Side Story 3 [END]

9.8K 454 36
                                    

Mirip bukan berarti orang yang sama begitu lah yang ada di pikiran Aike.

Aike mendorongnya menjauh, semakin lama dia disini semakin sakit pula kepalanya. Sudah cukup ia menghadapi bajingan tua itu, ia tidak mau berurusan dengan orang lain lagi. Aike mengabaikannya dan berjalan lurus tanpa menoleh kearah pria lusuh itu.

"Tuan" panggil Leo dengan ragu-ragu..

"Maaf sedikit lancang, tapi bukankah pria tadi sedikit mirip dengan mendiang Cyrus?"

Aike menghentikan langkahnya, ia pikir tadi dia hanya berhalusinasi bahwa wajah pria itu sedikit mirip dengan Cyrus tapi ternyata Leo juga memikirkan hal yang sama dengannya.

"Leo, mirip bukan berarti mereka orang yang sama."

Leo terdiam, benar apa yang tuannya katakan. Cyrus sudah tidak ada, apa lagi yang akan mereka harapkan. Tidak mungkin di dunia ini ada keajaiban seperti tiba-tiba kembarannya muncul atau tidak mendiang Cyrus hidup kembali namun di tubuh orang yang berbeda seperti yang sering terjadi di kebanyakan novel fiksi.
"Huf.. " Leo menghela nafasnya pelan, hampir saja ia memikirkan hal yang tidak-tidak

Di belakang mereka sepertinya terjadi suatu keributan, Aike dan Leo sontak menoleh kearah sumber suaranya. Beberapa orang terlihat menyeret pria menyedihkan tadi secara terpaksa. Pria menyedihkan itu terus-terusan menatap kearah Aike dan Leo berharap untuk menolongnya. Aike ingin mengabaikannya, tapi mungkin karena wajahnya yang sangat mirip dengan Cyrus ia tidak bisa jika tidak menolongnya.

"Leo.. singkirkan para cecunguk itu."

"Baik tuan." Leo menggulung lengan kemejanya dan melepaskan kacamatanya lalu dengan percaya diri dia maju kedepan untuk menghabisi mereka. Aike tidak perlu turun tangan karena ia begitu percaya dengan kemampuan berkelahinya Leo, tidak mungkin untuk seorang Aike akan memilih sekretarisnya dengan sembarangan.

"Kalian memang sampah, melebihi sampah yang ada dikota ini" Ujar Leo sambilan menghabisi mereka satu persatu. Tidak membutuhkan waktu yang lama untuk Leo menjatuhkan mereka semua.

Aike menghampiri mereka untuk menginterogasi mereka apa yang sebenarnya hendak mereka lakukan terhadap pria lusuh barusan.
"Kenapa kalian ingin membawanya?" tanya Aike dengan tatapan yang penuh ancaman.

"Ka-kami kekurangan uang, jadi kami biasanya menjual pria maupun wanita muda yang ada disini keluar kota." Aike menginjak dengan keras kepala orang yang baru saja menjawab pertanyaannya. Entah mengapa ia merasa kesal saat mendengar jawabannya.

Para penculik itu berlari terbirit-birit setelah melihat salah satu komplotannya sedang diinjak oleh Aike, mereka lebih takut pada Aike ketimbang Leo yang telah menghajar mereka semuanya.

Leo membantu pria lusuh itu untuk berdiri, dan ia juga menanyakan dimana tempat tinggalnya.

Leo memintanya untuk segera pulang kerumah sebelum para pelaku penculik itu akan datang kembali dan menangkapnya.

"Aku tidak punya rumah, a-aku sebelumnya kabur dari panti asuhan." jawabnya dengan kepala yang tertunduk lesu.

Leo mengernyitkan dahinya dan menatap kearah Aike, ia bingung harus melakukan apa. Karena Leo yakin seratus persen orang-orang itu akan kembali mencarinya, mengingat mereka sangat membutuhkan uang dan pria itu juga target yang cocok untuk mereka.

Aike tidak peduli, ia berbalik dan meninggalkan mereka berdua.



Aike menunggu cukup lama didalam mobilnya, entah apa yang sebenarnya tengah Leo lakukan sekarang. Baru saja Aike hendak turun dari mobilnya untuk meminta Leo segera berangkat, namun ia mengurungkan niatnya begitu melihat Leo menghampiri mobilnya. Leo tidak sendirian, dia juga membawa pria menyedihkan tadi di belakangnya.

Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang