⚠️semua yang disampaikan hanyalah fiksi, tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Murni pemikiran penulis, dilarang keras meng copy atau repost. Hanya di lapak "W" ini saja di upload.
Character Haikyuu milik Haruichi Furudate, penulis hanya meminjam.
Happy reading!
______________________
"Mau pulang bersama ku?"
Tawaran serempak dari sepuluh pemuda disana membuat tubuh gadis itu tersentak. (Name) dilanda kebingungan ingin menjawab apa.
Tooru, Tobio, Tetsuro, Koutaro, Atsumu, Osamu, Korai, Keiji, Shoyo, Kei berucap bersamaan sambil menatapnya. Siapa sih yang gak gugup ditatap banyak orang begitu?
"Kalian kenapa sih? Aku bisa pulang sendiri." Tolak (Name).
"Kamu masih pucet banget (Name)." Elak Osamu yang diangguki lainnya.
"Ini wajar." Elak (Name) balik.
"Kamu butuh istirahat secepatnya, (Name). Biar ku antar, aku membawa mobil." Bujuk Keiji, nadanya lebih tenang ketimbang yang lainnya dan terkesan lembut.
"Kau serius bawa mobil? Kenapa gak bilang? Aku nebeng dong!" Koutaro berseru antusias.
(Name) melirik Keiji, menurutnya Keiji yang paling normal disini, dia lebih kalem tidak se bar bar teman temannya yang lain. Lagian rejeki ngapain di tolak?
"Ayok aja." Balasnya pada Keiji.
Suasana di sekitarnya langsung hening.
"Keiji aku nebeng ya, supir ku bilang mobilnya habis di jual." Tooru nyengir sambil merangkul Keiji.
"Kita ikut yaa Keiji, kita bisa jadi rubah kok biar gak sempit sempitan." Ikut Atsumu di angguki Osamu.
"Tampung aku juga dong Keiji." Kini Tobio ikut nimbrung, yang malah membuat orang-orang di sekitarnya kembali terdiam.
Seorang Tobio,
Nebeng???
Sumpah??
"Kamu kayaknya kena efek dark human deh Tob." Celetuk Tetsuro.
Tobio menggeleng sewot. "Enggak ya! Kau pikir aku selemah itukah jambul ayam??!"
Tetsuro yang di sewot in langsung diem.
Keiji menghela nafas, "aku cuman bisa angkut 8 orang."
Tetsuro menghitung. "Pas, lah. Aku, Tobio. Koutaro, Korai, mereka berdua jadi burung aja biar ga sempit. Atsumu, Osamu, mereka jadi rubah biar gak sempit. Tooru, Shoyo, Kei, kamu, terus (Name). Bangku kemudi Tooru aja, sampingnya Tobio, tengah aku, (Name), kamu sama dua rubah ini. Bangku belakang Shoyo, Kei, sama itu dua burung hantu."
"Mana ada! (Name) di samping ku aja! Di tengah nanti yang ada dia gepeng di gencet kalian." Tolak Tooru mentah mentah.
Mereka berpikir sejenak lalu mengangguk. Tumben Tooru logis?
"Kalian jadi gak ikut? Lama tinggal, ya." Entah sejak kapan Keiji mengambil mobil dan tau tau mobilnya sudah ada di samping mereka. Mobilnya jelas jauh dari kata sederhana, dari desainnya saja sudah bau bau kemewahan.
Keiji bertukar posisi menjadi duduk di kursi barisan tengah. Tooru di kemudi, (Name) kursi samping Tooru. Tetsuro duduk di samping kiri, Tobio di tengah Keiji pojok kanan. Ketiganya memangku dua rubah Miya. Paling belakang di isi Shoyo, Kei, sama si dua burung hantu.
"Siap ya." Ujar Tooru serius.
"Aku belum dapet warisan pls." Celetuk Shoyo sembari mengeratkan seat belt.
"Aku belum liat nikahan kak Miwa."
"Stok selai kacang ku masih banyak."
Tooru menatap pantulan kaca mobil sewot. "Aku gak ngajak mati ya??! Lagian berlebihan banget sih." Kesalnya.
"Siapa tau kan, kebanyakan makan saham saham sama investasi jadi miring dikit otaknya." Kei ikut menyahut sembari menebar garam.
Tooru mendengus, "kalian beneran mau di ajak mati ya,"
Tooru menancap gas, keliatannya sih kayak orang bener ya, keliatan udah pro gitulah, tapi siapa sangka?
"EH! EH! MIRING MOBILNYA!" Histeris Atsumu panik.
"OLENG MOBILNYA! GEMBEL NIH KEIJI MOBILNYA MASA RONGSOK BEGINI SIH?!" Gerutu Tooru.
Belum ada sepuluh menit perjalanan keadaan sudah rusuh. Tooru menyetir bak dikejar-kejar rentenir, para penumpang refleks berpegangan erat pada seat belt nya masing-masing.
"BISA GAK SIH NYETIRNYA YANG WARAS AJA?!" Kesal (Name) penuh emosi.
"Gak bisa! Yang nyetir aja udah gak waras!" Sahut Tetsuro, wajahnya pucat pasi dengan tangan berpegangan erat di seat belt. Di sampingnya wajah Tobio tak kalah pucat nya.
"Bego! Kalau ga bisa nyetir bilang dong!" Umpat Kei yang sudah di dempet Shoyo dan dua burung hantu di sampingnya.
"Ai, ambil alih kemudi." Keiji berujar tenang.
"Perintah di terima."
Mobil tiba tiba berhenti di ikuti kehebohan yang ikut berhenti. Mereka serempak melihat ke arah Keiji yang tetap tenang di kursinya.
Ah, mereka lupa. Keluarga Akaashi itu rajanya teknologi. Mobil tiba tiba berhenti tak usah merasa aneh, ini hal biasa untuk mereka.
Mobil lanjut berjalan dengan dikendalikan Ai, salah satu asisten kecerdasan buatan milik Keiji.
__________________________________
_______________________"Terimakasih! Hati hati dijalan!"
"SAMPAI JUMPA (NAMEE)!! LAIN KALI KAMI MAMPIR KE SINI!"
(Name) melambai, yang pertama kali di antar ke rumah adalah dirinya. Bahkan sampai di depan rumah, membuat para pemuda itu mengetahui dimana rumahnya. Dan buruknya lagi Atsumu yang berkata akan kerumahnya.
(Name) berbalik. Tubuhnya tersentak; terkejut kecil dengan kedua mata melebar sejenak, langkahnya berhenti untuk memasuki pekarangan rumah. Di teras rumahnya, tepatnya di kursi kayu samping pintu masuk. Seorang Erwin, pemimpin akademi Haikyuu sekaligus orang yang membelinya tengah duduk tenang sembari membaca buku.
Perasaannya aneh, tak enak, kacau balau dalam hitungan detik saat sepersekian detik menatap sosoknya. Sesuatu yang buruk, setidaknya itu yang ia pikirkan.
Ia yakin firasatnya kali ini tak salah. Tak mungkin seorang Erwin datang ke rumahnya untuk bermain-main.
Pasti ada sesuatu yang ingin disampaikan.
TBC
Pendek dulu ya, besoknya soalnya chapter penting.
_________________________
⋆˚࿔ ʰᵃᶦᵏʸᵘᵘ academia 𝜗𝜚˚⋆
KAMU SEDANG MEMBACA
Haikyuu Academia
Fantasy⋆˚࿔ ʰᵃᶦᵏʸᵘᵘ academia 𝜗𝜚˚⋆ • • • "Selamat datang di akademi Haikyuu! Nyaman kan dirimu dan nikmati perjalanan ini!" ∘₊✧─────✧₊∘ Disclaimer seluruh character bukan milik saya, saya hanya menambahkan tokoh serta alur cerita. Saya hanya meminjam char...