Chapter 18 🔞

8.8K 375 2
                                    

Mereka bertiga makan di sebuah tempat makan yang khusus menjual makanan dan masakan jepang didalamnya. Aike memesan banyak namun hanya Damian dan Cyrus yang menikmatinya, sedangkan Aike ia malah bermain-main dengan makanannya.

Melihat perbuatan Aike, Cyrus tak segan untuk menegurnya tapi si pelaku hanya berdiam diri tidak menanggapi Cyrus.

"Apa ada sesuatu yang terjadi?" tanya Cyrus saat melihat Aike cemberut terus-terusan dari tadi. Aike menggeleng tidak ingin memberitahunya.

Sebenarnya ia merasa cemburu dengan gadis tadi, ia kesal karena begitu bertemu dengannya Cyrus tersenyum manis padanya. Pikir Aike mungkin itu adalah mantan kekasihnya dulu, hal itu mungkin saja benar karena sebelum bertemu dengannya Cyrus adalah pria straight jadi kemungkinan saja ia pernah memiliki kekasih sebelumnya.

"Huf" Cyrus menghela nafasnya, ia masih ingat beberapa jam yang lalu Aike mengatakannya anak kecil, sekarang setelah melihat tingkah Aike ia jadi bingung sebenarnya Aike atau dirinya yang anak kecil.

Sampai pulang kerumah pun Aike tampak tidak ingin berbicara dengannya, apa yang harus ia lakukan setelah dipikir-pikir ia tidak punya salah apapun sebelumnya. Apa karena Eliana? apa sebenarnya Aike merasa cemburu, Cyrus tersenyum lebar setelah mengetahui alasan mengapa Aike mengacuhkannya sepanjang hari ini.

Cyrus mengekori Aike sepanjang ia berjalan menuju kekamarnya. Aike menyadarinya namun ia mengabaikannya. Begitu tiba dikamarnya, Aike langsung menarik Cyrus dan mendorongnya keatas tempat tidurnya. Ia mencium Cyrus dengan sangat kasar tidak seperti biasanya.

Cyrus merasa sepertinya ia akan kehabisan nafas, segera dia mendorong tubuh Aike menjauh.

"Aku ingin mencium bibir ini sampai ia tidak bisa tersenyum untuk siapapun lagi." bisiknya lirih tepat ditelinga Cyrus

"Kamu cemburu?" tanya Cyrus sengaja menggoda Aike. Tak disangka Aike akan menjawabnya dengan terus terang, ia menjawab "Iya aku cemburu, jadi jangan pernah tersenyum pada siapa pun seperti itu lagi."

Cyrus tiba-tiba merentangkan tangannya dan lalu memeluk pria yang tengah berada di atasnya dengan erat. Sebelumnya Aike merasa sangat kesal dan marah padanya, namun setelah dipeluk olehnya ia merasa kekesalan dan amarahnya pudar begitu saja. Bahaya, Cyrus benar-benar sebuah kelemahan baginya.

Ia ingin dipeluk oleh Cyrus seperti ini selamanya.
Namun, tak sadar si kecil dibawahnya malah merasa terangsang saat bersentuhan dengan Cyrus. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi apalagi karena mereka sudah beberapa hari tidak melakukannya.

Aike membalikkan tubuh Cyrus dengan mudahnya dan sebelumnya ia akan melakukan foreplay terlebih dahulu agar Cyrus tidak kesakitan kelak. Cyrus merasakan berbagai sensasi aneh yang mulai merasukinya di mulai dari rasa nikmat, sakit dan geli yang bercampur aduk benar-benar membuat pikirannya tidak karuan.

"Apa kau menyukainya?" bisik Aike tepat ditelinganya, Aike juga sesekali menjilatnya karena ia tahu bahwa telinga merupakan salah satu bagian tersensitif Cyrus.

Cyrus mengangguk-anguk "eung,, aku menyukainya."

Aike melepaskan pakaiannya dan menurunkan celananya, setelah merasa cukup longgar Aike mendorong adik kecilnya kedalam lubang Cyrus. Aike merasa sangat nikmat saat berada didalamnya membuat pinggulnya tidak bisa berhenti untuk bergerak.

Seperti biasa stamina Aike tidak menurun, ia melakukannya cukup lama, tunggu ia benar-benar puas baru ia akan berhenti. Cyrus malam itu tidak berhenti berteriak, untung saja kamar Aike kedap suara oleh karena itu ia tidak takut jika Damian mendengarnya.

Begitu bangun tidur, Cyrus masih bersandar didada bidang milik Aike. Ia merasakan tenggorokannya sangat kering dan bahkan satu kata pun yang dia ucapkan tidak keluar dari tenggorokannya. Aike menyadarinya saat ia melihat Cyrus berdehem beberapa kali mencoba untuk mengetes suaranya. Aike turun dari tempat tidurnya dan berjalan kearah dapur mengambil segelas air putih untuk Cyrus. Cyrus meneguk habis minumannya dengan satu tegukan saja.

Ia mencoba untuk mengetes suaranya lagi dan akhirnya suaranya kembali normal.

"Kau berlebihan tadi malam" omel Cyrus, ia mengambil bantalnya dan memukul Aike sekuat tenaganya.

"Akh maaf, itu karena kita sudah beberapa hari tidak melakukannya dan lubangmu sangat nikmat" mendengar jawaban Aike barusan membuat Cyrus tambah kesal, terakhir ia melemparkan bantal sekuat tenaga ke wajah Aike. Aike tidak marah ia malah merasa senang melihat tingkah Cyrus.

"Hari ini aku akan membawa Damian kembali kerumahnya" ujarnya

Cyrus meletakkan kembali bantal ketempat asalnya dan raut wajahnya seketika berubah, ia tiba-tiba merasa sedih meskipun Damian tidak memiliki hubungan darah ataupun merupakan keluarganya tapi ia tidak ingin berpisah dengannya.

"Begitu ya." ujarnya.

Aike mencubit pipinya dan mencoba untuk menghiburnya, namun karena ia tidak berbakat Cyrus tidak merasa terhibur sama sekali.

"Ah iya apa kau boleh sekalian antarkan aku ketempat makan kemarin? aku ingin bertemu dengan Eliana." Pinta Cyrus dengan mata yang berbinar-binar layaknya seekor puppy.

"TIDAK" Aike menolak dengan keras, apalagi ia tahu bahwa orang yang hendak ditemuinya itu adalah gadis kemarin.

Cyrus mencoba menjelaskan bahwa mereka tidak ada hubungan sama sekali dan mereka hanya teman dari kecil lagi-lagi Aike menolaknya, ia bahkan tidak ingin mendengarkannya lagi. Aike berjalan pergi namun langkahnya terhenti saat mendengar Cyrus mengatakan jika ia tidak mengizinkan dirinya untuk bertemu dengan Eliana maka Cyrus tidak ingin melakukan sex dengannya lagi.

Aike terdiam, lalu ia menimpali "Apa kau sudah melupakan ayahmu? aku masih... "

Cyrus mencium bibir Aike untuk menghentikan omongannya, ia memeluk Aike dan berkata bahwa ia bersumpah ia tidak lagi menyukai gadis itu dan dia hanya ingin bertemu dengannya karena gadis itu adalah teman masa kecilnya dan gadis itu juga yang menemaninya saat ia sedang kesusahan dulu. Cyrus tidak berbohong, ia hanya ingin bertemu dan berterima kasih pada Eliana sebelum ia meninggalkan dunia ini. Setidaknya ia sempat berterima kasih kepadanya meskipun ia tidak bisa membalas budi padanya. Gadis itu berbuat banyak untuknya, dahulu dia lah satu-satunya penyemangat hidupnya juga merupakan alasan mengapa ia harus tetap hidup dan berjuang jadi apa salahnya untuk bertemu dengannya untuk terakhir kalinya.

"Lagian orang yang aku cintai ada dipelukanku sekarang, kenapa aku repot-repot mencari orang lain." sambung Cyrus yang berhasil membuat Aike terdiam sejenak. Cyrus pikir memang sebaiknya ia mengakui perasaannya, ia tidak peduli Aike akan menerimanya atau tidak toh dia akan mati juga ujung-ujungnya.

"Benarkah itu? coba ulang?" Aike tidak mampu untuk berkata-kata lagi, ia merasa senang sungguh senang.

"Aku mencintaimu" Cyrus mengulanginya tanpa keraguan diwajahnya. Awalnya Aike sempat tidak percaya, ia mengira itu hanyalah tipu muslihatnya untuk menggodanya agar mengizinkannya bertemu dengan Eliana. Namun ia mengenal Cyrus sudah cukup lama, pria itu tidak mungkin akan bermain trik seperti ini untuk menipunya.

Aike berusaha menyembunyikan rasa senangnya setelah menerima pengakuan cinta dari Cyrus, untuk hadiah ia berkata Cyrus boleh bertemu dengannya tapi jangan pernah mereka berdua sampai melewati batas, jika ketahuan olehnya Aike tidak akan segan untuk menyakiti keduanya.

Cyrus menganggukkan kepalanya, ia paham dan ia tidak mungkin akan melakukan hal semacam itu.

Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang