"Aku sudah memberi perintah padamu untuk tidak masuk ke area kerajaan, tapi kau meremehkanku sebagai kaisar benua ini, ya?" Kalyan menatap tajam sambil mengacungkan pedang ke leher perempuan yang bersimpuh di hadapan. "Bukan hanya orang tua. Anak para dewan pun sepertinya tidak diajarkan tata krama."
"Yang Mulia ...," panggil wanita itu—April Harist—dengan nada gemetar. Ia menatap nanar karpet merah yang menjadi pijakan. Kenapa Kaisar Gavier begitu kejam padanya? Ia hanya ingin melihat dan mengenal seseorang yang akan menjadi calon suaminya kelak.
Kalyan berdecak. "Aku bisa membaca isi kepalamu. Hentikan pemikiran tidak berguna itu. Kau pikir aku bersedia menikah dengan wanita sepertimu dan menjadikanmu permaisuri? Kau tidak memenuhi satu pun persyaratan. Bukankah Permaisuri Terdahulu selalu menolak kedatanganmu?"
"Yang Mulia! Setidaknya, biarkan saya mendekati Anda. Tidak ada yang tahu masa depan. Bisa saja saya membuat Anda punya perasaan pada saya." April mendongak. Ia terpana dengan ketampanan sang kaisar, lalu melihat bentuk tubuh yang kekar, badan yang sempurna. Dia membayang bagaimana rasanya berdua di atas tempat tidur bersama sang penguasa.
"Kau tidak mendengar peringatanku, huh?" Kalyan menekan pedang ke leher wanita itu hingga mengeluarkan darah hitam. "Berani sekali kau berpikir seperti itu."
"Yang Mulia, ini bukan kali pertama Anda berhadapan dengan wanita seperti saya. Sudah banyak wanita yang tidur di ranjang Anda," kata April.
Di sisi lain, lebih tepatnya kepada Chloe, Dax, dan Lais yang tengah melangkah menuju istana utama. Mereka berjalan cepat, melewati taman dan berbagai lorong. Dax dan Lais tidak menggunakan kekuatan mereka karena tak bisa meninggalkan Chloe, sedangkan Chloe tak bisa teleportasi karena masih tidak tahu dengan dena kerajaan.
"Tidak lama lagi kita akan sampai, Nona Chloe," kata Dax. Mereka sudah berada di dalam istana utama.
"Sebenarnya, apa yang terjadi, Dax? Ada apa dengan Kalyan?" tanya Chloe. Ia panik, tapi harus bersikap tenang. Dapat dia rasakan kemarahan dari ikatannya dengan Kalyan meskipun samar. Kenapa pria itu marah?
"Lian memberikan perintah agar Dewan Harist tidak memasuki area kerajaan, tapi putrinya melanggar perintahnya. Sekarang wanita itu berada di ruang kerja Kalyan, bersikap lancang, dan aku tidak bisa menahan amarah Lian yang sepertinya ingin membunuh anak Dewan Harist. Karena itu, aku butuh bantuan Nona Chloe," jelas Dax. Ia mengepalkan tangan. Dewan dan anaknya sama saja. Terlalu meremehkan Kalyan, sepertinya selama ini Kalyan terlalu baik menjadi kaisar hingga mereka berani bersikap seperti itu. Masalahnya, tak mudah untuk menyingkirkan para dewan, terlebih para dewan tersisa empat dari sepuluh.
"Ini sudah kedua kalinya ada yang berani secara terang-terangan menginginkan posisi permaisuri. Padahal, biasanya para wanita hanya ingin menjadi teman tidur Lian," celetuk Lais tanpa sadar. Dia langsung menutup mulut ketika menyadari ada Chloe yang tak tahu apa-apa di sini.
Aku memang pernah mendengar rumor dari Lili jika sang kaisar sering mengundang wanita ke istana ... ternyata itu benar, batin Chloe. Tidak dipungkiri ada rasa mengganjal, tapi dia lebih khawatir pada sang mate hingga berhasil menghilangkan kecemburuan itu. Terlebih, kemarahan dari ikatan mereka makin membuat Chloe kalut.
Dax berhenti di depan pintu berwarna putih. Ia menoleh ke arah Chloe. "Nona Chloe sebaiknya masuk lebih dulu."
Chloe mengangguk. Ia membuka pintu untuk mengintip dan membulatkan mata ketika melihat seorang wanita. Perempuan itu berdarah di bagian leher dengan posisi berlutut, menatap Kalyan dengan wajah memerah serta pakaian yang cukup terbuka. Mengganggu pandangan. Chloe merasa familier dengan situasi ini. Kemudian, dia sedikit terkejut ketika melihat kilatan ungu di mata wanita itu yang berwarna cokelat. Apa-apaan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destin ꒰𖠔꒱
VampirAda dua benua di dunia ini, yaitu benua Homme dan benua Sorcery. Benua Homme dihuni para manusia, sedangkan benua Sorcery berisi para makhluk supranatural. Pemimpin kedua benua ini adalah seorang vampire yang tinggal di kekaisaran Nuance, benua Sorc...
