Chloe tiba-tiba berdebar. Dia tidak mungkin salah dengar. Pria surai putih itu adalah Kaisar Gavier? Tidak heran auranya begitu berbeda. Artinya, orang itu adalah vampire setengah demon? Chloe menelan ludah. Dia memikirkan situasi paling buruk. Apakah Kaisar Gavier mendekatinya karena ingin mengisap darahnya? Namun, Chloe tidak melakukan kejahatan apa-apa. Lantas kenapa dia melakukannya?
Jika dia Kaisar Gavier ... maka orang itu adalah tunangan Caterina? batin Chloe. Entah kenapa rumor itu jadi sedikit mengganggu sekarang.
Kepala Sekolah menerangkan maksud kedatangan Kaisar Gavier. Beliau ingin ikut mempersiapkan festival musim semi dibantu guru-guru yang bertanggung jawab untuk acara tersebut, juga mengawasi anak-anak yang bersekolah di akademi ini. Dia akan tinggal selama satu minggu tiga hari.
Kepala Sekolah berkata, "Yang Mulia Kaisar akan menggunakan ruangan khusus para petinggi di sekolah ini. Jika ada yang ingin berurusan dengan Yang Mulia. Kalian bisa mendatangi saya terlebih dahulu, lalu saya akan menyampaikannya pada Yang Mulia untuk meminta izin." Jeda sejenak. Kepala Sekolah melihat para guru yang fokus mendengarkan dan tampak paham dengan yang dia jelaskan. "Sampai di sini penyampaian saya. Yang Mulia Kaisar ingin menyampaikan sesuatu."
Kaisar Gavier diam memperhatikan para guru sebentar, lalu fokusnya kembali pada gadis surai hitam gelap dengan mata biru langit yang berdiri paling belakang. Pria ini mengepalkan tangan karena aroma manis yang berasal dari perempuan itu menguar di udara, memenuhi aula yang luas ini. Dia merasa tidak tahan, ingin rasanya menghampiri sang gadis dan merengkuhnya. Namun, dia tidak bisa melakukan tindakan gegabah di depan banyak orang.
"Saya hanya ingin menyampaikan satu hal," kata Kaisar Gavier dengan nada dingin. "Saya memerlukan satu orang dari para guru untuk dijadikan asisten dalam mengawasi persiapan festival. Guru yang bisa berbicara di depan banyak orang dan mudah berbaur dengan para siswa." Ia melirik Kepala Sekolah untuk meminta pendapatnya.
"Saya punya satu orang yang paling populer di kalangan para siswa dan terbiasa berbicara di depan khalayak umum. Sesuai dengan kriteria Anda." Kepala Sekolah melirik gadis yang berdiri paling belakang. "Namanya Chloris Emilia Lamont. Saya merekomendasikannya sebagai asisten Anda."
Itu sambaran yang sangat mengagetkan untuk Chloe. Dia mendongak menatap Kepala Sekolah dengan tatapan tidak percaya. Kenapa Beliau merekomendasikan dirinya? Dari sekian banyaknya guru di sini? Namun, memang benar bahwa Chloe adalah guru yang paling populer dan ramah pada semua murid, juga punya reputasi bagus.
"Miss Lamont, silakan maju ke depan. Yang Mulia Kaisar ingin bertemu dengan Anda," kata Kepala Sekolah.
Chloe menghela napas. Ia tersenyum sambil melangkah ke depan. Dapat dia dengar Lili sempat menyemangatinya. Chloe sedikit gemetar, bukan karena semua guru memperhatikannya, tapi karena Kaisar Gavier beserta rombongan melihat ke arah Chloe. Namun, ia tetap tersenyum dan bersikap tenang. Setelah Chloe berada di hadapan Kaisar Gavier, ia langsung membungkuk hormat. "Salam, Yang Mulia." Ia segera berdiri normal dan menautkan tangan di depan tubuh, lalu menatap Sang Kaisar. Ia sedikit tersentak karena merasakan tatapan tajam dari balik kacamata hitam milik Kaisar.
"Miss Lamont memiliki reputasi yang bagus bukan tanpa alasan, Yang Mulia," kata Kepala Sekolah ramah.
"Begitu, ya?" balas Kaisar Gavier dengan nada datar. "Baiklah. Kepala Sekolah yang sangat tahu tentang rekan-rekannya sampai berkata seperti itu. Saya akan menjadikan Miss Lamont sebagai asisten mulai besok."
Chloe menelan ludah. Ini adalah hari terburuk baginya. Menjadi asisten seorang Kaisar yang beberapa saat lalu menyentuhnya? Chloe sejujurnya tidak mau. Namun, apa dia boleh menolak seorang penguasa? Tentu saja tidak. Dia yang orang biasa menolak permintaan sang kaisar? Chloe tidak punya keberanian untuk melakukan itu.
"Bagaimana, Miss Lamont?" tanya Kaisar Gavier. Tangannya makin terkepal karena aroma vanila gadis itu.
Chloe langsung tersenyum pada Sang Kaisar. "Baik, Yang Mulia."
"Bagus." Kaisar Gavier mengangguk. "Kembali ke tempatmu."
"Baik." Chloe membungkuk hormat sebentar, lalu melangkah mundur dan berjalan cepat ke tempatnya-di barisan paling belakang.
Tidak lama setelah itu, penyambutan Kaisar Gavier berlangsung cepat. Sesudah Beliau meninggalkan aula. Para guru mulai mengelilingi Chloe dan memberi ucapan selamat. Kata mereka, menjadi asisten Kaisar Gavier sangat menguntungkan, terlebih Chloe punya kinerja yang bagus untuk masa depan yang cerah.
"Chloe, kau tidak apa-apa?" tanya Lili khawatir. Dia senang temannya ini diberi kesempatan jadi asisten sang penguasa. Namun, melihat wajah pucat Chloe dan tubuhnya yang agak gemetar, sepertinya Chloe sangat syok.
"Aku kaget." Chloe menghela napas. Dia melihat sekeliling saat para guru tidak fokus padanya lagi. "Apa aku boleh menolak permintaan itu? Pasti tidak bisa."
"Sebenarnya, di antara para guru, hanya kau yang paling rajin." Lili mengangkat bahu. "Sudah pasti Kepala Sekolah memilihmu."
Chloe bersedekap. Tubuhnya benar-benar bergetar. "Aku tiba-tiba menyesal telah bersikap jadi guru teladan."
Lili mengernyit. "... Tidak biasanya kau bersikap pesimis begitu, Chloe. Kau selalu optimis untuk mencoba hal baru."
"Ini berbeda, Lili. Yang aku hadapi adalah penguasa dunia," kata Chloe. Ia menghela napas guna menenangkan diri. Andai saja Kaisar Gavier tidak menemuinya beberapa saat lalu sebelum penyambutan, Chloe mungkin tidak akan sekaget ini. Yah, tidak ada pilihan lain. Dia harus menghadapinya. "Aku harus mempersiapkan diri untuk besok."
Lili mengangguk. "Kalau butuh bantuan, panggil saja aku." Ia menggenggam tangan Chloe dan mengangkatnya ke atas. "Chloe pasti bisa!"
Chloe tersenyum lembut dan mengangguk. Ia juga terkekeh karena tingkah Lili walaupun sang gadis masih syok. Chloe menghela napas lagi. Besok akan jadi hari paling berat, tapi semoga saja tidak begitu. Ia berharap Kaisar Gavier tidak macam-macam padanya seperti yang dia lakukan beberapa waktu lalu. Namun, ada yang aneh ... kenapa Chloe tidak merasa tidak nyaman pada pria itu? Justru, ia tak masalah, dia juga tidak marah sedikit pun. Hanya kaget saja.
Omong-omong, kenapa dia melakukan itu padaku? batin Chloe.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Destin ꒰𖠔꒱
Ma cà rồngAda dua benua di dunia ini, yaitu benua Homme dan benua Sorcery. Benua Homme dihuni para manusia, sedangkan benua Sorcery berisi para makhluk supranatural. Pemimpin kedua benua ini adalah seorang vampire yang tinggal di kekaisaran Nuance, benua Sorc...