# 02 . 7

213 35 0
                                    

⋆˚࿔ ʰᵃᶦᵏʸᵘᵘ academia 𝜗𝜚˚⋆

★★★★★★★★★
. . . . . . . . .

"Huaaahhh! Lelah nyaa!"

Hitoka membanting tubuhnya di atas kasur, bahkan dia belum melepas seragam nya sedikitpun, langsung tiduran di atas kasur empuk berukuran besar milik nya.

(Name) sendiri sudah loyo karena belum makan roti kacang seharian ini. Sepanjang perjalanan balik ke asrama, gadis itu selalu berkata akan mati karena belum makan roti kacang. "Sialan, sebentar lagi aku menghembuskan nafas terakhir." Gumamnya terkapar di lantai kamar.

Kiyoko menaruh tas lalu melepas kacamata nya, ia melepas kaus kaki nya lalu memakai sendal dalam ruangan. Gadis itu yang paling normal di antara lainnya, membereskan barang barang nya, membersihkan wajah, ganti baju, lalu duduk di atas kasur. Menatapi teman teman sekamarnya yang roh nya siap meninggalkan raga mereka.

"Ayolah, baru hari ketiga, hari-h nanti akan jauh lebih menakutkan." Kiyoko memberikan semangat.

"Huwaaa! Aku mau hibernasii!" Rengek Hitoka sambil guling guling di atas kasur.

(Name) bangkit setelah otak nya kembali berjalan normal, dia memutuskan untuk mandi di tengah suhu rendah ini. Walau tidak serendah di musim salju. Tapi itu cukup dingin. "Aku akan mandi." Ujarnya santai seolah kegilaannya tadi tak terjadi.

Hitoka dan Kiyoko speechless. Mau heran tapi ini (Name).

______________________

Pukul tujuh malam adalah waktu makan malam, para murid memenuhi ruang makan asrama dengan pakaian santai dan jaket sesuai kelas masing masing, setelah makan mereka akan disuruh beristirahat untuk mengumpulkan kembali tenaga dan mana mereka yang habis dipakai untuk latihan hari ini.

(Name) memakai kaos oblong warna putih dengan jaket hitam kelas Karasuno, di padu dengan celana Jogger hitam bergaris putih. Rambut nya kali ini digerai karena habis di keramas. Dia tengah duduk di meja paling pojok, menunggu Kiyoko dan Hitoka mengambil makan mereka dan dirinya.

Gadis itu mendinginkan kepalanya yang panas, dengan membuat water slime lalu menempelkannya di belakang kepala. Dari kemarin hatinya merasa gundah tanpa alasan, isi pikirannya kembali berisik, mereka yang ia lihat menjadi tak terkendali, aura negatif semakin menguar ke permukaan; membuatnya merasa tak nyaman. Rasanya ia mual saat merasakan itu semua bersamaan.

Matanya terpejam tenang, hingga tiba tiba ia merasakan hangat di punggung nya.

"Kamu kacau." Intonasi nya tenang namun datar, jelas ia sangat mengenali suara ini, suara yang menemaninya belasan tahun lamanya. Suara dari seorang Kita Shinsuke.

(Name) tak merespon, masih menenggelamkan wajahnya di lipatan tangan. Shinsuke tersenyum tipis, di usap nya punggung gadis itu lembut, memberikan kenyamanan lebih pada jiwa sang puan. "Kamu harus istirahat lebih cepat malam ini, jangan begadang apalagi peningkatan mana." Suaranya mengalun lembut, jauh berbeda dengan suara yang biasa ia keluarkan untuk orang orang sekitar nya.

Kali ini (Name) menghadapkan wajah nya ke samping, ke arah Shinsuke berdiri di samping nya. Setengah wajahnya tertutup lipatan tangan, tapi Shinsuke masih bisa menangkap kekehan pelan dari gadis itu. "Kamu tak berubah, Shinsuke." Kekeh nya geli.

Shinsuke tak menjawab, masih mengusap punggung (Name) pelan. Persis seperti yang nenek lakukan dulu ketika dirinya kambuh.

"Aku takut hal buruk akan terjadi lagi, aku masih belum siap." (Name) berujar pelan dengan tatapan sendu.

Haikyuu Academia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang