Chapter 12

8K 508 0
                                    

Sore itu Leo menemani Cyrus menunggu hujan reda, sembari menunggu mereka banyak berbincang-bincang tentang Aike. Cyrus yang memulainya padahal ia sudah berusaha sekeras mungkin untuk menghindari berbicara tentang Aike tetapi ujung-ujungnya ia tidak bisa tidak bertanya tentangnya.

Leo dengan senang hati memberitahukan apapun yang Cyrus ingin tahu. Ia juga bercerita bahwa Aike adalah seorang yang terlahir sangat beruntung, selain tampan dan kaya Aike juga sangat jenius ia berhasil menamatkan kuliahnya dengan nilai terbaik di universitasnya diusianya yang ke 22 tahun.

Semakin banyak Cyrus mendengar tentang Aike semakin ia merasa tidak puas hati, jujur sebenarnya ia juga merasa cemburu dengan keberuntungan yang dimiliki oleh Aike. Ia sangat jauh berbeda dengan Aike, Ia bahkan tidak bisa meluluskan kuliahnya padahal ia sudah berada difase terakhir perkuliahannya padahal saat kuliah ia juga memiliki nilai yang sangat baik, namun karena kurangnya biaya untuk penelitian dan sebagainya ia memutuskan untuk berhenti kuliah. Tidak hanya kurang biaya, ia juga sudah merasa lelah, setiap pulang kuliah ia harus bekerja paruh waktu dan pulangnya ia harus mengerjakan tugas dan pekerjaan rumah dari dosennya. Belum lagi harus menghadapi ayahnya yang mabuk berat setiap pulang bermain.

Cyrus termenung cukup lama, bahkan Leo memanggilnya berkali-kali ia tidak mendengarnya.

"Tuan Cyrus" Teriak Leo dengan suaranya yang sengaja ditinggikan.

Cyrus tersadar dari lamunannya, ia merasa linglung karena baru saja ia hampir jatuh tenggelam didalam jauh pikirannya.
"Ah maaf aku malah termenung.. "

"Hujan sudah reda, jadi saya mau pamit untuk kembali kekantor" Leo bangun dan ia sesekali melirik kearah jam tangannya.

Cyrus merasa sangat tidak enak, ia sudah sangat merepotkan Leo hanya karena ia takut sendirian saat hujan deras. Ia berkata "Maaf dan terima kasih karena sudah merepotkanmu, lain kali tuan Leo harus singgah dan makan bersama lagi, hanya itu yang bisa aku lakukan untuk membalas budi." ujarnya dengan senyuman manis yang terukir di wajahnya.

"Tentu saja, aku pergi dulu." Leo menunduk sebentar lalu berjalan keluar meninggalkan Cyrus sendirian didalam kamarnya, Cyrus hendak mengantarnya namun ia menolak ia berkata sebaiknya Cyrus istirahat. Dan juga Leo sudah terbiasa masuk dan keluar dari rumah Aike sendirian jadi ia tidak ingin merepotkan Cyrus.

Cyrus berbaring ketempat tidurnya, ia termenung menatap langit-langit kamarnya.
"Benar, kami sangat berbeda jadi tidak mungkin aku boleh untuk menyukainya." gumamnya pelan.
Karena Cyrus sudah terbiasa dengan Aike yang ada disisinya. Cyrus merasa nyaman dan aman saat didekatnya meskipun kadang-kadang Aike akan menyebalkan. Mungkin karena itu membuat perasaan Cyrus berangsur-angsur tumbuh menjadi rasa suka yang awalnya ia hanya merasa nyaman dan aman.

2 hari telah berlalu..

Hari ini adalah hari kelima Aike pergi keluar kota, seperti biasa Cyrus hanya berberes-beres rumah, memasak lalu menonton TV. Cyrus sekarang benar-benar layaknya seorang pemilik rumah, ia berjalan dan berkeliaran dengan bebas kesana dan kemari.

Tidak ada ruangan yang tidak pernah ia masuki. Seluruh ruangan rumah ini pernah ia jelajahi kecuali satu yaitu kamar milik Aike. Aike tidak pernah membawanya kekamarnya, saat berhubungan sex pun ia akan melakukannya dikamar Cyrus kalau tidak disofa ruang tamu.

Pada awalnya Cyrus tidak ambil pusing mengapa, tapi beberapa hari ini ia baru kepikiran dan berbagai tanda tanya muncul di kepalanya. Ia tinggal di rumah ini sudah cukup lama hampir 3 bulan lamanya tetapi tidak pernah sekalipun ia melihat kedalam kamar Aike. Saat bersih-bersih, Cyrus pernah meminta izin padanya untuk membersihkan kamarnya tapi Aike menolak dengan keras dan berkata kamarnya tidak kotor dan tidak perlu ia bersihkan.

Cyrus menaiki tangga satu persatu dan berjalan menuju kearah kamar Aike. Ia berdiri cukup lama di depan kamarnya dan mencoba membuka pintunya meskipun ia yakin Aike telah menguncinya, tapi setidaknya ia harus mencoba siapa tahu ada keajaiban bahwa Aike lupa mengunci pintu kamarnya karena terburu-buru pikir Cyrus. Ia memutuskan kembali ke ruang tamu setelah usahanya terasa sia-sia, pintu terkunci dan keajaiban yang ia inginkan tidak terjadi.

Pintu masuk tiba-tiba terbuka sendirinya membuat Cyrus terkejut. Ia tidak menyangka Aike akan muncul dihadapannya padahal ia kemarin berkata akan pergi selama tujuh hari tapi hari ini baru saja hari kelima. Ia muncul dengan raut muka yang cukup kelelahan, bibirnya sedikit kering dan matanya sangat lesu.

Begitu tiba, ia meletakkan kopernya, membuka jasnya dan membuangnya secara sembarangan. Ia berjalan menuju ke Cyrus yang masih terduduk di sofa dan memeluknya. Cyrus masih terkejut dengan apa yang baru saja ia lihat. Aike menjatuhkan tubuh Cyrus dengan pelan hingga punggungnya menyentuh permukaan sofa dengan lembut. Aike memeluknya dan tertidur diatas Cyrus.

"Gawat" Jantung Cyrus berdetak sangat kencang, ia sangat takut Aike dapat mendengarnya. Ia ingin mendorong Aike pergi tetapi ia merasakan nafas Aike yang mulai terdengar teratur sepertinya ia sudah tertidur pulas.

"Apakah dia memaksa lembur untuk menyelesaikan tugasnya agar dapat kembali kesini dengan segera." batinnya berkata, pipi Cyrus memerah setelah memikirkannya.

Cyrus sebenarnya tidak ingin dirinya berharap terlalu berlebihan pada Aike. Ketika ia tau ia tidak seharusnya berharap, tanpa sadar ada harapan muncul karena hal-hal kecil seperti saat ini ia merasa Aike pulang lebih cepat hanya untuk bertemu dengannya. Tapi entahlah, bisa juga ia salah mungkin saja karena pekerjaannya selesai dengan cepat oleh karena itu ia dapat pulang lebih cepat.

"Tuan Aike" panggil seorang gadis yang berjalan menuju kearah mereka berdua. Melihatnya, Cyrus hendak mendorong dan menendang Aike namun ia mengurungkan niatnya setelah mendengar Aike berkata padanya untuk diam dan ia ingin istirahat sejenak dengan posisi begini.

"Ah.. maaf mengganggu kalian, sepertinya tuan Aike sangat kelelahan." bisik gadis itu kepada Cyrus dengan suaranya yang sengaja dikecilkan.

Cyrus merasa heran mengapa gadis itu tidak jijik dan heran kepadanya setelah melihat posisi tidur mereka berdua yang notabene berjenis kelamin yang sama. Jika orang lain mungkin akan menghina dan mengutuknya, tapi gadis ini tidak. Namun, ada yang lebih penting lagi bagi Cyrus selain posisi tidur mereka yang telah dilihatnya, sebenarnya siapa gadis ini dan mengapa ia menggandeng seorang anak laki-laki ditangannya. Apakah gadis dan anak kecil itu adalah pacar dan anak luar nikahnya, atau tidak itu adalah istri dan anaknya. Ia tidak berhenti bolak balik menatap keduanya. Rize yang merasa tiba-tiba terintimidasi oleh Cyrus segera meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.






Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang