Chapter 19

7.1K 410 1
                                    

Eliana tiba 10 menit terlebih dahulu di tempat makan yang telah mereka janjikan sebelumnya, begitu melihat Cyrus turun dari mobil gadis itu melambai riang kearahnya. Aike memperhatikan keduanya ia dengan sengaja menurunkan kaca mobilnya agar Eliana melihat bahwa dirinya lah yang mengantar Cyrus.

Cyrus sebelum turun menyempatkan diri untuk memeluk Damian, mungkin inilah kali terakhirnya mereka akan bertemu, Cyrus hampir meneteskan air matanya saat melihat Damian sepertinya juga enggan untuk berpisah dengannya.

"Se-selamat tinggal kak Cyrus" ujarnya meskipun masih terdengar seperti tergagap-gagap tapi ia sudah berusaha keras untuk mengucapkannya.

Cyrus membelai kepalanya pelan "eung.. selamat tinggal, jaga dirimu dan lebih seringlah untuk berbicara utarakan semua apa yang ingin kamu katakan jangan memendamnya." Mendengarnya Damian mengangguk-anggukkan kepalanya mengisyaratkan bahwa ia mengerti.

Cyrus turun dari mobil dan berjalan menuju tempat dimana Eliana sedang duduk sendirian. Cyrus lagi-lagi tersenyum manis pada gadis itu.

"Ah benar, kau benar-benar sudah berubah. Dulu aku tidak pernah melihatmu tersenyum lebar seperti ini." Ujar Eliana menyambut Cyrus yang baru saja tiba, ia juga mendekatkan minuman yang sebelumnya sudah ia pesankan untuk Cyrus.

Mereka berdua banyak mengenang masa lalu terutama bagaimana susahnya saat mereka disekolah dulu. "Aku tidak menyangka, kau akan mendapatkan seseorang yang begitu kaya, lihat merek mobilnya, itu adalah Bugatti bro."

"Bugatti La Voiture Noire, merek itu sangat mahal sekali, bahkan jika aku bekerja selama seumur hidupku aku tidak akan mampu membelinya" sambungnya dengan penuh antusias.

Cyrus tidak terlalu mengetahui apa saja merek-merek mobil yang dikendarai oleh Aike, asal ia mendapatkan tumpangan darinya saja ia sudah bersyukur.

Dari pada harga mobil ada yang lebih penting lagi pikir Cyrus, kenapa Eliana tidak terkejut setelah mengetahui orientasi seksualnya, ia sebenarnya sempat bingung bagaimana untuk menjelaskan padanya, namun setelah melihat respon positif darinya ia merasa lega.

"Eliana" panggil Cyrus lirih.

Sontak gadis itu mendongak kearahnya, ia tahu mereka akan membicarakan sesuatu yang serius sekarang, jadi Eliana tidak ingin melanjutkan omong kosongnya lagi.

"Mengapa? mengapa kau tidak jijik atau menghinaku karena a.. "

"Aku tidak seperti itu, aku senang ketika kau merasa senang. Awalnya aku mengira pria itu hanya teman biasamu tapi setelah kita bicara cukup lama dan bertukar nomor telepon kemarin dia menatapku tajam seolah-olah ia ingin memakanku hidup-hidup, dari sana aku tau bahwa hubungan kalian sepertinya bukan hubungan yang biasa" potongnya saat Cyrus bahkan belum sempat melanjutkan bahwa ia sebenarnya menyukai pria.

"Tidak hanya itu, aku juga tahu kau sangat menyukainya juga bukan? sejak mengenalmu aku tidak pernah melihatmu tersenyum lebar seperti ini, oleh karena itu aku sangat senang, aku senang akhirnya kamu juga bisa tertawa seperti orang lain." Tak sadar gadis itu meneteskan air matanya,  ia benar-benar tulus berteman dengan Cyrus ketika Cyrus senang ia juga merasa senang, ketika Cyrus sedih ia juga ikut merasakan sedih.

Eliana melanjutkan perkataannya yang sempat tertahan karena ia menangis.
" A-aku sebenarnya juga tahu bahwa dulu kau menyukaiku." Ujarnya sambil mengusap air matanya menggunakan punggung tangannya, Eliana menjelaskan mengapa ia tahu, alasannya adalah karena Cyrus memperlakukannya sangat baik berbeda dengan saat Cyrus memperlakukan teman lainnya.

Cyrus juga menatapnya dengan tatapan yang sama persis saat ia menatap Aike, mudah bagi Eliana untuk mengetahui ketika pria itu sedang jatuh cinta atau tidak.

"Kamu tahu?" Cyrus menundukkan kepalanya, tak berani untuk menatap gadis yang ada didepannya sekarang.

"Hei, angkat kepalamu." pinta gadis itu secara lembut, ia sudah mengusap habis air matanya tak lagi menyisakan sedikitpun.

"Aku tahu dan aku sangat senang saat itu, tapi aku saat itu sangat bodoh aku bahkan tidak berani untuk menyukaimu kembali, aku takut akan melukaimu kau sudah cukup terluka selama ini oleh karena itu aku benar-benar menahan perasaanku jadi saat itu aku memutuskan untuk menganggapmu sebagai adik kecilku dan aku akan berusaha menjadi kakak yang selalu ada dan membantumu." ujar gadis itu menjelaskan apa yang terjadi saat itu. Eliana berumur lebih tua 6 bulan dari Cyrus oleh karena itu ia menyebut dirinya sebagai kakaknya Cyrus.

Cyrus akhirnya paham, mengapa saat itu Eliana benar-benar menjaganya dan banyak sekali membantunya ternyata ia punya alasan tersendirinya yang tidak diketahui oleh Cyrus.
"Yah walaupun begitu aku senang kita sudah berada dijalan kita masing-masing sekarang, aku sudah punya suami dan kamu sudah punya seseorang yang sepertinya sangat menyayangimu." sambung Eliana.

"Tidak, sepertinya Aike tidak seperti yang Eliana bayangkan, saat Cyrus mengutarakan rasa cintanya saja Aike tidak membalas atau menanggapinya bagaimana itu bisa dikatakan rasa sayang." batin Cyrus bergumam.

"Oh iya aku juga mau minta bantuanmu, beberapa hari lagi dia akan ulang tahun, aku ingin meminta saran darimu hadiah apa yang cocok untuknya." Pinta Cyrus dengan malu-malu, lagi-lagi ia mengandalkan Eliana sepertinya Eliana memang lebih cocok untuk menjadi kakaknya seperti yang ia katakan sendiri tadi.

"Eung bagaimana dengan jam tangan? pria sangat menyukai jam tangan."

Cyrus menggeleng dengan cepat, seingatnya dilemari kaca Aike tersusun berbagai jam bermerek dan mahal sekali namun saat ia pergi ke kantor Aike tidak memakai jam tangan atau apapun ditangannya.

"Dasi?"

Lagi-lagi Cyrus menggeleng, biasanya dia yang menyiapkan jas dan dasi Aike, ia melihat di dalam lemarinya juga sudah punya banyak sekali dasi dengan merek yang bermacam-macam.

"Lalu bagaimana dengan cincin? aku pernah memberi suamiku cincin dan ia sangat menyukainya."

Cyrus berpikir sejenak, memang ia tidak melihat ada perhiasan apapun di jari-jari Aike, di jarinya yang ramping dan panjang itu bukankah akan terlihat bagus saat memakai cincin. Cincin juga tidak hanya di berikan untuk orang tercinta melainkan untuk seorang teman sebagai tanda persahabatan juga bisa.

Hadiah cincin sangat sempurna dan kemungkinan harganya juga pas dengan uang sisa di dompetnya. Cyrus mengangguk dan setuju dengan saran yang diberikan oleh Eliana, mereka berdua berjalan pergi memasuki mall yang ada didekat tempat mereka berada sekarang dan akan mencari dimana letaknya tempat menjual cincin.

Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang