# 02 . 8

211 33 4
                                    

⋆˚࿔ ʰᵃᶦᵏʸᵘᵘ academia 𝜗𝜚˚⋆

★★★★★★★★★
. . . . . . . . .

Tuk! Tuk! Tuk!

Bunyi derap langkah memenuhi penjuru lorong sunyi, penerangannya minim, hanya bermodalkan lampu minyak, memberikan kesan suram dan gelap. Langkah nya santai, mengurusi lorong kastil yang berdiri megah di ruang dimensi lain.

Sunyi nya lorong membuat suara sekecil apapun akan terdengar menggema, di sepanjang dinding terpajang hiasan terbuat dari tengkorak. Entah tengkorak manusia atau hewan. Tak ada yang tahu.

Langkahnya berhenti tepat di depan pintu besar dengan simbol simbol rumit terukir disana, tak ada gagang pintu ataupun hal untuk membuka pintu, di atasnya, terdapat tengkorak kepala kambing sebagai pajangan. Tangan dengan sarung tangan hitam itu menyentuh simbol simbol rumit tersebut. Kedua matanya terpejam, asap hitam mengelilingi jemarinya. Perlahan, pintu terbuka.

Begitu dia masuk, pintu langsung kembali tertutup rapat. Ditatapnya sekeliling ruangan, ruangan megah di penuhi lilin sebagai penerangan, tengkorak tengkorak yang menghiasi langit langit ruangan, di tengah-tengah sana, terdapat lingkaran bertingkat dengan api biru terus menyala terang, di sekelilingnya di batasi oleh tali tali yang di tempeli kertas kertas dengan segel rumit.

"Fufufu, selamat malam tuan ku~" sapa nya mengarah pada api biru di hadapannya. Ia berdiri di belakang tali.

Tak ada balasan dari sana.

"Maaf baru datang lagi, aku sangat sibuk mengerjakan tugas ku." Nada suaranya terdengar lebih serius dari yang sebelumnya.

"Selamat datang kembali, jendral ku."

Seringai itu melebar, merasa senang di sambut oleh suara menyeramkan yang menggema di ruangan megah ini. "Terimakasih tuan ku, saya datang kesini karena ingin menyampaikan sesuatu." Ungkap nya.

"Katakan."

"Lust melakukan tugas nya dengan baik, rencana kita sudah berjalan 70%, dia sudah menemukannya. Kita sempat kehilangan jejak, namun sekarang semua sudah kembali berjalan normal." Ada jeda beberapa saat, "pertama-tama mari kita buktikan, kekuatan kita yang sekarang jauh lebih kuat dari yang sebelumnya. Kita tunjukkan keberadaan demon lord secara perlahan," adrenalin nya berpacu, bersamaan dengan debar jantungnya menggila. Sebuah rasa puas dan senang yang tak terbendung meluap di dalam nada bicara nya.

Tatapan nya menyala. "Tuan ku, kita hanya tinggal mengalahkan tiga pejuang itu untuk menguasai bumi, kekuatan itu harus kita rebut! Dengan begitu kekuatan anda melebihi para dewa!"

"Aku tunggu selanjutnya, lakukan dengan baik tanpa kecacatan sedikitpun."

_______________________

TRANG! TRANG!

Dua pedang saling beradu dengan kecepatan tinggi, menciptakan desingan di tengah tengah sunyi nya taman belakang akademi, bayangan dua orang sama persis terpantul di atas air mancur.

Seorang gadis berambut cokelat yang di kuncir asal, kaos polos warna putih dan celana yang sama dikenakannya saat makan malam tadi. Tubuhnya dengan lihai menghindari tebasan demi tebasan dari kloning yang ia ciptakan. Entah sudah berapa jam keduanya bertarung, tanpa jeda dan terus berlangsung sengit.

Bulir keringat membasahi baju yang dikenakan, helaian rambut yang tak tertata berkibar indah mengikuti gerak sang pemilik, tatapannya datar namun tajam, tangannya begitu gemulai menggerakkan pedang.

"Mereka akan datang!"

"Mereka akan datang!"

Haikyuu Academia Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang