Chapter 27

6.3K 387 3
                                    

"Apa kau dengar? kekasihmu bahkan tidak mau menyelamatkanmu ternyata menculikmu tidak ada gunanya."

"Kurung dia." Dereck memberi bawahannya perintah untuk mengurung Cyrus kedalam sebuah ruangan kecil. Dereck pikir jika Cyrus tidak berguna sekarang tapi masih ada nantinya.

Mereka segera melepaskan ikatan tangan dan kakinya. Mereka juga mencabut lakban yang terpasang dengan erat dimulut Cyrus.

Mereka menarik secara paksa Cyrus agar masuk kedalam ruangan kosong itu. Cyrus sempat berontak ia bahkan berhasil menjatuhkan dua orang lawannya, segera setelah mendengar ada perkelahian satu persatu bawahan Dereck berlarian untuk bergabung ke mereka. Cyrus tidak bisa bergerak terlalu leluasa karena ia merasa bagian dadanya terasa sakit dan ia juga merasa sedikit sesak, berakhir ia jatuh tersungkur juga di lantai setelah mendapat pukulan telak dibagian perutnya.

Saat ia jatuh tersungkur di tanah Cyrus terbelalak kaget dan ia merasa panik, kotak kecil yang berisi cincin menggelinding keluar dari sakunya, karena buru-buru ia lupa meletakkan cincinnya kedalam rak meja ia malah memasukkannya kedalam saku pakaiannya, berakhir kotak kecil berisi cincin itu ikut terbawa kemari.

Salah satu dari penjahat itu dengan sengaja menginjak kotak cincin dengan sepatunya yang kotor.
"Apa-apaan ini? apa ini pemberian dari kekasihmu huh?"

Sorot mata Cyrus berubah begitu melihat perbuatan pria jahat dan jelek itu. Cyrus mengepalkan erat tangannya benar-benar ia ingin menghajar muka pria bajingan itu sekarang. Dada dan bagian perutnya terasa sangat sakit membuat ia tidak bisa bergerak bebas, namun bagaimana pun ia harus mengambil kembali kotak cincin itu tidak peduli bagaimana caranya.

Cyrus merangkak kearah dimana kotak cincin itu berada dengan susah payahnya. Cyrus mendorong dan memukul kaki pria itu agar segera menyingkir dan tidak menginjaknya. Namun kakinya tidak bergerak sedikitpun, Cyrus menggunakan cara terakhirnya yaitu dengan mencubit kaki pria itu dengan sekuat tenaga dengan itu ia segera menyingkir dan berteriak kesakitan. Cyrus berhasil menyentuh kotak cincin yang ada didepan matanya. Karena kesal pria jahat tadi malah menginjak tangan Cyrus dan sengaja menghentakkannya. Cyrus kesakitan tapi ia harus melindungi kotak cincin itu meskipun tangannya hancur sekalipun.

"Ada apa? kenapa sangat berisik dari tadi?" Dereck kembali ke ruangan itu begitu setelah mendengar suara berisik dari dalam kamarnya. Matanya tertuju pada Cyrus yang tergeletak kesakitan dengan tangannya yang masih diinjak oleh bawahannya.

"Keith apa yang baru kau lakukan? aku tidak menyuruh kalian untuk menganiayainya seperti ini sialan, menyingkir darinya bodoh." Dereck merinding memikirkan apa yang akan dilakukan oleh Aike setelah melihat kekasih kecilnya menjadi seperti ini. Dereck tahu betul dengan bagaimana sikap pria gila itu ketika mengamuk.

"Kalian bajingan bodoh masukkan dia ke dalam ruangannya sekarang, dan kalian bertiga jaga dia didepan pintu. Siapapun yang menyentuhnya lagi akan aku bunuh dia." Dereck tidak menunjuk orang sembarangan, ia benar-benar menunjuk bawahannya yang ia percayai untuk menjaga Cyrus agar tidak ada yang melukai dan menganiayainya lagi.

"Baik tuan." Mereka bergerak dan memindahkan Cyrus kembali kedalam ruangannya. Cyrus kesakitan di dalam sana, ia tidak membawa obatnya dan ia juga tidak membawa ponselnya. Cyrus duduk disudut ruangan dan memeluk kedua lututnya.

"Sakit, ini benar-benar sakit.. Aike...."

Aike dan antek-anteknya sudah tiba disebuah bangunan tua, dimana bangunan itu merupakan lokasi yang terlacak oleh bawahan profesional Aike. Mereka tidak masuk secara diam-diam melainkan secara terang-terangan. Dereck dan bawahannya sudah tidak bisa pergi kemana-mana lagi karena bangunan itu sudah dikepung oleh bawahan Aike dan beberapa polisi suruhan atas nama Aike.

Salah satu penjaga Dereck berlari terbirit-birit untuk memberitahu Dereck  begitu melihat Aike dan para bawahannya sudah berdiri berkumpul dihalaman bangunan tua itu.

"Biarkan mereka masuk." Dereck memberi perintah, pria itu benar-benar menakutkan meskipun penjaganya sudah ketar-ketir melihat Aike tapi dirinya masih begitu tenang ia bersikap seperti tidak ada apa-apa yang akan terjadi pada mereka.

Pintu tiba-tiba terbuka, dua bawahan Aike bergerak maju dengan membawa pistol di tangannya untuk memastikan apakah ada jebakan atau tidak.

"Tuan, tampaknya aman."

Mereka berjalan masuk ke dalam ruangan itu begitu anak buahnya sudah memastikan bahwa tidak ada jebakan apapun didalamnya.

Aike berjalan masuk tanpa kewaspadaan dengan di ekori oleh Leo di belakangnya. Begitu mereka semua semua sudah masuk kedalamnya, pintu tiba-tiba tertutup dan terkunci. Puluhan orang mulai bermunculan dari berbagai pintu, mereka berjalan keluar dengan membawa tongkat bisbol dan ada juga beberapa yang membawa pistol di tangannya.

"Tuan, silahkan anda pergi mencari tuan Cyrus, untuk dibawah sini biarkan kami yang mengurusnya." Leo memberi saran kepada Aike, Aike menyetujuinya begitu saja, ia berlari menaiki tangga meninggalkan Leo dan anak buah lainnya.

Aike pergi sendirian, ia berlari mengelilingi seluruh penjuru ruangan untuk mencari keberadaan Cyrus. Sialnya ia tidak menemukan jejaknya sama sekali. Apa benar Cyrus berada disini atau jangan-jangan dia sudah di bawa pergi pikirnya.

Cyrus yang berada di dalam ruangannya samar-samar mendengar penjaganya satu persatu berlarian dan berteriak seolah-olah hal besar sedang terjadi. Cyrus mencoba mendekatkan telinganya kepintu berharap ia dapat menguping apa yang sedang terjadi.

Ia berhasil mendengar mereka berkata dengan samar-samar untuk berhati-hati dan jangan melarikan diri karena bangunan ini di luarnya sudah dikepung oleh ratusan bawahan Aike dan beberapa polisi suruhannya. Aike terlalu bijak, dengan waktu sedikit itu ia berhasil mengajak polisi untuk bergabung dan mengumpulkan ratusan bawahannya.

Dikala kepanikan itu, Cyrus memanggil penjaga yang ada diluar pintu dan berteriak ia ingin pergi BAB. Awalnya penjaga itu tidak ingin membukakannya pintu, namun lama-kelamaan ia merasa risih mendengar Cyrus terus-terusan berteriak dikala ia sedang ketakutan setengah mati. Begitu pintu terbuka, Cyrus menendang tepat di sela kedua pahanya, membuat penjaga itu terjatuh kesakitan.

Cyrus berlari sekuat tenaga keluar dari ruangan itu, ia tidak ingin menjadi beban Aike dengan dirinya yang masih menjadi sandera musuh. Cyrus berlari menuruni tangga satu persatu dengan tenaganya yang tersisa sedikit lagi. Sekujur tubuhnya sangat kesakitan terutama dibagian dadanya. Ia tidak bisa berlari jauh lagi, matanya menggelap dan kepalanya terasa sangat sakit.

"Tangkap dia, dia semakin melambat." teriak penjaga yang berlari mengejar Cyrus di belakangnya, mereka berhasil menangkap kembali Cyrus dan hendak berbalik membawanya kembali kedalam ruangannya.

Para penjaga terkejut begitu ia berbalik ia melihat seseorang sudah berdiri tegak dengan sorot mata yang menakutkan, meskipun sendirian namun aura kehadirannya yang begitu kuat berhasil membuat ketiga penjaga itu gemetar ketakutan.

"Lepaskan tangan kotor kalian darinya." Aike  mengacungkan Pistol tepat kearah kepala penjaga yang sedang memegang Cyrus.


Debt and Love [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang