# 01 < M. Ragu >

253 45 4
                                    

Malam ini nenek Shinsuke tidur di rumahnya, sekarang wanita itu tengah tertidur di kamarnya setelah bercerita panjang sambil mengusap kepalanya.

(Name) menggenggam cangkir berisi minuman coklat dingin, menatap kosong tayangan televisi di depannya. Masih di sofa butut yang sama, bengong sambil melihat tayangan tv.

Malam ini ia tidak bisa tidur karena memikirkan banyak hal, termasuk tentang kenyataan buruk yang harus ia terima.

Ia bukan cucu kandung nenek.

Keluarga kandungnya membunuh nya secara berencana.

Pembunuhan nenek.

Dirinya yang menjadi tumbal.

Termasuk perpisahannya dengan sang kakak.

Tak dapat di sangkal, sang kakak masih hidup. Dia menjadi pewaris tunggal di perusahaan besar naungan keluarganya. (Name) menghela nafas teringat kata-kata dia yang terus terngiang-ngiang di kepala nya.

Tidak, ia tidak perlu berhubungan lagi dengan keluarganya. Hidup seperti ini sudah cukup untuk nya, lebih dari cukup. Sendirian tanpa kekangan, hidup ya tinggal hidup ga perlu mikirin besok masih hidup atau tidak, besok makan apa. Roti kacang juga jadi.

Bohong jika dirinya tidak merindukan sang kakak.

(Name) meneguk minumannya hingga habis, gadis itu pergi ke dapur untuk menaruh gelasnya. Ia melirik jam dinding, jam satu dini hari, (Name) berpikir sejenak lalu tak lama menaikan bahunya acuh. Dia pergi ke kamar mandi dan mengisi bathtub, semenjak nenek tahu ia dari ras naga (air) nenek langsung memasang bathtub di kamar mandi, seminggu sekali ia akan berendam dari pagi hingga sore atau bahkan lebih untuk mengontrol kekuatannya.

(Name) selesai mengisi air, kalau nenek masih hidup mungkin dia akan mengomeli nya habis habisan. Berendam di tengah malam dan paginya berangkat sekolah. Apa gak cari penyakit namanya?

(Name) menarik nafas saat perlahan air membasahi tubuhnya, ia menenggelamkan tubuhnya hingga sebatas leher. Memejamkan matanya dan mulai memfokuskan aliran mana, mulai menyerap energi dari air dan mengontrol aliran mana.

Ketenangan dalam sekejap menghinggapinya, ia tidak tidur walau memejamkan mata. Kalau tidur fokusnya akan pecah.

Semenjak kematian nenek, (Name) membanting tubuhnya untuk meningkat. Berendam dari malam hingga siang hari, lanjut lagi latihan fisik. Ada kegiatan lain jika nenek Shinsuke datang ke rumah nya, kalau tidak ya dia lanjut latihan. Atau tidak baca buku.

_________________________________
______________________

Nenek Shinsuke dikejutkan dengan kedatangan (Name) dari kamar mandi, kulit nya sangat pucat, dengan santainya dia menguap dengan handuk yang melilit tubuhnya.

Ah, iya, (Name) bangun lebih awal dari nenek Shinsuke. Ia sengaja selesai lebih cepat agar nenek Shinsuke tidak melihat dirinya basah kuyup begini.

"Pagi nek." Sapa gadis itu sambil menyengir, ia benar-benar seperti orang tidak ada darah saking pucatnya.

"(Name)? Kamu gakpapa?" Tanya nenek Shinsuke khawatir.

"Gak papa, (Name) abis latihan dikit tadi." (Name) meraih seragam beserta keperluan lainnya lalu masuk ke kamar mandi lagi untuk memakainya.

Nenek Shinsuke cengo, wanita tua itu menggeleng dan turun dari kasur. Dia akan memasak sarapan dan bekal untuk (Name).

.
.
.
.
.
.

Bau roti panggang memenuhi Indra penciumannya sejak dirinya selesai membereskan buku kedalam tas, (Name) menggerai rambut nya dan memakai jaket biru. Rencananya ia akan tidur di kelas, makanya pakai jaket. Selain itu karena habis melakukan pelatihan mana tubuhnya akan sedikit sensitif untuk beberapa waktu. Gampang kedinginan, gampang kepanasan, gampang sakit, gampang flu, dan lain sebagainya.

Haikyuu Academia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang