Chapter 10

7.8K 481 6
                                    

"Terima kasih untuk makanannya, masakannya sangat enak sekali. Akhirnya aku mengerti mengapa tuan Aike pulang lebih cepat sekarang." Ujar Leo dengan raut wajah tanpa bersalahnya

Mendengar itu, Aike tidak terima ia langsung menyangkalnya "Diam, aku pulang cepat karena pekerjaan ku sudah selesai."

Leo tidak ingin lagi berdebat, ia takut semakin ia membuka mulut semakin bosnya merasa tidak senang, bisa-bisa bonusnya hangus begitu saja nanti.

"Aku pamit dulu." pamit Leo pada Aike dan Cyrus. Cyrus sempat berterima kasih atas pujiannya dan ia juga tak lupa mengucapkan kata hati-hati pada Leo.

Begitu Leo pergi, Aike menggendong Cyrus dan membawanya kedalam kamar. Ia sudah tidak bisa menahannya lagi dan ia juga ingin melakukannya sebelum ia pergi besok.

Aike melakukannya lebih lembut dari biasanya tidak seperti hari-hari sebelumnya. Mungkin ia masih khawatir jika Cyrus belum sembuh dan sakitnya akan kambuh lagi.

Cyrus bersusah payah untuk menyembunyikan suaranya dengan cara menggigit bibirnya sendiri. Ia tidak ingin suara anehnya keluar dari mulutnya dan terdengar oleh Aike hal itu tentu juga membuat ia merasa malu.

"Berteriaklah tidak ada yang akan mendengarmu, jangan gigit bibirmu nanti terluka." Aike membelai pelan bibir mungil milik Cyrus. Cyrus melemahkan gigitannya, ia sudah tidak bisa menahannya lagi berakhir ia mengeluarkan desahan lembutnya.

Aike tersenyum, ia merasa lebih bersemangat saat Cyrus bersuara daripada ia hanya terbaring diam dibawahnya.

Meskipun kali ini Aike melakukannya lebih lembut tetapi masih memakan waktu yang lama hingga ia benar-benar merasa puas. Cyrus masih seperti biasanya ia akan tertidur duluan karena kelelahan. 

Keesokan harinya, Cyrus terbangun dengan tubuh tanpa ditutupi sehelai benang alias telanjang bulat tapi terbungkus didalam selimutnya. Ruangan itu sudah dipenuhi dengan cahaya matahari yang bersinar dari luar jendela. Dia adalah satu-satunya yang berada ditempat tidur, namun saat ia menoleh ke sebelahnya Cyrus melihat terdapat bantal cekung. Bantal cekung menandakan bahwa seseorang masih tidur dengannya beberapa jam yang lalu.

Diatas bantalnya Aike, Cyrus melihat ada secarik kertas yang tergeletak. Ia mengambilnya secepat kilat dan membacanya.

Pelayanannya tadi malam sangat baik, aku akan memberimu hadiah.

Kata-kata itulah yang tertulis diatasnya.

Cyrus duduk dan segera mencari hadiah apa yang dimaksud oleh orang itu. Ia mencari-cari dan menemukan sebuah kotak kecil persegi panjang diatas meja samping tempat tidur. Cyrus yakin itulah hadiah yang ia maksud pasalnya kemarin ia tidak ada melihat kotak itu diatas meja.

Cyrus membuka kotaknya dan terkejut oleh isinya
"Sebuah handphone?" gumamnya pelan

Ia tidak menyangka Aike akan membelikannya sebuah HP padahal ia tidak pernah meminta sebelumnya. Cyrus berpikir Aike sebenarnya jauh lebih murah hati dari yang ia perkirakan. Tapi entahlah, mungkin setelah ini ia akan melakukan perhitungan lagi dengannya jadi mau tidak mau ia harus bersiap-siap.

Ia menghidupkan ponsel dan mencoba untuk memainkannya. Meskipun ia tidak punya HP sebelumnya, Sean yang merupakan karyawan sepertinya ditempat makan dulu ia bekerja sering meminjamkan HP nya untuk Cyrus. Sean juga yang mengajarinya bagaimana untuk mengoperasikannya dan bagaimana cara kerja aplikasi-aplikasi yang ada dihpnya. Karena hal ini Cyrus tidak segaptek yang orang-orang pikirkan.

Ia melihat ada 1 pesan masuk dari pengirim yang tertulis "Sitampan Aike" setelah membaca namanya Cyrus hampir tertawa melihat Aike menamai kontaknya sendiri dihp Cyrus dengan sebutan tampan.
"Percaya diri sekali dia." gumamnya

1 pesan masuk barusan berbunyi "Aku tidak pamit padamu, karena kau tidur seperti babi"

Alih-alih membalas pesan itu, Cyrus mengalihkan ke pembicaraan yang lainnya. Ia tidak lupa berkata terima kasih pada Aike karena telah membelikannya sebuah hp, ia juga tidak lupa bertanya pada Aike apa yang Aike inginkan setelah memberinya sebuah Hp.

Aike mengerutkan keningnya, ia tidak menyangka setelah berkali-kali ia berbuat baik pada Cyrus, Cyrus masih tidak bisa mempercayainya. Apa karena yang ia lakukan sebelumnya.

Aike tidak membalas pesannya ia mematikan Hpnya dan memasukkannya kedalam tasnya. Pesawat yang mereka naiki akan segera terbang. Aike membetulkan posisi duduknya agar nyaman untuk tidur kelak.

"Tuan, menurutmu apa kita bisa mendapatkan project kali ini?" tanya Rize sambilan ia melakukan analisis terhadap dokumen yang ada diatas pangkuannya.

"Kalau aku bilang bisa pasti bisa." jawabnya dengan penuh penekanan disetiap kata-katanya. Mendengar itu Rize juga harus yakin, ia harus percaya pada atasannya meskipun segala kemungkinan lainnya akan terjadi.

"Oh iya, kenapa tuan menunjuk saya sebagai pendamping tuan? selain kurang berpengalaman jujur saya juga kurang percaya diri." Ujar gadis itu secara ragu-ragu

"Aku sebenarnya ingin menunjuk Leo" jawabnya singkat.

Rize tetap terkejut meskipun ia sudah tau jawaban tuannya, ia beralih menoleh kearah Aike berharap mendengar alasannya. Namun, setelah ia melihat Aike memejamkan kedua matanya meskipun ia tidak tertidur membuat Rize mengurungkan niatnya.

Aike melanjutkan pembicaraannya "Tapi apa kau pikir kau bisa berkembang jika hanya duduk diam dan tidak berbuat apa-apa. Leo dulu sangat mirip sepertimu tidak percaya diri dan ragu-ragu. Setelah mengikutiku 2 tahun ini dia sudah lebih percaya diri dan bahkan berani mengambil keputusan yang bertentangan dengan dirinya sendiri."

Rize senang mendengarnya, awalnya ia mengira bosnya akan mengatai atau berbicara buruk tentangnya, ia bahkan sudah meremas roknya karena takut mendengar perkataan Aike tapi malah sebaliknya ternyata ketakutannya hanya sia-sia.

"Eng, terima kasih tuan, aku juga akan berusaha seperti senior Leo." ujarnya penuh percaya diri.

Aike tidak membalasnya, ia malah memikirkan hal yang lainnya. Ia sebenarnya masih ingin berada dirumah itu, ingin mendengar suaranya, ingin memeluknya ditempat tidur dan ingin memakan masakannya yang sangat enak. Namun ia terpaksa pergi keluar kota selama 1 minggu demi mendapatkan project besar itu.

"Sepertinya aku merindukannya." batinnya tidak sengaja bergumam.

Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang