang