Chapter 05

10.4K 643 1
                                    

Karena sudah sembuh total, Cyrus hampir mati kebosanan saat duduk diam di rumah Aike. Ia berjalan kearah ruang tamu melihat-lihat tv yang sangat berukuran besar dan di desain dengan sangat tipis.

Ia tiba-tiba teringat terakhir kali ia menonton TV adalah di rumah neneknya. Ia menghampiri TV dan mencoba mencari tombol yang ada untuk menyalakannya seperti yang ia lakukan di rumah neneknya. Namun, nampaknya ia tidak ada menemukan satu tombol pun.

Cyrus selama ini tidak menyadari bahwa sepanjang gerak-geriknya ada yang memantaunya dari kejauhan melalui CCTV yang terpasang di setiap sudut ruangan kecuali didalam kamar dan didalam toilet.

Aike terkekeh pelan saat melihat tingkah lucu Cyrus yang berusaha untuk menyalakan TV barusan. Aike mengambil ponselnya dan segera menghubungi bawahannya yang berjaga didepan rumahnya untuk membantu Cyrus menghidupkan TV nya. Setelah menerima arahan bawahannya bergegas masuk kedalam ruang tamu dan berhasil mengejutkan Cyrus yang sedang berbaring lesu diatas sofa. Cyrus sontak membetulkan posisi duduknya dan beralih menatap kearah pria yang berdiri disampingnya.

Pria itu seperti mencari sesuatu, karena malas Cyrus memutuskan untuk tidak meladeninya. Ia hanya melihat-lihat saja. Setelah barang yang dicarinya berhasil ditemukan ia berjalan kearah Cyrus dan menyerahkan remote TV kepadanya. Ia dengan sabar mengajari Cyrus untuk menekan tombol apa saja, bagaimana cara menghidupkan dan mematikan TV, serta bagaimana caranya berpindah dari siaran yang satu ke siaran TV lainnya.

"Tunggu, apa tujuan kau melakukan ini sialan, apa kau mengira aku anak kecil. Aku juga bisa baca jadi mengapa repot-repot mengajariku." Ujar Cyrus masih tidak terima,  jujur sebenarnya ia merasa malu saja. Ia benar-benar dianggap seperti anak kecil oleh pria tadi dan cara menjelaskannya juga menjengkelkan.

Pria tadi bukannya menjawab, ia malah berjalan pergi meninggalkan Cyrus sendirian diruang tamu. Membuat Cyrus semakin kesal saja.

Cyrus curiga mengapa apa yang hendak dia lakukan pasti akan terkabulkan. Kemarin saat ia kelaparan, tiba-tiba saja sekretarisnya datang untuk membawakan makanan dan minuman. Lalu sekarang ia ingin menyalakan TV, tiba-tiba orang aneh masuk untuk memberikannya remot dan mengajari bagaimana cara kerja TV itu.

"Apa dia mengawasiku sepanjang hari? mata-mata apa CCTV? oh iya aku yakin ada CCTV di seluruh ruangan ini." batinnya berkata

Ia menoleh ke kanan dan ke kiri berusaha untuk mencari dimana letaknya CCTV. Namun ia tidak menemukan satupun diantaranya. Lalu ia menoleh kearah atas, dan bingo ia menemukan satu CCTV terpasang diatasnya dan nampaknya cctvnya sedang aktif. Begitu melihatnya Cyrus menjulurkan lidahnya dan mengacungkan jari tengahnya, ia yakin 100% bahwa Aike sedang mengawasinya sekarang.

Setelah puas menonton, Cyrus berjalan kearah dapur. Ia membuka kulkas melihat apakah ada bahan makanan yang bisa ia masak sore ini. Ia tidak ingin makan-makanan yang dibeli diluar terus-terusan apalagi kondisi jantungnya yang sedang tidak baik-baik saja. Ia harus menjaga pola makannya dengan mengonsumsi lebih banyak sayuran.

Ia hanya menemukan beberapa biji kentang dan sawi-sawian, lalu ia juga menemukan beberapa potong ayam yang masih segar didalamnya. Karena ia sangat handal dalam mengolah makanan apapun, sedikit bahan makanan tidak masalah baginya.

Ia membersihkan dan memotong semua sayuran dengan cekat. Ia juga menyiapkan bumbu yang tersedia dilemari untuk memarinasi ayam yang akan di gorengnya.

Aike hari ini pulang lebih cepat dari biasanya, begitu masuk kedalam rumah ia mencium wangi semerbak dari arah dapur. Ia melemparkan tas dan jasnya secara sembarang kesofa diruang tamu lalu ia bergegas berjalan arah kedapur untuk melihat apa yang sedang dilakukan Cyrus.

"Sudah berani ya sekarang." Aike memeluk Cyrus dari belakang disaat Cyrus sedang fokus menggoreng ayamnya yang berbau harum semerbak itu.

Cyrus tentu saja terkejut, ia mengelus dadanya berkali berusaha untuk menenangkan detak jantungnya. Syukur saja penyakit jantungnya tidak kronis, jika iya mungkin dia mungkin sudah mati terkena serangan jantung akibat Aike barusan.

Aike terkekeh pelan melihat Cyrus, ia tidak menyangka reaksi Cyrus akan berlebihan seperti itu padahal ia hanya memeluknya.

Aike melepaskan pelukannya dan berpindah ke sisi kanan Cyrus untuk melihat apa yang sedang digoreng Cyrus.

"Oh jadi inilah alasan mengapa bosmu kemarin sulit untuk melepasmu, akhirnya aku mengerti." gumam Aike

Cyrus membuang muka, ia berpura-pura tidak melihat Aike yang tengah berdiri disampingnya. Cyrus hanya berfokus untuk membolak-balik ayamnya yang ada didalam kuali.

Makin lama Cyrus memasak, ia semakin tidak bisa fokus. Aike terus-terusan berdiri disampingnya dan menatapnya. Suatu waktu Cyrus tidak sengaja menoleh kearah Aike, Aike hanya tersenyum seperti orang gila saat kedapatan Cyrus sedang menatapnya.

Ia memasak dengan secepat kilat, agar bisa bebas dari pandangan Aike, dia sudah tidak bisa berpura-pura menganggap Aike tidak ada. Suatu waktu ada kalanya ia sangat ingin menumpahkan minyak goreng panas bekas ayam goreng dimuka Aike, tetapi mengingat ia memiliki banyak bawahan kemungkinan ia akan dihajar sampai mati setelah melakukan perbuatan konyol itu.

Cyrus memindahkan sayuran dan ayam yang sudah matang kemeja makan. Tidak lupa ia juga memindahkan nasi yang sudah matang kesamping sayuran yang ia letakkan tadi.

"Mari makan tuan" Ujar Cyrus meninggalkan Aike yang masih berdiri didepan kompor gas sebelumnya.

Cyrus sudah menyantap makanannya sedangkan Aike masih duduk diam berharap Cyrus mengambilkan nasi kedalam piringnya.

"Aku tidak ingin makan nasi, aku ingin memakanmu segera." ujar Aike dengan kesal.

Setelah melihat perilaku Aike barusan, Cyrus dengan segera ia menyendokkan 3 sendok makan besar nasi kedalam piring Aike.

"Puas?" tanya Cyrus

Aike tertawa puas setelah ia benar-benar bisa mengerjai Cyrus barusan.

Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang