Chapter 07

10.3K 568 4
                                    

Sejak kemarin, setiap pulang kerja Aike akan langsung menidurinya habis-habisan tidak peduli berapa lama dan tidak peduli walaupun Cyrus menolaknya atau tidak. Cyrus tidak bisa berkutik karena Aike akan kembali mengancamnya dengan membawa-bawa nama ayahnya.

Ia merasakan sakit yang hebat pada pinggangnya, membuat ia seharian tidak keluar kamar dan menghabiskan waktunya hanya untuk berbaring diatas kasur.

Pintu tiba-tiba terbuka lebar memperlihatkan sesosok Aike yang masih mengenakan setelan jas rapi yang sepertinya ia baru saja pulang dari kantornya. Melihat kedatangan Aike, Cyrus reflek menarik selimut untuk menutupi dirinya. Hari ini ia benar-benar tidak bisa melakukanya bisa-bisanya tulang pinggangnya patah jika digempur sekali lagi.

"Setakut itukah kau padaku?" tanya Aike

Cyrus membuang muka, ia tidak berniat untuk menjawab pertanyaan Aike. Tapi ia sebenarnya juga tidak ingin memprovokasinya, jika terprovokasi ia yakin Aike akan kembali mengancamnya dengan menggunakan ayahnya.

"Hmm..tenang saja hari ini aku tidak berniat untuk melakukannya, aku kesini karena ingin minta kau untuk segera bersiap-siap. Malam ini kita akan makan diluar, asistenku sudah memesan tempatnya untuk kita berdua." ujarnya

Cyrus menghela nafasnya lega, ia menyetujui permintaan Aike. Pergi makan seratus kali lebih baik daripada ia harus berjuang menahan rasa sakit saat ditiduri Aike.

Cyrus memilih mengenakan pakaian kasual yang memiliki kerah yang tinggi untuk menutupi bagian leher. Lehernya masih terdapat beberapa sisa bekas cupangan Aike saat ia melakukan sex kemarin, ia takut orang-orang akan menghinanya begitu melihat ia jalan berduaan bersama Aike yang memiliki jenis kelamin yang sama dengannya dengan terdapat beberapa cupang dilehernya

Sepanjang perjalanan, Cyrus hanya mengikuti alur kemana Aike akan membawanya pergi tanpa bertanya sedikitpun padanya, ia tidak penasaran dan ia juga tidak ingin tahu.

Tak lama, berhentilah mereka disebuah restoran yang sangat megah dan luas. Letak restoran itu tidak terlalu jauh dari kediaman Aike. Cyrus merasa ia baru saja duduk sebentar di dalam mobil sekarang mereka sudah tiba. Cyrus berjalan mengekori belakang Aike sambilan melihat-lihat sekeliling restoran, pasalnya baru kali ini ia pernah makan di restoran semewah ini. Aike membawanya kesebuah ruangan kecil dan hanya terdapat satu meja makan yang sudah ia pesan sebelumnya. Sepertinya Aike sengaja memesan ruangan private dan terpisah dari orang-orang untuk menghindari opini yang tidak-tidak dari tamu lainnya pikir Cyrus.

Datang seorang wanita cantik yang mengenakan seragam putih dengan buku catatan kecil ditangannya. Wanita itu adalah seorang pelayan restoran yang bertugas untuk memberikan buku menu dan mencatat apa yang hendak mereka pesan.

Aike mengambil buku menunya dan tampak membolak-baliknya beberapa kali.
"Aku ingin pesan 5 menu teratas ini, satu menu masing-masing 2 piring." Setelah memesan Aike mengembalikan buku menunya ke pelayan itu.

"Baiklah tuan, silahkan menunggu sekitar 30 menit." pelayan itu berjalan pergi. Cyrus tidak bisa melepaskan pandangannya dari pelayan itu, bukan karena ia suka melainkan mengingatkan dirinya pada pekerjaannya dulu ditempat makan yang cukup terkenal ditempat asalnya.

"Jangan bilang kau tertarik sama dia." perkataan Aike barusan berhasil memecahkan lamunan Cyrus.

"Tidak, wanita itu hanya mengingatkanku pada pekerjaan ku." jawabnya pelan

Aike meraih dagu Cyrus dan melumat bibirnya pelan "Selama aku ada didepanmu, kau tidak boleh  melihat ke orang lain."

Setelah perbuatan Aike yang keterlaluan barusan, Cyrus sontak memundurkan sedikit kursinya. Ia tidak ingin pria itu melakukan perbuatan tidak senonoh seperti itu disini apalagi sampai mereka dilihat oleh pelayan yang ada di restoran betapa memalukannya.

Aike terkekeh pelan setelah berhasil mengerjai Cyrus.

Tidak sampai 30 menit, beberapa pelayan pria masuk dan membawakan hidangan pesanan Aike keatas meja. Cyrus bingung, semua makanan yang ada diatas meja terlihat sangat asing baginya, dan baunya juga sangat berbeda dengan makanan yang biasa makan maupun masak sendiri.

"Silahkan dimakan, ini adalah restoran barat jadi wajar saja jika semuanya terlihat asing bagimu." Aike peka dengan Cyrus yang tampaknya seperti kebingungan setelah melihat hidangan diatas meja.  Aike bahkan mencoba untuk menjelaskan secara singkat menu diatas meja satu persatu.

Cyrus mengangguk tanda ia mengerti. Pantas saja ia merasa tidak pernah melihat menu seperti ini sebelumnya ternyata makanan yang ada diatas meja sekarang adalah makanan dari barat sana.

Cyrus mencoba memasukkan sesendok sup jamur kedalam mulutnya. Baru saja satu sendok ia sudah terpana dengan rasa asing yang baru saja pertama kali ia cicipi.

"Bagaimana? apa sesuai dengan seleramu?" tanya Aike untuk memastikan Cyrus yang masih terdiam begitu cukup lama tanpa memberikan komentar apapun terhadap makanannya.

"Enak." jawabnya singkat. Mendengar jawaban Cyrus, Aike merasa lega.

Setelah selesai menyantap makanannya, Aike dan Cyrus kembali pulang kerumah. Cyrus kekenyangan dan ia juga merasa puas setelah bisa mencicipi rasa baru itu.

"Jadi bagaimana cara kau akan membayarku? makanan tadi sangat mahal loh." goda Aike

Begitu mendengarnya, rasa puas Cyrus langsung memudar ia ingin dengan segera rasanya untuk memuntahkan makanan yang ia makan tadi. Ia tidak menyangka Aike akan melakukan perhitungan dengannya. Harusnya ia tidak boleh terlalu mempercayai Aike, karena dari awal jika pria itu melakukan sesuatu pasti ada maunya dan ada harga yang harus dibayarnya.

Tanpa aba-aba Cyrus langsung meraih dagu dan mencium bibirnya Aike, Aike terbelalak terkejut karena hari ini adalah pertama kalinya Cyrus berinisiatif untuk menciumnya. Meskipun ciumannya terasa payah tetapi Aike senang. Ia dengan senang hati membalas ciumannya.

Setelah merasa puas baru Aike melepaskan ciumannya. Ciuman yang mereka lakukan berlangsung cukup lama hingga membuat Cyrus hampir kehabisan nafasnya.

"Dengan begini semuanya lunas." timpal Aike

"Aku ingin istirahat sebentar dikamar." Cyrus berjalan pergi meninggalkan Aike yang masih tersenyum puas setelah menerima ciuman panas dari Cyrus.

Cyrus berbohong, ia bukan ingin istirahat tetapi ia ingin pergi ke kamar mandi. Ia merasa mual akibat ciuman barusan yang ia lakukan. Ketika ia muntah, semua makanan mahal yang ia makan tadi ikut keluar dari dalam perutnya. Ia merasa sia-sia melakukan perbuatan kotornya barusan kalau ujung-ujungnya makanan yang ia makan tadi terbuang sia-sia.



Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang