꒰𖠔꒱ Hari Pertama

17 1 0
                                    

"Kemarilah, Chloe. Terima uluran tanganku." Kalyan mengulurkan tangan kanan. Meminta Chloe mendekat. Ia tersenyum melihat ekspresi kaget gadis itu. Kelihatan sekali Chloe ingin menolak. Namun, apa perempuan itu berani menolak perintah Kalyan yang merupakan kaisar?

Chloe menelan ludah. Lantas melangkah pelan mendekati Kalyan, lalu menjulurkan tangan untuk menggapai tangan sang pria. Ia jadi teringat ingin bertanya sesuatu pada lelaki itu. "Kalyan ... aku mau berta-"

Kalyan menarik tangan Chloe, langsung mendekap sang gadis. Tangannya yang bebas menekan kepala Chloe agar bersandar di dada bidangnya yang terbalut kemeja putih. Kalyan melepas genggaman mereka, lantas melingkari pinggang kecil Chloe dengan erat sembari mengelus punggungnya.

Chloe membelalak. Yang dia khawatirkan sejak kemarin terjadi lagi. Ia bergerak guna melepaskan diri. Namun, Kalyan memeluknya terlalu erat hingga sulit untuk mendorong pria itu. Chloe berkata, "Tolong lepaskan aku." Sejujurnya, ia merasa tidak masalah diperlakukan seperti ini oleh Kalyan. Chloe malah ... merasa nyaman? Entahlah. Namun, dia berpihak pada logika bahwa ini salah.

"Tidak mau." Kalyan tersenyum. Ia menunduk dan mengecup puncak kepala Chloe dan menghirup aroma gadis itu. Posisi ini sangat nyaman sekali. Kalyan mana ingin melepaskan Chloe.

"Kalyan, kumohon," kata Chloe. Dia mulai kelelahan bergerak. Tidak ada gunanya, jarak kekuatan mereka terlalu jauh. Chloe tidak sanggup.

Gadis ini ... benar-benar tidak merasakan apa pun, ya? batin Kalyan. Ia merasa sedih akan kenyataan itu. Dia mengernyit. "Aku tidak mau."

Chloe menghela napas. Ia menurunkan kedua tangan yang sedari tadi berusaha mendorong dada Kalyan. "Jika orang lain melihat kita seperti ini, mereka akan salah paham, Kalyan."

"Tidak apa-apa. Justru bagus kalau begitu, mereka jadi tahu kau milikku." Kalyan mengusap pinggang Chloe sensual.

Chloe mengernyit. Dia adalah milik Kalyan? Kenapa pria ini punya kesimpulan seperti itu? Chloe ingat sekali ia tidak pernah bertemu dengan Kalyan sebelum ini. Lantas, kenapa? Chloe menghela napas. Ia tidak bisa berpikir jernih sekarang terlebih Kalyan mengelus punggung dan kepalanya dengan lembut. Chloe pasrah, dia bersandar pada dada Kalyan. Entah kenapa rasanya nyaman sekali. Namun, dia teringat akan sesuatu. Tentang rumor. Chloe berkata, "Kalyan, berbahaya sekali kalau Caterina melihat kita seperti ini."

Kalyan mengernyit. Kenapa gadisnya ini membawa nama perempuan centil itu? Kalyan sangat tidak suka pada Caterina. Wanita murahan itu selalu berusaha mendekati dan menggoda Kalyan, bahkan membuat rumor bahwa dia adalah tunangan Kalyan karena mereka pernah tidur bersama, tapi hanya satu kali itu pun sebab Kalyan terpengaruh sihir hitam. Ah, sang pria paham alasan Chloe membawa nama perempuan itu. Ia menghela napas. "Dia bukan tunanganku. Mana mungkin aku menjadikan wanita dengan sifat buruk sepertinya menjadi calon permaisuri?"

Chloe mengerjap. Ia memang tidak percaya sejak mendengar rumor itu. Ternyata benar, berita ini hanyalah rumor palsu. Namun, Caterina tampaknya yakin sekali akan menjadi calon ratu. Entah kenapa ada rasa senang yang hinggap di dada. Tanpa sadar membuat Chloe tersenyum lega. Namun, ia langsung menggeleng. Apa yang terjadi padanya? Chloe membalas, "Begitu, ya."

"Betul. Jadi, apa pun yang anak itu katakan padamu, jangan dengarkan. Dia tampaknya suka sekali berbohong sama seperti ibunya," balas Kalyan jengkel. Mendengar nama Caterina saja sudah membuatnya dongkol. Ah, dia harus menjaga jarak dengan perempuan murahan itu—wanita-wanita lain juga—agar Chloe tidak berpikir yang buruk. "Aku selalu mencari momen bagus untuk menolak rumor palsu juga menyadarkan anak muda itu bahwa sangat mustahil dia berdiri di sampingku."

Chloe diam mendengar. Memutuskan untuk mengabaikan dan berkata, "Lepaskan aku. Kau harus memulai jadwalmu yang padat, Kalyan." Chloe mendongak. Ia tersentak melihat wajah tampan Kalyan. Surai putih sang pria yang berantakan pun berkilauan karena sinar matahari dari jendela, apalagi mata warna emas yang sedikit bersinar. Itu sangat memukau.

"Chloe sepertinya sangat menikmati wajah tampanku, ya?" Kalyan tersenyum lebar.

Chloe mengalihkan pandangan. Wajahnya sedikit merona merah. Dia berdeham beberapa kali guna menetralisir diri. Ah, jantungnya berdebar kencang, itu mengganggu. "Maafkan aku sudah lancang."

"Huh? Tidak masalah. Ya sudah, ayo mulai bekerja." Kalyan turun dari atas meja, tapi tidak melepas pelukannya pada Chloe.

"Kau harus melepasku terlebih dahulu, Kalyan. Aku harus membantumu," ucap Chloe.

Kalyan menghela napas. Dia sangat tidak mau. Namun, betul yang Chloe katakan. Gadis itu tidak bisa membantu pekerjaannya jika dia memeluknya terus. "Baiklah."

Chloe menghela napas. Akhirnya, dia bisa terlepas dari pelukan sang kaisar tanpa perlu melawan ataupun berdebat panjang. Ia merapikan pakaiannya yang sedikit berantakan. Lalu menatap Kalyan yang saat ini sedang duduk di kursi kerja. Chloe berkata, "Kalyan harus pergi memeriksa setiap lokasi yang menjadi tempat festival musim semi nanti."

"Ada berapa lokasi yang harus kulihat?" tanya Kalyan dengan nada serius.

"Tiga lokasi."

"Tambahkan. Aku mau berkeliling sekolah juga." Kalyan berdiri, lalu mengambil jas dan menarik dasi di sandaran tangan kursi. "Chloe, mendekatlah."

Chloe mengerjap. Ia berjalan menghampiri Kalyan dengan pelan, lalu saat sampai di depan pria itu, Kalyan menyodorkan dasi. Chloe mengangkat satu alis. "Kau ingin aku melilitkan dasi?"

Kalyan mengangguk. "Tentu saja. Sebenarnya, aku bisa memasangnya sendiri, tapi karena sudah ada Chloe, kupikir aku tidak perlu memasangnya sendiri lagi."

Chloe mengerjap bingung, lalu menghela napas. Apa ini juga tugasnya? Dia sedikit berjinjit untuk menaikkan kerah kemeja Kalyan. Lalu melilitkan dasi di sana. Ia berkata, "Apa ini juga jadi tugasku sebagai asistenmu? Aku ingat sekali tidak ada jadwal memasang dasi di file yang Kepala Sekolah kirimkan tadi malam."

"Jadwal itu terlalu padat. Kau bisa kelelahan jika mengikutinya. Aku akan meminta Dax membuat ulang jadwal baru yang tidak menyusahkanmu, Chloe." Kalyan mengulurkan kedua tangan dan menarik pinggang ramping Chloe hingga badan mereka benar-benar menempel, hanya baju yang menjadi penghalang.

Aku tidak percaya bisa bicara santai pada orang berkuasa seperti dia, batin Chloe. Ia masih fokus menyimpul dasi. Lalu setelah selesai, dia langsung menyentuh lengan kekar Kalyan yang melingkari pinggangnya. "Kalyan, tolong lepaskan." Chloe menghela napas. Apa dia harus menghadapi sikap Kalyan yang seperti ini selama satu minggu lebih?

Kalyan berdecak. Dia melepas sentuhannya dari Chloe dengan sangat tidak rela. "Baiklah, baiklah." Kalyan benar-benar harus bersabar. Kondisi Chloe yang tidak sadar akan ikatan itu membuat Kalyan tidak bisa melakukan hal yang harus sepasang soulmate lakukan. Memberikan tanda.

Herannya, apa yang membuat sang gadis tidak sadar?

Herannya, apa yang membuat sang gadis tidak sadar?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Omong-omong, karena chapter-nya udah banyak. Aku berencana untuk update dua kali seminggu, tapi masih rencana karena ceritanya belum selesai. Oke, sekian dari aku!

Ann White Flo

Our Destin ꒰𖠔꒱Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang