Chapter 30 [END]

10.6K 516 49
                                    

"Pa.. paman jangan menangis" Damian mengusap wajah Aike dengan tangan mungilnya, Aike mengelak dan berbohong pada Damian bahwa ia tidak menangis, matanya hanya kelilipan terkena debu. Mungkin karena masih polos Damian mempercayainya begitu saja ia bahkan meniup mata Aike untuk membantu menghilangkan debu dimatanya.

Tara menghampiri keduanya, ia menyarankan kepada Aike untuk mengobati cedera yang ada di kepalanya takutnya lukanya akan mengering tanpa dibersihkan mengakibatkan adanya infeksi. Tapi Aike menolak ia tidak akan pergi kemanapun sampai operasinya selesai di lakukan.

Kakaknya menghela nafasnya, ia tidak ingin memaksa Aike lebih, karena jika Aike berkata tidak maka ia benar-benar tidak akan melakukannya. Tara tidak ingin ujung-ujungnya malah berdebat dengannya, lalu Tara memutuskan untuk kembali duduk ketempat asalnya.

Aike menunggu di depan ruang operasi tanpa beranjak sedikit pun dari tempat duduknya, sekarang sudah jam 2 sore namun masih belum ada tanda-tanda operasi telah selesai dilaksanakan. Tara dan Damian bahkan sudah dua kali bolak balik dari rumah ke rumah sakit saat operasinya berlangsung namun operasinya tak kunjung selesai.

Entah mengapa dari tadi Aike merasakan firasat yang tidak enak, detak jantungnya sangat cepat dan tangannya gemetaran. Leo berusaha menenangkannya dengan cara menghiburnya bahwa Cyrus akan baik-baik saja dan operasi akan berjalan dengan lancar, namun tangannya Aike tidak berhenti gemetaran.

Tepat jam 3 sore, Dokter dan beberapa perawat keluar dari ruang operasi. Aike menatap mereka dengan sorot mata yang penuh harap agar mereka akan berkata bahwa operasinya berhasil dilakukan. Aike sangat ingin mendengar perkataan itu terucap keluar dari mulut dokter itu dengan segera, namun dokter itu tidak kunjung mengucapkannya.

Dokter melepaskan maskernya dan ia menggelengkan kepalanya. Aike masih juga berusaha berpikir positif namun begitu Dokter mengatakan maaf padanya, ia benar-benar tidak bisa berpikir positif lagi sekarang.

"Maaf sebesar-besarnya, kami benar-benar sudah berjuang di dalam sana untuk menyelamatkan pasien namun operasi tidak berhasil dilakukan, pasien mengalami kegagalan cangkok primer yaitu kondisi jantung donor tidak berfungsi" Dokter sebenarnya tidak tega untuk mengatakannya, beberapa saat yang lalu Aike menaruh kepercayaan penuh pada dirinya namun ia tidak bisa memenuhinya.

"Kalian bohongkan? aku tau kalian ingin mengerjaiku karena hari ini hari ulang tahunku, benarkan Leo? ayo jawab Leo" Tenggorokan Aike terasa tercekik begitu mendengar hasil operasi dari Dokter, kakinya bahkan terasa sangat lemas tak mampu untuk berdiri dengan sendiri. Leo membantunya menumpu badannya agar ia masih bisa berdiri tegak.

"Keluarga pasien di berikan kesempatan terakhir untuk melihat pasien yang bernama Cyrus, sebelum mayatnya di pindahkan kedalam ruang mayat." Setelah mengatakan itu, dokter pamit pergi menyisakan mereka berempat yang masih berdiri  mematung tak percaya dengan apa yang baru saja mereka dengar di depan ruang operasi.

Aike berjalan masuk dengan kaki dan tangannya yang gemetaran, ia masih tidak menyangka Cyrus akan pergi begitu saja tanpa mengucapkan sepatah katapun selamat tinggal untuknya.

Aike melihat wajah Cyrus yang sudah pucat pasi  karena darah sudah berhenti bergerak melalui kapilernya. Aike juga tidak lupa menoleh kearah dimana letaknya Monitor ICU, begitu setelah melihat garis lurus tanpa berkelok-kelok yang terpampang di layarnya dengan jelas membuat ia semakin putus asa.

Aike berlutut disamping ranjang Cyrus dan menggenggam tangannya erat. Aike sudah tidak bisa menahan tangisnya lagi ia menangis sejadi-jadinya begitu ia memeluk tubuh Cyrus yang mulai mendingin.
"Semua yang kau katakan malam itu ternyata hanya kebohongan, kau berjanji tidak akan kemanapun saat hari ulang tahunku tapi lihatlah dirimu sekarang. Apa kau senang mempermainkanku seperti ini."

Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang