꒰𖠔꒱ Hari Ketiga

44 5 0
                                        

Besok, aku mungkin tidak akan menemuimu," kata Kalyan dengan nada datar.

Chloe membelalak. Lantas langsung menatap Kalyan. "Kenapa?"

"Aku harus pulang ke kota Nuance besok sore. Aku akan mengurus persiapan pulang. Dax sudah menyibukkan diri sejak pagi tadi." Kalyan menutup mata dan bersandar. Tangannya masih mengelus punggung Chloe.

Itu alasannya Dax tidak muncul hari ini, batin Chloe. Dia hendak membalas lagi, tapi apa yang harus dikatakan? Chloe tahu hari ini akan datang. Namun, ia tidak ambil pusing karena sibuk dengan segala hal. Jauh di lubuk hatinya, ia tidak ingin berpisah begitu saja dengan Kalyan. Entahlah kenapa. Rasanya tidak mau kehilangan ... atau Chloe akan hancur.

Aku pasti ... menyukai Kalyan, batin Chloe. Ia tidak bisa membayangkan hidupnya di masa depan tanpa kehadiran Kalyan. Ah, Chloe ingat ada satu pertanyaan di mana Kalyan belum menjawab. "Kalyan, ada satu pertanyaanku yang—"

"Chloe, lihat itu." Kalyan menunjuk ke depan.

Chloe lantas mengikuti arah pandang Kalyan dan melihat kembang api berbentuk bunga cherry blossoms. Ia takjub melihat itu hingga kehilangan fokus.

Belum, Chloe. Ini bukan saatnya, batin Kalyan. Ia tersenyum melihat binar ceria di mata biru gadisnya. Sangat cantik.

Chloe sadar, lantas menoleh menatap Kalyan. "Hei, pertanya—" Mulut Chloe dibungkam menggunakan telunjuk Kalyan. Pria itu mendesis singkat menyuruhnya diam.

"Ada bagusnya kau tanyakan itu pada ayahmu," kata Kalyan. Ia menarik telunjuknya dari bibir lembut Chloe. "Pulanglah sebelum jam delapan. Kalau tidak, aku akan menghancurkan festival ini untuk menemukanmu, Chloe." Ia berdiri. Lantas pergi bagai angin.

Chloe membelalak melihat kepergian Kalyan. Ia bertanya-tanya, pasti Kalyan tahu pertanyaan yang Chloe maksud. Lantas, kenapa dia menghentikan Chloe? Lalu, mengapa Kalyan meminta Chloe bertanya pada ayahnya? Chloe curiga, pasti ada sesuatu yang ayahnya sembunyikan.
Sayang sekali setelah makan malam, Ayah langsung pergi ke rumah sakit dan baru kembali besok saat aku sudah pergi sekolah ..., batin Chloe.

Ah, kenapa sulit sekali untuk mendengar jawaban satu pertanyaan itu?

°˖ ⊹ ꒰𖠔꒱ ♡

Hari ketiga festival, sekaligus penutupan.

Chloe bengong saat tangannya ditarik Lili, bahkan ketika gadis surai pirang itu berbicara, Chloe hanya berdeham singkat dan mengangguk sebagai jawaban. Entah kenapa, di hari yang agak mendung ini, ia merasa sangat 'kosong'. Kepergian Kalyan memenuhi kepala. Ia tidak ingin pria itu pergi, tapi siapa Chloe bagi Kalyan? Dia masih ragu, bahkan setelah pria itu sering memeluk dan menyentuhnya.

"Chloe? Kau tidak apa-apa?" tanya Lili. Menyodorkan minuman dingin rasa cokelat pada sang gadis. "Ini, aku membelinya untukmu."

Chloe tersenyum, lantas menerima minuman itu. Ia mengernyit ketika mendengar suara air yang mendarat di jalan, lantas mendongak dan melihat awan sudah sangat hitam. Orang-orang mulai berlari menuju gedung sekolah untuk berteduh. Chloe pun ikut sambil menarik tangan Lili. Mereka berteduh di gedung ruang guru bersama orang lain.

"Wah, apes sekali hari ini," kata Lili. Ia merasa kasihan pada anak-anak yang sudah mempersiapkan acara penutupan, jadi harus tertunda karena hujan. Hari ini, acara festival berlangsung sampai sore hari, setelah acara penutup, festival selesai. Namun, mungkin ada perubahan jadwal.

Chloe mengangguk. Ia mendongak lagi menatap langit hitam. Cuaca sekarang sama dengan suasana hati. Suram dan dingin. Chloe menghela napas. Ia tidak mau berpikir mengenai kenapa perasaannya sedalam ini pada Kalyan. Sudah pasti jawabannya karena suka. Semudah itu perasaan mendebarkan ini muncul dalam waktu yang sebentar, tapi mereka bukan sepasang mate. Pantaskah untuk berharap mereka bisa bersama? Chloe terkekeh. Itu tidak mungkin. Menjadi kekasih Kalyan, ada kemungkinan akan jadi kandidat permaisuri atau hanya selir. Namun, Chloe mendapatkan posisi seperti itu? Tidak mungkin.

Our Destin ꒰𖠔꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang